=Kencan?=

305 70 15
                                    

JENAKA

-

-

-

-

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

Nggak mau turun?” sahut Dewa pada Jena yang masih nangkring di jok motornya. Padahal Dewa sudah berdiri di depan gerbang rumah Julian.

Jena tersadar dari lamunannya. “Ngapain lo ngajak gue ke sini, Marjono?” Jena paling sungkan bila harus ke rumah orang yang sama sekali belum akrab dengannya. Kemarin waktu ke rumah Dewa saja Jena masih sedikit canggung meski dirinya dekat dengan Dewa juga Mirna yang menyambutnya dengan ramah.

“Ketemu tante Heni, nyokapnya Julian. Ayo turun.”

Jena menggeleng pelan, “nggak mau. Malu ah, bukan keluarga juga.”

“Emang kenapa kalo bukan keluarga?”

“Ya malu aja,” kekeuh Jena yang masih enggan turun dari motor Dewa.

“Alah biasanya juga lo malu-maluin! Ngapain sekarang jadi malu-malu?”

“iH! Itu beda tau! Kalo-”

“Turun, Jena. Lo buang-buang waktu aja sih.”

“Ya udah sana masuk aja. Repot amat sih!”

“Turun nggak?” Dewa mulai melemparkan tatapan seriusnya. Selanjutnya mendekati Jena.

“Apaan sih, Marjono! Sana kalo mau masuk, masuk aja. Gue di sini aja.”

“Turun atau gue turunin?” mata Dewa membidik Jena dengan nyalang.

Jena menelan salivanya dengan kasar, apalagi wajah Dewa sekarang dekat sekali dengan wajahnya. “Lo kenapa sih?”

Dewa semakin mendekat, “gue tekanin, turun sendiri atau gue turunin?” tangan Dewa sudah mengangkat tangannya untuk menyentuh pinggang Jena.

“AAAAAAAAA! IYA IYA GUE TURUN SENDIRI! JAUHIN TANGAN LO!” teriak Jena dengan sangat begitu kencang hingga membuat telinga Dewa berkedut.

Dewa meringis sembari mengusap telinganya masih berdengung, “anjir banget suara lo! Hampir pecah gendang telinga gue.”

“Dewa? Ada apa ini?” seorang wanita paruh baya datang membuka gerbang. Beliau mendadak penasaran saat mendengar suara teriakan cewek dari luar pintu gerbang. Memang benar sih saking kerasnya teriakan Jena, seseorang yang ada di dalam rumah sana sampai bisa mendengarnya.

JENAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang