Prologue

218 13 0
                                    

"Nu, lo percaya gak kalau perempuan baik-baik akan ketemu lelaki yang baik juga?"

Rendy bertanya pada Danu seraya menatap langit-langit kamarnya. Sambil merebahkan tubuh mereka di atas tempat tidur milik Rendy yang berada di kamarnya. Hanya saja, Danu sedang asyik sendiri mendengarkan musik dengan headphone ­yang menempel di kedua telinganya.

"Lo dengerin gue gak sih, Nu?" Rendy mencabut kabel headphone dari telepon genggam milik Danu.

"Ah, elah! Gue denger, Ren. Lo masih mau ngejar dia?" jawab Danu sambil mencopot headphone dari kepalanya.

Danu merubah posisi tidurnya tepat menghadap Rendy, "Kenapa gak cari yang pasti-pasti aja sih, Ren?"

"Gak bisa gue. Gue udah janji sama diri gue sendiri." jawab Rendy.

"Mau sampai kapan? Itu juga kalau dia belum nikah atau tunangan."

"Emangnya lo tau siapa orangnya?"

Danu mengangkat bahunya mengisyaratkan bahwa dia tidak tahu jawaban atas pertanyaan Rendy.

"Emang siapa sih yang ngasih burung kertas itu?" tanya Danu penasaran.

Rendy beranjak dari tempat tidurnya. Dia berpindah tempat menuju kursi yang ada di depan mejanya menghadap jendela sambil melihat langit di siang hari. Seakan-akan bayangan gadis itu berada di atas awan.

"Nah, kan. Sekarang malah ngelamun. Gue tanya gak dijawab." Danu berkata sedikit kesal lalu memasang headphone miliknya kembali dan mendengarkan musik.

Ada sebuah burung kertas yang berdiri di atas meja milik Rendy. Burung kertas berwarna merah muda dengan tulisan penuh cinta di dalamnya yang membuat Danu penasaran. Burung kertas itu disimpan oleh Rendy baik-baik dari bangku sekolah hingga saat ini.

Burung Kertas Merah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang