Dalam perjalanan pulang baik Hazel maupun Samuel masih belum membuka mulutnya. Atmosfer di dalam mobil tersebut terasa sangat dingin, Hazel dan Samuel seakan larut dengan pikiran mereka masing-masing. Samuel akhirnya menghembuskan napas panjang, ia perlahan melirik Hazel yang duduk di sebelahnya. Memperhatikan Hazel yang sedang menatap keluar jendela mobil untuk sesaat, ia tiba-tiba teringat dengan kejadian tadi. Jujur saja, Samuel menahan rasa cemburunya sekuat tenaga, ia bersikap seolah tak merasakan apapun di depan Hazel, kalaupun ia tunjukan rasa cemburunya Hazel pasti tak akan nyaman, dan Samuel tak ingin Hazel merasakan hal tersebut.
"Besok aku akan pergi ke Tokyo untuk syuting."
Hazel mengalihkan perhatiannya dari jendela mobil ke Samuel. "Benarkah?"
Samuel mengangguk. "Kurang lebih satu minggu."
"Kalau begitu kau harus langsung pulang untuk istirahat."
Perlahan Samuel tersenyum, sedikit perhatian dari Hazel saja sudah bisa membuatnya senang dan sedikit meredakan rasa kesalnya. "Tentu, aku akan tidur lebih cepat malam ini. Bagaimana denganmu?"
"Besok aku ada geladi untuk fashion week bulan depan."
"Setelah dari Tokyo aku mendapatkan libur beberapa hari, aku harap kita bisa berlibur bersama."
Hazel mengerjapkan matanya, ia hanya menyunggingkan senyum tipisnya kemudian kembali menatap keluar jendela.
***
Sarah menatap Jericho yang melangkah mendahuluinya saat memasuki rumah. Sejak di pesta tadi Jericho tak banyak berbicara kepadanya, tidak seperti biasanya dimana Jericho selalu memiliki topik hingga membuat Sarah malas menjawabnya. Kali ini Jericho terlihat agak berbeda, ia seperti kelelahan dan wajahnya tidak bersahabat, Jericho bahkan sesekali menghela napasnya gusar seolah ada sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya.
Seperti biasa, mereka menuju kamarnya masing-masing. Sarah langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Rasanya ia sangat lelah terlebih melihat kehadiran Samuel di sana, tidak hanya tubuhnya tapi juga hatinya, Samuel semakin tidak bisa digapai saja olehnya terlebih sekarang lelaki itu sedang menjalin hubungan dengan Hazel Kneiling.
Saat hendak menaiki ranjangnya Sarah teringat sesuatu, ia lalu kembali turun dan melangkah keluar menuju kamar Jericho, ia lupa mengatakan kepada Jericho bahwa besok ibunya mengajak dirinya dan Jericho untuk makan siang. Sarah mengetuk pintu kamar Jericho beberapa kali, namun tak ada respon apapun. Ia akhirnya memutuskan untuk membuka pintu, toh Jericho masih suami sah nya. Sarah melangkah masuk ke kamar Jericho yang besar dengan suasana maskulin. Sarah melihat Jericho yang sudah berbaring dengan posisi yang membelakanginya, ia melangkah lebih dekat.
Sarah menyentuh bahu Jericho. "Aku ingin berbicara."
Tak ada jawaban, hingga Sarah menyadari bahwa tubuh Jericho bergetar. Sarah langsung menarik bahu Jericho pelan untuk melihat keadaan lelaki itu. Wajahnya pucat, bibirnya bergetar, dahinya mengerut dalam. Sarah langsung mengecek dahi Jericho, suhu badannya panas hingga membuat Sarah terkejut.
"Jericho? Bangunlah, kau demam?"
Jericho tak membuka matanya, lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya samar.
"Tu-tunggu sebentar, aku akan mengompresmu," ujar Sarah yang langsung melesat menuju dapur.
Tak lama kemudian Sarah kembali dengan handuk kecil dan wadah berisi air hangat. Sarah perlahan menggeser tubuh Jericho agar bisa terlentang dan ia bisa duduk di tepi ranjang. Sarah memeras handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat kemudian meletakkannya di dahi Jericho.
"Ha..." Jericho berucap samar, suaranya pelan dan serak.
"Ada apa? Apa yang ingin kau katakan?"
"Haz.. zel.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Wrong✔️
RomanceHidup Hazel Kneiling jungkir balik ketika bertemu dengan Jericho Winston. Seorang lelaki dengan pesona luar biasa dan mampu memikat wanita hanya dengan tatapan mata. Pertemuan Hazel dan Jericho berawal ketika Hazel mengaku-ngaku sebagai kekasih Jeri...