Part 36

11.6K 897 14
                                    

Datang bersama Samuel dalam suatu acara merupakan hal yang tidak bisa Hazel hindari. Bagaimanapun yang orang tahu adalah Hazel kekasih Samuel. Apalagi dalam acara pernikahan seperti ini, jika Hazel tidak datang bersama Samuel, akan muncul spekulasi-spekulasi yang akan mempersulit keduanya.

Setelah memberikan selamat dan foto bersama pasangan pengantin yang merupakan sahabat dekat Samuel, Samuel mengajak Hazel untuk bertemu teman-temannya. Awalnya Hazel merasa canggung, terlebih lingkungan pertemanan Hazel dengan selebriti, ataupun model terbilang sedikit. Hazel membatasi dirinya, ia tidak begitu suka berteman dengan orang-orang yang sama dengan bidangnya. Namun untungnya teman-teman Samuel bisa membuat suasana menjadi hangat sehingga Hazel bisa berbaur dengan mudah dan nyaman.

"Kami sudah sangat lama saling mengenal, selain itu keluarga kami juga cukup dekat." Jawab Samuel ketika seorang temannya bertanya mengenai pertemuan Hazel dan Samuel.

Hazel hanya mengulas senyumnya sementara tubuhnya tak bisa bergerak dengan bebas karena Samuel merangkul pinggangnya.

"Kau tahu Hazel, di antara kami, pernikahan Samuel itu yang paling kami tunggu-tunggu." Ujar teman perempuan Samuel.

Hazel dan Samuel terdiam, keduanya saling menatap untuk beberapa saat. Samuel kemudian mendengus sambil tersenyum.

"Nolan, kau membuat Hazel gugup."

Perempuan bernama Nolan itu mengangkat bahunya sambil tersenyum. "Aku hanya ingin mengatakannya karena kau pernah bilang tidak ingin menikahi perempuan selain Hazel."

Hazel terkekeh, ia sedikit menunduk kemudian kembali mengangkat kepalanya. Ia bahkan tak mampu berkata-kata. Mereka tidak tahu saja bagaimana hubungan Hazel dan Samuel sebenarnya.

"Itu memang benar, namun kau tak perlu khawatir. Kami pasti akan menikah." Samuel tersenyum sambil melirik Hazel, tangannya bergerak mengelus pinggang Hazel dengan samar seolah ingin menunjukkan kemesraannya di depan teman-temannya.

Hazel hanya bisa menelan salivanya, mendadak ia menjadi canggung dan tak nyaman. "Aku ke toilet dulu."

Samuel mengangguk, melepaskan tangannya dari pinggang Hazel. "Sure."

Hazel menghembuskan napas lega setelah ia berhasil kabur dari Samuel dan teman-temannya. Hazel kini berada di dekat chocolate fountain, ia menusuk strawberry dengan stik lalu membiarkan strawberry tersebut tersiram coklat kemudian memakannya. Rasanya Hazel kembali tenang, hingga ia tertarik untuk mencoba buah lainnya.

"Aku selalu bertanya-tanya, mengapa kita selalu dipertemukan di tempat ramai seperti ini."

Hazel menelan kunyahannya, ia dengan cepat menoleh. Matanya sedikit melebar dan kemudian ekspresinya menjadi sedikit malas. Ia mendengus pelan. Mengapa ia harus bertemu dengan orang yang sangat ingin Hazel hindari.

"Mungkin kita berjodoh," ujar Hazel dengan wajah tak acuh.

"Kau memang tidak tahu malu."

Dahi Hazel mengerut.  "Apa maksudmu, Sarah?"

Sarah tergelak, sudut bibirnya terangkat. "Kau selalu muncul dengan Samuel di depan umum, namun kau diam-diam mengencani suami ku."

Hazel berusaha menahan matanya agar tidak berputar jengah. Rasanya ia sangat lelah jika harus meladeni Sarah, apalagi ini bukan tempat yang tepat. Jika saja hanya ada dirinya dan Sarah, sampi pagi pun Hazel akan meladeni wanita itu. Untuk menghindari perdebatan dengan Sarah, Hazel akhirnya memutuskan untuk pergi.
Namun Sarah tiba-tiba mencekal lengan Hazel, menahan agar Hazel tidak pergi.

Hazel menatap tangan Sarah yang mencekal lengannya dengan erat, kemudian matanya beralih menatap Sarah tajam. "Kau pikir aku tidak tahu rencana mu?" Hazel menyingkirkan tangan Sarah dari lengannya.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang