Part 43

11.5K 852 21
                                    

Hari itu adalah hari yang sibuk untuk Jericho. Ia bahkan baru saja kembali dari Hongkong sehari yang lalu, dan Jericho belum bertemu dengan Hazel sejak satu minggu yang lalu. Beberapa kali Jericho melirik jam yang sebentar lagi menunjukkan waktu makan siang, sementara tangannya sibuk bergerak diatas keyboard. Ia sudah memiliki janji dengan Hazel untuk bertemu dan makan siang bersama. Rasanya Jericho sudah tidak sabar karena ia sudah sangat merindukan Hazel.

Tak lama kemudian setelah menyelesaikan pekerjaannya, Jericho langsung beranjak berdiri dan memakai jas-nya. Ia mengambil kunci mobil dan ponselnya, namun perhatian Jericho beralih ketika pintu ruangannya terbuka begitu saja. Tatapan Jericho bertemu dengan tatapan Sarah. Wanita itu terlihat membawa sesuatu di tangannya. Sarah lalu melangkah dengan cepat menghampiri Jericho. Sementara itu, tatapan Jericho mengikuti gerak-gerik Sarah. Dahinya sedikit mengerut seakan meminta penjelasan kepada Sarah. Sarah kemudian meletakkan map yang ia bawa di atas meja kerja Jericho dengan gerakan kasar. Mata tajamnya kembali menatap Jericho yang lebih tinggi darinya.

"Aku tidak bisa bercerai denganmu."

Jericho menatap Sarah dengan wajah tak mengerti. "Apa maksudmu?"

"Aku hamil."

Jericho terdiam untuk beberapa saat, matanya berubah menjadi kilatan tajam. Ia mengambil map yang Sarah letakan di mejanya, dengan gerakan pelan namun tegas Jericho membuka map tersebut dan mengeluarkan isinya. Ia melihat surat cerai yang belum ditandatangani dan sebuah amplop dari rumah sakit. Jericho membuka amplop itu dengan kasar sementara matanya sesekali melirik Sarah. Matanya bergerak membaca isi surat itu dengan teliti.

Rahang Jericho mengeras, tangannya memegang surat itu dengan erat. "Siapa ayah bayi itu?"

Sarah hanya terdiam.

"Kau tidak mau memberitahuku?"

Ia tetap tak menjawabnya.

"Baiklah kalau begitu, aku tidak peduli dan aku akan tetap menceraikanmu."

Mata Sarah melebar. "Tidak! Kau tidak bisa menceraikanku!"

"Kau gila?! Bayi itu bukan anakku! Dan aku yang harus bertanggung jawab?!" Jericho tidak peduli jika suaranya bisa terdengar hingga luar ruangannya. Kesabaran lelaki itu sudah habis, Sarah sudah sangat keterlaluan terhadap dirinya.

Melihat wajah berang Jericho, Sarah pun menciut. "Aku hanya ingin kau bertahan hingga anak ini lahir Jericho. Setelah itu kau bisa menceraikanku."

Jericho menggeleng pelan, ia tidak habis pikir. Ia lalu melangkah hendak meninggalkan Sarah.

"Jika kau tetap menceraikanku aku akan menyebarkan semua bukti kebersamaan kalian!"

Langkah Jericho terhenti. Keduanya lalu berbalik agar bisa menatap satu sama lain.
Sarah dengan mata tajamnya dan Jericho dengan wajah dinginnya.

"Aku memiliki semua bukti kebersamaanmu dengan Hazel. Maldives, apartemennya, dan masih banyak lagi. Jika sampai itu semua tersebar, kau pikir apa yang akan terjadi dengannya? Bagaimana orang-orang akan menilainya? Aku? aku yang akan dikasihani, karena bagi mereka aku adalah korbannya. Terlebih jika orang-orang tahu aku sedang hamil saat ini, dan kau memaksa tetap ingin menceraikanku. Bayangkan Jericho, apa yang akan terjadi dengan Hazel? Media lebih kejam dari apapun."

Tubuh Jericho menegang, matanya menyipit tak percaya.

"Kau benar, seharusnya kita tidak pernah menikah." Kemudian Jericho berbalik membuka pintu ruangannya lalu menutupnya dengan kasar.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang