Part 1

63.4K 2.4K 24
                                    

Sakit. Mungkin itu hanya ungkapan sederhana yang biasa orang gunakan namun memiliki banyak arti di dalamnya. Begitupun dengan Hazel Kneiling yang kini sedang melangkah masuk ke gedung dimana sedang diadakannya sebuah acara pernikahan. Hazel memiliki arti tersendiri menganai sakit yang ia alami.

Bagi Hazel, sakit yang ia rasakan adalah sakit yang tak tergambarkan. Sakit yang ia alami terasa sangat dalam di hatinya dan berdampak besar untuk fisiknya. Untuk melangkah saja rasanya begitu berat dan terasa lemas apalagi jika nanti ia sudah berhadapan dengan Noah Branson-mantan kekasihnya-. Hazel bahkan tak bisa bayangkan bagaimana nanti ia akan berhadapan dengan Noah dan istri nya untuk memberikan ucapan selamat. Rasanya sangat berat dan tidak sanggup, terlebih setelah apa yang Noah lakukan padanya.

"Hazel, angkat kepalamu! Jangan biarkan lelaki itu melihatmu terpuruk!" Jase Rowen-managernya- berbisik di telinga Hazel.

Hazel melirik lelaki itu. "Jase, sudah kubilang bahwa datang kesini bukanlah ide yang bagus."

Jase menahan decakannya. Sebenarnya ia sudah lelah dan gemas sekali kepada Hazel yang terus-terusan menghidari masalahnya. "Hazel aku mengajakmu kesini bukan untuk meratapi nasib, tapi aku ingin kau menunjukan bahwa kau wanita yang kuat. Tunjukan pada si brengsek yang sudah merendahkanmu itu bahwa kau lebih bahagia darinya."

Hazel mendengus keras. "Bagaimana caranya? Aku bahkan datang kesini bersamamu, aku tak mungkin mengaku-aku sebagai kekasihmu sementara semua orang tahu bahwa kau adalah managerku."

Jase memutar matanya. "Itulah mengapa sebelumnya aku menyuruhmu untuk mengajak teman pria. Namun kau tak mau."

"Lalu aku harus bagaimana?"

Jase menatap Hazel sejenak, mereka menghentikan langkahnya. "Bagaimana kalau kau cari lelaki di sini dan minta tolong padanya untuk menjadi kekasih bohonganmu?"

Seketika bibir Hazel menganga. "Kau gila ya?! Aku tidak mungkin melakukan itu! Lagian mana ada yang mau melakukannya?! Kebanyakan mereka datang bersama pasangannya Jase."

"Shh.. tenanglah Hazel."

"Bagaimana aku bisa tenang?!"

"Ini demi kebaikan dan harga dirimu Hazel."

Hazel menatap Jase malas.
"Kau harus membalas apa yang sudah Noah lakukan padamu. Setelah lelaki itu menolakmu berkali-kali dan merendahkanmu maka sekarang saatnya kau tunjukan pada si brengsek itu bahwa kau bisa melupakannya."

"Aku tahu Jase, tapi masalahnya siapa pria yang bersedia melakukan itu denganku?"

Jase menatap gemas. "Kau itu Hazel Kneiling dan kau sangat terkenal. Hanya lelaki bodoh sejenis Noah yang berani mencampakkanmu."

Hazel menghela napasnya lelah. "Sudahlah, aku mau cari makanan dulu. Kau, carilah lelaki itu dan tunjukan pada Noah jika kau bisa bahagia darinya dan mendapatkan lelaki yang lebih diatas si brengsek itu," ujar Jase lalu melangkah pergi menuju tempat khusus makanan yang sudah disediakan untuk tamu undangan.

Hazel berdecak kesal. Ia akhirnya berjalan berkeliling untuk mengikuti saran sesat dari Jase. Hazel mengedarkan pandangannya. Tak satupun ada lelaki yang menarik hatinya, setidaknya lewat wajahnya saja. Ada memang beberapa namun kebanyakan mereka datang bersama pasangannya. Hazel tidak mungkin bukan mengajak pria itu begitu saja, yang ada ia pasti akan menjadi bulan-bulanan media karena terlibat pertengkaran bersama wanita hanya karena kekasih bohongan saja.

Hazel menghentikan langkahnya, ia mengambil segelas cocktail dari pelayan yang menawarinya. Ia sedikit meneguknya. Rasanya ia ingin menyerah dan pulang saja. Ide Jase pasti tak akan berguna dan membuat Noah kembali padanya. Hazel memang sakit hati pada Noah, namun jika saja Noah ingin kembali padanya Hazel pasti dengan senang hati akan menerima Noah.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang