Part 27

12.3K 969 25
                                    

"Jase, akan sampai kapan kau mendiamiku?"

Jase tak menggubrisnya, ia justru sibuk merapikan barang-barang Hazel setelah melakukan photoshoot.

Hazel mendesah pelan. "Kau tau, meskipun kau bersikap seperti ini, itu tak akan merubah keputusanku."

Jase lalu mengalihkan perhatiannya pada Anne. "Anne, bisa minta tolong bawakan ini ke mobil?"

"Oke." Lirih Anne yang terlihat canggung karena suasana antara Hazel dan Jase yang sangat aneh. Anne langsung melangkah keluar meninggalkan Hazel dan Jase berdua di ruang make-up.

Hazel masih belum mengalihkan perhatiannya dari Jase. Rasanya aneh sekali Jase bersikap sedingin itu padanya. "Jase, jika yang kau khawatirkan adalah orang tuaku, jangan pikirkan itu. Orang tuaku akan menjadi urusanku, aku akan menjelaskannya kepada mereka."

Jase yang sedari tadi enggan menatap Hazel akhirnya menghembuskan napas panjang. Ia menatap Hazel kesal. "Aku hanya tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu Hazel."

Hazel terdiam, ia mengalihkan tatapannya pada lantai.

"Jelas-jelas Sarah Winston itu salah, namun kau ingin membatalkan tuntutannya hanya karena dia istri Jericho Winston. Ada apa denganmu Hazel?"

Hazel bergeming, matanya semakin lekat menatap lantai di bawahnya.

"Sejak awal pertemuanmu dengan Jericho itu sudah salah. Dia selalu menyebabkan masalah untukmu, lalu kini istrinya juga melakukan hal yang sama. Kau kira aku akan diam saja membiarkan mereka menghancurkan karirmu?"

Mata Hazel terpejam untuk beberapa detik kemudian dengan cepat ia menatap Jase. "Aku tidak pernah merasa dirugikan selama mengenal Jericho dan lagi, dia juga bukan penyebab dari semua masalah yang aku alami."

Bibir Jase terbuka, ia menatap Hazel tak percaya. Bibirnya menyungging, ia tersenyum kecut.

"Kurasa kau memang harus tahu tentang satu hal Jase."

Jase menatap Hazel lewat sudut matanya.

"Aku mencintainya."

Seketika pupil mata Jase melebar. Bibirnya terasa kelu dan semua kata-kata yang ingin ia katakan mendadak hilang begitu saja tertahan di tenggorokannya. "Apa?"

"Aku mencintai Jericho Winston."

***

Jericho menatap Sarah yang kini sedang duduk di hadapannya. Siang ini Sarah membawakan makan siang untuknya dan itu adalah kejutan untuk Jericho. Sarah pertama kalinya melakukan hal tersebut selama ia menikah dengan Jericho, dan hal itu membuat Jericho merasa heran dengan perubahan-perubahan sikap Sarah terhadap dirinya belakangan ini.

"Aku tidak ingin tahu urusanmu, namun jangan membuat masalah di luar sana," ujar Sarah setelah menyadari luka lebam di sudut bibir Jericho.

Jericho hanya terdiam sambil memperhatikan Sarah yang sedang membuka bekal makan siang untuknya.

Sarah menggeser kotak makan yang ia buka ke hadapan Jericho. "Aku harap rasanya tidak mengecewakanmu."

Jericho menatap kotak makan itu beberapa saat, ia lalu mengambil sendok dan perlahan melihatnya. Jericho melahap makanan itu dalam hening, hingga beberapa suap kemudian Jericho beralih menatap Sarah yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Ada apa denganmu akhir-akhir ini?"

Sarah mengedipkan matanya, ia mengedikkan bahu ringan. "Aku hanya ingin bersikap baik kepadamu sebelum kita bercerai."

Jericho terdiam, ia meletakkan sendok di atas kotak makannya lalu meneguk air mineral hingga tersisa setengah.

"Setidaknya aku ingin kau mengingatku pernah bersikap baik sebagai istrimu nanti," lanjut Sarah.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang