Sarah Winston. Nama itu terus berputar-putar di kepalanya hingga membuat Hazel tidak bisa berpikir jernih seolah pikirannya melayang begitu saja.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Samuel ketika melihat ekspresi Hazel dengan tatapan mata kosong.
"Aku ingin pulang," Lirih Hazel.
Samuel beranjak dari duduknya kemudian menggenggam tangan Hazel dan membawanya keluar dari kantor polisi. Ketika sampai lobi ada banyak wartawan yang sudah menunggu dan melihat Hazel bersama Samuel keluar mereka langsung menyerbu keduanya dengan jepretan kamera dan berbagai pertanyaan. Samuel maupun Hazel tak memberikan statement apapun, mereka langsung masuk ke mobil yang sudah disiapkan oleh Jase dan Louis sementara petugas polisi berusaha mengamankan keadaan agar wartawan tidak mendesak Samuel dan Hazel.
Sampai di apartemen Hazel duduk di sofa ruang tamunya sambil memijat pelipisnya. Ia merasakan tiba-tiba saja kepalanya sangat pusing. Samuel datang membawakan segelas air minum untuk Hazel yang langsung diteguknya. Jase dan Louis juga ikut duduk setelah mengambil makanan dari petugas delivery.
Samuel masih menatap Hazel, ia merasakan ada hal yang Hazel sembunyikan darinya. Wanita itu mendadak berubah setelah bertemu dengan pelaku yang menyebarkan fotonya.
"Kau pasti terkejut setelah melihat pelakunya. Sayang sekali dia harus menghabiskan masa tuanya di penjara," Ujar Jase sambil membuka bungkus makanannya.
"Bagaimanapun dia layak dihukum." Tambah Louis.
Hazel menggeleng. "Bukan karena itu. Tapi ...."
Ketika orang di ruangan itu langsung terdiam menunggu ucapan Hazel selanjutnya."Tapi?" Tanya Samuel yang tidak sabar.
"Dia melakukan itu karena dibayar oleh seseorang."
"Maksudmu?!" Pekik Jase tak mengerti.
"Sarah, Sarah Winston menyuruhnya melakukan itu."
"Apa?!!" Louis dan Jase memekik bersamaan.
Sementara Samuel terdiam membeku, otot lehernya menegang setelah mendengar nama wanita itu. Samuel mendengus keras."Aku bingung harus bagaimana." Hazel menatap Samuel dengan kalut.
Samuel menatap Hazel lembut, ia lalu memegang kedua tangan Hazel dengan kedua tangannya.
"Hazel, kita harus melaporkannya."
"Tapi... dia isteri Jericho Winston."
"Lalu kenapa kalau dia istri Jericho Winston?!" Jase menjadi berang. "Justru kita harus melaporkannya agar wanita itu jera."
Hazel menatap Jase frustasi, Jase bahkan tak mengerti.
"Hazel, dia yang membuatmu seperti ini, dibenci oleh banyak orang. Apakah kau akan baik-baik saja jika membiarkannya begitu saja?"
Hazel beralih menatap Samuel lalu perlahan ia menunduk. Hazel bingung harus bagaimana, ia memang sangat marah dan ingin mengirim wanita itu ke penjara, tapi di sisi lain Hazel teringat dengan Jericho, ia pasti akan sangat sedih jika mengetahui fakta ini. Bagaimanapun Sarah adalah istrinya, Jericho sudah cukup menderita dan Hazel tidak bisa membiarkan Jericho harus menderita lagi jika Sarah sampai terjerat hukum. Ia tak ingin Jericho membencinya.
Hazel menggeleng pelan. "Aku tidak bisa. Aku akan mencabut tuntutannya," lirih Hazel, ia lalu melepaskan genggaman tangannya dari Samuel dan pergi menuju kamarnya.
"Apa?!! Hazel! Kau sudah gila?!!" Teriak Jase yang sangat marah.
Samuel hanya terdiam sambil menghembuskan napas panjang. Ia menoleh untuk menatap Hazel yang kemudian menghilang ke kamarnya.
Jase hendak menghampiri Hazel namun Louis langsung mencegahnya.
"Jase, tenanglah!" ujar Louis.
"Hazel sudah gila! Aku tidak bisa membiarkannya! Tidakkah ia sadar apa yang sudah wanita itu lakukan?! Bagaimana mungkin ia mencabut tuntutannya begitu saja?!"
Samuel menatap Jase, ia juga marah, sangat marah, namun Samuel berusaha menerimanya menelan amarahnya lalu menguburnya. Karena ia tahu mengapa Hazel bersikap seperti ini. Hazel terlalu mencintai Jericho sehingga membuat Hazel tak ingin melukai perasaan Jericho dengan memenjarakan Sarah.
Samuel beranjak berdiri, ia lalu mengambil kunci mobilnya yang ada diatas meja. "Aku pergi dulu, kau bisa pulang dengan Jase," Ujarnya pada Louis.
"Kau mau kemana?"
Samuel tak menjawab, ia berlalu begitu saja menuju pintu keluar. Kini giliran Louis mendesah frustasi. Sepertinya pekerjaan mengurus artis memang pekerjaan yang bisa membuat mereka gila.
***
Jericho mengalihkan perhatiannya ketika telpon kantornya berdering, ia langsung menerimanya dan ternyata itu adalah dari sekretarisnya. Ia mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya.
"Siapa dia?"
"Samuel Lee, sir."
Jericho sontak terdiam, namun dengan cepat ia mengembalikan kesadarannya.
"Baik, ajak Mr. Lee masuk ke ruangan saya."
Tak lama kemudian pintu ruang kerja Jericho terbuka. Jericho melihat sekretarisnya yang pertama muncul, lalu Samuel Lee berada di belakangnya.
"Selamat siang Sir."
"Siang, terima kasih."
Sekretaris Jericho langsung izin meninggalkan ruangan setelah mempersilahkan Samuel masuk, terlihat wajah sekretaris itu sangat nervous ketika menatap Samuel.
Kini di ruangan ini hanya ada Jericho dan Samuel yang masih belum mengatakan apapun. Jericho masih tak percaya ini pertama kalinya ia bertatap muka secara empat mata seperti ini dengan Samuel Lee. Ia hendak mempersilahkan Samuel duduk, namun sebelum ia melakukan itu tiba-tiba saja sebuah tinju keras mengenai wajahnya hingga terlempar ke samping. Jericho terkejut, matanya menatap Samuel tajam sambil memegang sudut bibirnya, terdapat sedikit noda darah di sana.
"Maaf. Aku hany ingin memukul wajahmu."
Jericho terdiam, dengan tatapan sengit ia menghembuskan napas panjang. Tak menyangka bahwa Samuel memukulnya secara tiba-tiba.
"Sepertinya kau sudah tahu bahwa aku pernah memiliki hubungan dengan Sarah."
Rahang Jericho mengetat, napasnya berhembus cepat. "Apa yang ingin kau katakan?"
Samuel menatap Jericho dengan sengit. "Jangan pernah dekati Hazel lagi."
Rahang Jericho mengetat. "Aku tidak pernah tertarik untuk mendekatinya."
"Baguslah kalau begitu. Semoga itu berlaku untuk selamanya, karena kau tidak pantas untuk Hazel," Ujar Samuel lalu ia berbalik untuk meninggalkan Jericho.
"Bagaimana pun, nyatanya, dia lebih menyukaiku dari pada dirimu. So I won."
Samuel yang hendak menarik pintu sontak terhenti ketika mendengar Jericho mengatakan itu. Ia tahu bahwa ucapan Jericho hanya sebuah konfrontasi untuknya, sebab itu Samuan hanya mengepalkan tangannya dengan kuat, lalu memutuskan untuk melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan Jericho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Wrong✔️
RomanceHidup Hazel Kneiling jungkir balik ketika bertemu dengan Jericho Winston. Seorang lelaki dengan pesona luar biasa dan mampu memikat wanita hanya dengan tatapan mata. Pertemuan Hazel dan Jericho berawal ketika Hazel mengaku-ngaku sebagai kekasih Jeri...