Jase berjalan mondar-mandir di dalam ruang kerjanya sementara Hazel hanya duduk sambil menatap Jase dengan raut tanpa dosa. Berbanding terbalik dengan Jase, rasanya lelaki itu ingin sekali terjun dari ruang kerjanya saat itu juga.
"Jase, hentikan. Aku pusing melihatmu yang tidak bisa diam," ujar Hazel dengan kesal.
Jase menghentikan gerakannya tepat dihadapan Hazel, wajah lelaki itu memerah matanya melotot seperti tak percaya mendengar ucapan Hazel yang seakan tak terjadi apapun.
"Pusing katamu? Aku lebih pusing Hazel! Kepalaku rasanya ingin meledak!" ucap Jase dengan gemas.
Hazel memutar matanya. "Tidak bisakah kau duduk lalu kita membicarakannya dengan tenang? Kau tak perlu heboh seperti itu."
Jase mendengus frustasi. "Bagaimana bisa aku tenang setelah perbuatanmu semalam membuat heboh semua orang?! Yang ada aku semakin gemas denganmu Hazel!"
"Bukankah kau sendiri yang memintaku melakukannya. Mengapa jadi aku yang disalahkan?"
"Tapi tidak dengan lelaki yang sudah beristri, Hazel ..." ujar Jase dengan bibir merapat dan mata melotot.
Hazel memajukan bibir bawahnya. "Mana aku tahu jika ternyata ia sudah memiliki istri, yang aku tahu ia tidak bersama pasangannya ketika di pesta itu dan dia terlihat santai-santai saja meskipun aku cium."
"Tapi lihat akibatnya! Kau juga yang jadi sasaran! Sekarang media malah membuat berita yang berlebihan! Tuhan ... Harus bagaimana aku mengatakannya agar kau mengerti!"
Hazel menghela napas, ia beranjak berdiri lalu memegang lengan Jase sementara Jase tidak mau menatapnya.
"Jase, tenanglah ... Aku bisa menghadapinya. Kita bahkan sudah pernah mengalami situasi yang lebih buruk dari ini. Kita hanya perlu melakukan konferensi pers dan semuanya selesai."
Jase menghela napas, ia melirik Hazel. "Dan apa yang akan kau jelaskan nanti di konferensi pers?"
Hazel menelan salivanya. "Ya ... Bilang saja jika saat itu aku sedang dalam kondisi tidak sadar."
Jase tergelak lalu melepaskan tangan Hazel dari lengannya. "Dan kemudian akan muncul berita Hazel Kneiling semakin menggila setelah ditinggal menikah oleh mantan kekasihnya."
Hazel melipat tangannya di depan dada. "Aku tidak peduli!"
Jase menatap Hazel dengan wajah kesalnya, hingga kemudian pintu ruangan Jase terbuka begitu saja. Darrel Kneiling dengan langkah lebar memasuki ruangan itu.
Tatapan Hazel melebar. "Darrel!" ia langsung mendekap kakaknya.
Darrel menghela napas. "Hazel, lepaskan."
Dengan kesal Hazel melepaskan dekapannya. "Ish, kau kenapa sih?!"
Mata Darrel memicing. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?"
Hazel berdecak. "Baca saja sendiri beritanya atau kau bisa lihat di acara gosip."
"Aku tidak akan melakukannya karena aku hanya ingin mendengar penjelasan darimu."
Hazel mendengus, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Bagaimana ya.. Jadi pada intinya aku datang kepernikahan Noah lalu mencium lelaki asing dan mengaku sebagai kekasihnya hanya untuk balas dendam kepada Noah. Tapi ternyata aku salah sasaran, lelaki itu sudah beristri dan sekarang muncul beritaku dimana-mana."
Darrel terdiam sejenak, ia menghembuskan napas panjang.
"Hazel ... Kau memang sinting," gerutu Darrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Wrong✔️
RomanceHidup Hazel Kneiling jungkir balik ketika bertemu dengan Jericho Winston. Seorang lelaki dengan pesona luar biasa dan mampu memikat wanita hanya dengan tatapan mata. Pertemuan Hazel dan Jericho berawal ketika Hazel mengaku-ngaku sebagai kekasih Jeri...