Part 20

13.4K 953 8
                                    

Hazel menatap pantulan dirinya di depan cermin, gaun yang ia kenakan sangat pas di tubuhnya. Rambut coklat Hazel yang terurai membuat Hazel terlihat semakin cantik. Polesan riasan wajah yang sederhana terlihat sangat cocok dengan gaun yang ia kenakan.

"Kau sudah siap?" Jase muncul dari balik pintu kamar Hazel.

Hazel memutar tubuhnya, ia mengangguk. Jase membuka pintu kamar Hazel lebih lebar. "Samuel sudah menunggumu di ruang tamu."

Tanpa berbicara Hazel melangkah melewati Jase menuju ruang tamu, tak lupa membawa clutch-nya yang berhiaskan swarovski.

Samuel mengalihkan tatapannya dari ponsel saat menyadari kehadiran Hazel. Matanya tak berkedip untuk beberapa saat, Hazel sangat cantik hari ini. Gaun hitam yang wanita itu kenakan membuat Hazel terlihat anggun dan elegan. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpusat pada Hazel. Samuel beranjak berdiri, merapikan setelan jas yang ia pakai. Samuel mengulurkan tangannya yang langsung diterima oleh Hazel.

"You look so pretty, as always," puji Samuel sambil tersenyum tipis.

Hazel hanya menyunggingkan senyum singkat.

***

Sampai di lokasi acara, mobil yang Hazel dan Samuel tumpangi langsung diserbu wartawan yang menunggu di luar gedung. Penjaga yang bertugas langsung mencegah wartawan agar menjaga jarak dari mobil Samuel. Salah seorang penjaga membukakan pintu untuk Samuel dan Hazel. Keduanya lalu melangkah bergandengan memasuki gedung acara dengan dikawal beberapa penjaga yang bertugas. Sementara wartawan sibuk mengambil foto keduanya.

Saat memasuki ballroom, mereka langsung disambut oleh musik pengiring, meja-meja bundar sudah tersusun rapi. Tangan Samuel dan Hazel masih bertautan, kehadiran mereka menyita perhatian orang-orang yang tak sengaja melihatnya.

"Kita harus menemui Jeremy Brown dan istrinya dulu untuk memberi selamat."

Hazel mengangguk, ia hanya mengikuti Samuel saja. Hingga dari jarak beberapa meter tatapan Hazel langsung teralih pada lelaki yang duduk disebelah istri Jeremy Brown, yaitu Teresha Brown. Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu. Seakan menyadari hal tersebut Samuel langsung melirik Hazel yang berjalan di sampingnya. Samuel semakin mengeratkan genggaman tangannya hingga membuat Hazel terkejut.

Melihat Samuel dan Hazel datang, Teresha dan Jeremy langsung menyambutnya dengan beranjak berdiri. Teresha tersenyum ramah, begitupun dengan suaminya. Mereka sangat mengenal dekat kedua orang di hadapannya.

"Samuel, Hazel ... akhirnya kalian datang," ujar Teresha.

Hazel dan Samuel tersenyum lebar, keduanya langsung memberi selamat kepada Teresha dan Jeremy atas ulang tahun pernikahan mereka.

Sementara itu Jericho yang masih duduk di tempatnya hanya menatap Hazel dan Samuel bergantian dalam diam. Dia seolah tak mengenal keduanya, Jericho lalu meneguk minumannya. Berbeda dengan Sarah yang duduk di depan Jericho. Wanita itu hingga mendongak untuk menatap Samuel sangat dalam seolah ada banyak hal yang ingin ia katakan kepada lelaki itu.

Setelah memberikan selamat dan berbincang singkat Samuel dan Hazel langsung duduk di meja yang sudah disiapkan, bergabung dengan undangan lain yang ternyata adalah rekan kerja Samuel. Mereka duduk di tempat yang bersebelahan dengan meja Jericho. Dimana itu adalah meja utama. Namun dengan sekuat tenaga Hazel berusaha tak terkecoh dengan kehadiran Jericho.

"Akhirnya aku bisa melihat kalian bersama," ujar teman wanita Samuel, dia adalah Sophia yang juga satu profesi dengan Samuel.

Hazel tersenyum tipis. "Kami baru berhubungan baru-baru ini."

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang