Part 29

12.3K 923 19
                                    

Jericho melangkah memasuki sebuah ruangan yang sudah disulap menjadi ruang pesta sederhana untuk acara pesta bujangan yang diadakan untuk sahabatnya yang besok akan menikah. Dari kejauhan ia melihat ada sekitar lima lelaki yang sudah duduk di sebuah meja bundar. Thomas, calon mempelai pria tersenyum padanya ketika melihat Jericho yang melangkah menghampiri meja tersebut.
Thomas melambaikan tangannya, Jericho membalas senyum Thomas. Sudah lama sekali rasanya dia tidak berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

"Hei! Bagaimana kabarmu?" Sapa Thomas sambil mendekap Jericho singkat.

"Baik, sangat baik," ujar Jericho dengan senyum cerah dibibirnya.

"Lihat, siapa yang datang."

Jericho langsung mengalihkan perhatiannya pada pria-pria yang sedang duduk. Senyum Jericho semakin mengembang ketika melihat wajah-wajah yang sudah sangat lama tidak ia lihat. Ian, sahabatnya yang paling tidak bisa diam. Chris, sahabat yang selalu mencontek PR-nya saat jaman sekolah dulu. Lukas, orang yang paling mengerti Jericho di antara sahabatnya yang lain, dulu mereka sering dikira kakak-beradik saking akrabnya. Terakhir adalah Samuel.

Dahi Jericho mengerut ketika melihat Samuel Lee berada di sana, duduk disebelah Lukas dengan tatapan dingin ke arahnya.

"Oh, Jericho kenalkan, Samuel Lee, dia adalah sepupuku."

Jericho beralih menatap Thomas, lalu kembali menatap Samuel. Dengan gerakan santai Samuel mengulurkan tangannya. Jericho menjabat tangan Samuel, mereka saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat.

"Jericho Winston."

"Samuel Lee."

***

"Aku sudah mengatur jadwalmu untuk photoshoot bersama Samuel."

Hazel mengunyah snack-nya dengan santai sambil menonton tayangan kartun yang ada di televisi.

"Aku ingin liburan."

"Kau kira aku juga tidak mau?"

Hazel melirik Jase kesal. "Kau yang mengatur jadwalku, jadi berhenti menerima tawaran untuk satu bulan kedepan."

"Kenapa kau menyalah aku? Kau sendiri yang memintanya. Dua bulan ini kau bekerja seperti orang gila, kau tahu. Aku sampai diomeli oleh Mrs. Kneiling karena pola makan dan waktu tidurmu yang tidak karuan."

Mata Hazel kembali melihat tayangan televisinya, ia mengambil snack lalu mengunyahnya.

"Kalau begitu atur waktu liburku setelah photoshoot bersama Samuel nanti."

"Baik Madam..."

***

Meja bundar yang diisi oleh enam pria itu kini tak rapih lagi. Terdapat gelas-gelas yang berisi sisa minuman mereka, sisa snack dan makanan ringan juga turut mengisi meja tersebut.

Keenam pria itu kini sibuk pada pikirannya masing-masing. Terutama Jericho yang memang tidak banyak bicara, ia lebih cenderung menjadi pendengar. Berbeda dengan Samuel, lelaki itu bisa berbicara dengan akrab bersama teman-teman Thomas seakan mereka teman yang sudah lama tidak bertemu.

Jericho duduk di antara Thomas dan Ian sehingga posisinya berhadapan langsung dengan Samuel. Tak ada yang menyadari bahwa keduanya sesekali melempar tatapan tajam selama acara tersebut. Mata ke-enam pria itu sudah sayu akibat dari alkohol yang mereka minum, namun kesadaran mereka masih cukup tersisa untuk mengobrol dan menanggapi pembicaraan yang ada.

"Ayo main truth or dare." Thomas membuyarkan keheningan di antara mereka.

"Ahh ide bagus! Come on!" Ujar Ian yang paling bersemangat di antara yang lainnya.
Sementara yang lainnya hanya mendengus sambil terkekeh, mereka menegakkan duduknya.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang