=Frustasi=

325 74 5
                                    

JENAKA

-

-

-

-

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

"Frustasi?" Jena tersenyum miris mengingat ucapan Dewa tadi siang. "Gue bikin dia frustasi?"

Jena termenung di balkon kamarnya. Bukan hanya Dewa yang frustasi. Jena juga tak kalah frustasinya. Di satu sisi Jena sudah sedikit lega karena akhirnya dia sudah meluapkan perasaannya selama ini pada Dewa. Namun di sisi lain Jena juga resah karena berpikir jika tindakannya ini justru membuat Dewa tidak nyaman.

Ah, bukannya sudah jelas? Jena tidak memaksa Dewa untuk memberi jawaban atas perasaannya. Jena hanya ingin menyatakan perasaannya, itu saja. Soal Dewa yang menerimanya atau tidak biarlah menjadi urusan waktu. Jena butuh waktu lebih lama lagi bersama Dewa agar cowok itu mau menerimanya. Seperti yang dibilang Mirna.

"Ngapain ngelamun di sini?" sahut Juna yang sudah duduk di kursi kosong sebelah Jena.

"Nyari angin," balas Jena tanpa menoleh ke arah Juna.

Juna memandang Jena tak terbaca, lalu mengehela pelan. Inikah waktunya? "gue mau ngomong sesuatu, Jen," tukas Juna pelan.

Jena menoleh ke arah Juna dengan wajah datar. "Gue udah tau topik pembicaraan lo." Ya, tentu saja pasti soal Dewa. Tebak Jena telak.

"Bener," cicit Juna seolah tahu apa yang ada di pikiran Jena. "Sekarang gue akan angkat bicara soal alasan gue benci sama Dewa."

Jena menautkan jari-jarinya dengan erat di atas pahanya. Entah kenapa Jena mendadak panas dingin saat Juna memang ingin membahas Dewa. Jena tidak siap, namun mau tidak mau Jena harus tahu hal yang selama ini membuatnya penasaran setengah mati. Alasan Juna membenci Dewa.

"Lo pasti udah tahu cerita tentang Dewa yang nyalonin diri sebagai ketua OSIS demi Vellicya," tukas Juna yang mendapat anggukan Juna. Juna tertawa kecil lantas menundukkan wajahnya menghadap lantai, "lo pasti nggak percaya kalo gue dulu juga salah satu kandidat ketua OSIS."

Jena terlonjak di tempatnya, "seriusan lo?" jelas saja Jena kudet tentang hal itu. Jangankan tahu siapa calon kandidat, tahu wajah Dewa sebagai ketua OSIS saja baru waktu itu setelah Dewa menjabat selama tiga bulan. Bayangkan saja, tiga bulan pemilihan ketua OSIS telah berlalu, dan Jena baru tahu wajah sang ketua OSIS. Yang Jena tahu hanya cogan anak musik dan anak basket yang memang wadahnya para cogan Ganus.

"Gue udah menduganya, lo kan orangnya kudet," sinis Juna.

"Bukannya kudet, gue emang nggak mau tau. Nggak penting juga bagi gue," balas Jena congkak.

JENAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang