Part 22

13.1K 1K 19
                                    

Dua tahun lalu, Hazel Kneiling pernah mengalami kejadian yang sangat tidak mengenakan dalam kehidupannya. Pertemuannya dengan Ronald justru membawa petaka untuknya. Lelaki yang sudah ia kenal sejak dibangku sekolah menengah atas itu hampir membuat Hazel kehilangan masa depannya. Ronald yang ternyata sudah terobsesi dengan Hazel sejak lama tiba-tiba mengajaknya bertemu berdua, tanpa sepengetahuan Hazel lelaki itu ternyata memasukan sesuatu ke minumannya hingga membuat Hazel tidak sadarkan diri. Begitu terbangun Hazel ternyata berada di sebuah kamar hotel dengan pakaian yang sudah tidak lengkap. Ternyata orang yang membawanya adalah Ronald, Hazel tidak tahu apa yang sudah lelaki itu lakukan padanya namun yang jelas ia mengambil foto dirinya yang tidak sadar bersama Ronald di kamar hotel tersebut.

Hazel terkejut bukan main ketika Ronald mengirimkan foto-foto yang ia ambil kepada Hazel dan mengancam akan menyebarkan foto tersebut jika Hazel menolak dirinya. Namun apalah arti Ronald yang hanya orang biasa dibandingkan keluarga Kneiling yang memiliki pengaruh besar. Sebelum foto itu tersebar, akhirnya Marius turun tangan, lelaki itu membereskan kekacauan yang Ronald buat dan mengirim lelaki itu ke rumah sakit jiwa setelah didiagnosa mengalami gangguan jiwa. Hingga dua tahun kemudian, tepatnya saat ini entah bagaimana bisa foto tersebut muncul kembali dan tersebar luas di berbagai media.

Hazel mengurung dirinya di kamar, ia masih trauma terlebih tidak hanya keluarganya saja namun sekarang hampir semua orang mengetahui foto dirinya bersama lelaki asing itu. Detak jantung Hazel tak karuan, wajahnya sangat kalut, kakinya tak bisa diam untuk bergerak, ia sangat takut. Bagaimana ia nanti menghadapi orang-orang di luar sana? Skandal dirinya bersama suami orang saja sudah cukup mencoreng nama dirinya dan keluarganya. Lalu sekarang? Muncul berita seperti ini? Pasti akan semakin banyak orang yang membenci dirinya dan akhirnya karir bermodel Hazel akan hancur begitu saja karena ulahnya.

Tok tok tok

Hazel terperanjat saat mendengar suara ketukan pintu kamarnya.

"Hazel, bisa kita bicara sebentar?" Suara Jase diluar sana terdengar sangat lembut berbeda dari biasanya.

Mata Hazel yang berkaca-kaca hanya menatap pintu kamarnya tanpa mengatakan apapun. Ia menelan salivanya.

"Hazel ku mohon ... kita harus berbicara. Percayalah, semua akan baik-baik saja."

Dahi Hazel mengerut, ia tidak percaya, bagaimana bisa baik-baik saja sementara sekarang dirinya sedang terpojokan di mata dunia sebagai publik figur.

Akhirnya karena tak mendapatkan respon apapun Jase membuka pintu kamar Hazel yang untungnya tidak di kunci. Jase terdiam ketika melihat Hazel yang sedang duduk di tepi ranjang sedang menatap lurus ke arahnya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku takut Jase ...."

***

Hari ini Jericho meliburkan dirinya karena kondisi badannya yang masih belum fit dan tidak memungkinkan untuk bekerja. Hari ini Jericho bahkan dikejutkan oleh Sarah yang menyiapkan sarapan dan makan siang untuknya, bahkan perempuan itu juga menyiapkan obat untuknya. Ini merupakan pertama kalinya selama mereka menikah. Meskipun Sarah tak mengatakan apapun namun wanita itu melakukannya tidak canggung, seolah apa yang ia lakukan adalah rutinitas padahal ini pertama kalinya untuk Jericho.

Jericho pun tak memberikan komentar apapun, setelah sarapan dan makan siang ia kembali ke kamarnya untuk istirahat, saat Sarah mengantarkan obat ke kamarnya pun perempuan itu tak berkata apapun, ia memberikan obat begitu saja lalu meninggalkan Jericho di kamarnya.

Lelah seharian berada di kamar, akhirnya Jericho memutuskan untuk keluar dan mencari udara segar. Ia melangkah menuruni tangga dan melihat Sarah yang sedang duduk di sofa menonton siaran TV Sarah sepertinya tidak menyadari keberadaan Jericho. Hingga langkah Jericho terhenti ketika layar Televisi menunjukan foto Hazel Kneiling bersama seorang lelaki.

Matanya memicing melihat siaran berita gosip yang menampilkan foto tersebut, tubuh Jericho mematung, ia tak mengenal lelaki yang ada di foto tersebut, hingga tak sadar Sarah menoleh menatap Jericho.

"Jericho?"

Jericho mengerjapkan matanya, ia menatap Sarah lalu mengangguk pelan.

"Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Jericho menggeleng. "Tidak, aku mau mencari udara segar."

Sarah mengangguk lalu kembali menonton siaran televisi yang menunjukan berita lain.
Jericho menelan salivanya, ia melanjutkan langkahnya menuju halaman samping rumahnya.

***

Dua hari kemudian setelah Hazel mengurung diri apartemennya akhirnya ia memberanikan diri untuk keluar dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Tentunya dengan pengawalan dari orang yang ditugaskan oleh Marius dan Jase yang tak pernah meninggalkan dirinya. Selama dua hari di apartemen Hazel dilarang untuk menonton televisi maupun membuka media sosialnya, Jase melarang dirinya untuk melakukan itu. Walau dua hari sudah berlalu pemberitaan dirinya masih belum mereda meskipun tidak seperti hari pertama. Masih banyak orang yang membicarakan dirinya di media sosial dan Hazel bisa jamin bahwa isi kolom komentar media sosialnya pasti saat ini berisi banyak ujaran kebencian mengenai dirinya.

Hazel sudah sampai di lokasi, hari ini ia memiliki jadwal promosi produk perusahaan Jericho yang dibintangi dirinya dan ia harus hadir dalam promosi tersebut. Di dalam mobil Hazel melihat keluar, ada banyak orang yang akan datang dalam acara tersebut dan pastinya ada banyak wartawan juga. Saat dirinya muncul ia pasti akan langsung diserbu, terlebih ia maupun pihak keluarga dan manajemennya belum memberikan statemen apapun mengenai permasalahan foto itu. Hazel masih mencari tahu siapa yang menyebarkan foto tersebut sehingga ia dilarang memberikan keterangan apapun kepada media.

"You ready?" Tanya Jase setelah selesai bertelefon.

Hazel mengangguk sambil memaksakan senyumnya.

Ia lalu keluar dari mobil di dampingi Jase dan pengawal, dan benar saja, wartawan dan orang-orang yang melihat Hazel langsung berlari menghampiri Hazel. Bukan mengenai acara promosi yang mereka tanyakan melainkan mengenai foto yang saat ini tersebar.

Hazel hanya bisa menunduk sementara pengawal menahan wartawan dan orang-orang agar tidak kendekat, Jase berusaha melindungi Hazel hingga memasuki gedung tempat promosi dilaksanakan.

Acara promosi berjalan dengan lancar, Hazel yang sudah selesai langsung turun dari panggung. Ia harus pergi untuk schedule selanjutnya, namun ketika Hazel akan pergi cari venue acara tersebut Hazel berpapasan dengan Jericho bersama karyawannya.

Langkah keduanya terhenti, mereka saling menatap untuk beberapa saat. Hingga Hazel menyunggingkan sedikit senyum sementara Jericho mengalihkan pandangannya begitu saja dan melanjutkan langkah meninggalkan Hazel.

Hazel terdiam, dadanya mencelos melihat Jericho yang pergi begitu saja.

Jase menyentuh lengan Hazel. "Hazel, ayo ...."

Hazel mengerjapkan matanya lalu melangkah dengan langkah lemas.

Mungkin Jericho juga membenci dirinya seperti orang-orang diluar sana yang menganggap dirinya hanya wanita murahan.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang