Part 42

11.1K 817 30
                                    

Satu bulan kemudian

"Silahkan duduk di sini Mr. Lee sementara Anda menunggu Ms. Kneiling."

Samuel mengangguk sambil tersenyum tipis kala seorang pegawai butik mempersilahkannya duduk di sofa panjang berwarna putih gading. Tak lama setelah itu pegawai tersebut kembali membawa dua cangkir teh dan cemilan yang disiapkan di atas piring.

"Silahkan dinikmati Tuan."

"Terima kasih..."

Pegawai tersebut mengangguk dengan ramah, Samuel kembali ditinggalkan sendirian di ruangan yang bernuansa putih dengan interior yang elegan.

Lelaki itu menggerakkan kakinya, matanya menatap sekitar ruangan berusaha mengalihkan perasaan kalutnya. Rasanya ia sangat gugup hingga Samuel mendengar suara langkah kaki yang membuat pandangannya langsung tertuju pada sebuah lorong yang ada di sisi kanannya. Samuel reflek berdiri kala melihat dua orang pegawai muncul bersama Hazel yang memakai gaun pernikahan, kemudian disusul oleh wanita paruh baya berkacamata disampingnya. Mata Samuel terpaku, bibirnya sedikit terbuka. Ia tak bisa menyembunyikan perasaan takjubnya melihat Hazel berdiri di sana dengan gaun yang akan ia kenakan di hari pernikahannya nanti.

"Lihat lah calon suamimu Hazel, ia bahkan tidak bisa menutup mulutnya."

Hazel hanya bisa terkekeh pelan. "Sam?"

Samuel mengerjapkan matanya kala mendengar namanya dipanggil.

"Bagaimana?" Tanya Hazel.

Samuel tersenyum tipis. "Sempurna."

"Baiklah... ayo Hazel. Samuel tidak boleh melihatmu lama-lama hingga hari pernikahan kalian nanti." Wanita berkacamata itu langsung menuntun Hazel berbalik dibantu oleh dua pegawai lainnya.

Samuel hanya terkekeh, lelaki itu langsung menunduk saat Hazel sudah berbalik kembali ke ruangan ganti. Ia kembali duduk, lalu mengambil cangkir teh untuk diminumnya. Pikirannya masih terbayang dengan Hazel yang mengenakan gaun pengantin tadi. Seolah masih tak percaya bahwa pada akhirnya mereka akan menikah.

"Terima kasih Chloe atas bantuanmu." Hazel muncul bersama wanita berkacamata tadi.

"Aku sangat senang akhirnya bisa merancang gaun pernikahanmu."

Melihat mereka muncul Samuel kembali berdiri. "Chloe terima kasih, gaunmu sangat indah."

"Semoga pernikahan kalian lancar."

Samuel mengangguk. "Terima kasih banyak."

"Kalau begitu kami pergi dulu."

"Kalian langsung pergi?"

Hazel mengangguk. "Samuel harus melakukan syuting untuk iklan dan aku masih memiliki pemotretan hingga malam nanti."

Chloe memutar matanya. "Aku tidak percaya kalian masih bekerja padahal pernikahan kalian hanya tinggal menghitung hari."

Hazel dan Samuel terkekeh bersamaan.
"Kalau begitu, sampai jumpa nanti."

"Sampai jumpa," ujar Chloe lalu menatap Hazel dan Samuel melangkah meninggalkannya. Chloe tersenyum tipis kala melihat tangan Samuel merangkul pinggang Hazel.

"Undangan akan disebar hari ini."

Gerakan Hazel terhenti saat ia akan mengenakan sabuk pengamannya. Namun dengan segera Hazel menyadarkan dirinya dan langsung memasang sabuk pengamannya.

"Masih belum terlambat, jika kau ingin lari."

Hazel melirik Samuel lewat sudut matanya. "Ini keputusanku."

Samuel terdiam dengan pandangan lurus, lelaki itu kemudian mengerjapkan matanya. Bibirnya terangkat membentuk senyum tipis, ia lalu menoleh untuk menatap Hazel. Samuel mengambil tangan Hazel yang ada di pangkuannya, ia menggenggam tangan tersebut lalu mencium punggung tangannya.

"Terima kasih Hazel sudah mau memberikan kesempatan untukku. Meskipun kau masih belum mencintaiku."

***

Jericho menatap lekat undangan yang ada di atas meja kerjanya. Tertulis nama Hazel dan Samuel di sana. Lelaki itu menghembuskan napas pelan, entah rasanya tidak bisa digambarkan lagi seperti apa. Satu kata yang hanya bisa mewakilkan perasaannya kini, kosong. Semuanya terasa sangat kosong sejak Hazel mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Jericho mengerjapkan matanya saat mendengar ketukan pintu, ia lalu mengambil undangan tersebut tanpa membacanya kemudian menyimpannya di laci meja kerja.

"Danver?"

Lelaki bernama Danver itu duduk di kursi yang ada di depan Jericho.

"Aku sudah mengumpulkan data orang-orang yang pernah berhubungan dengan Sarah."
Rahang Jericho mengetat. "Bagaimana dengan Samuel?"

Danver menghembuskan napas, ia lalu membuka berkas yang ia bawa.
"Ku rasa kecurigaanmu terhadap Samuel tidak tepat."

Alis Jericho mengerut dalam. "Apa?"

"Samuel Lee sudah sangat lama tidak berhubungan dengan Sarah. Terakhir kali mereka bertemu 6 bulan yang lalu. Namun ...."

"Namun?"

"Ada satu orang yang akhir-akhir ini intens dihubungi oleh Sarah."

"Siapa?"

"Kau ingat lelaki yang pernah keluar dari hotel bersamanya?"

Jericho terdiam berusaha mengingat, hingga kemudian ia mengangguk.

"Ku rasa dia orangnya."

Jericho mendengus, tangan lelaki itu mengepal di atas meja.

"Cari tahu keberadaannya."

Jericho melangkah memasuki rumahnya, ia tak bisa menyembunyikan wajah lelahnya. Selain lelah dengan pekerjaan ia juga lelah karena terlalu banyak berpikir. Langkahnya terhenti ketika melihat Sarah sedang duduk di sofa sambil menatap tayangan TV dengan tatapan kosong. Jericho hanya melirik Sarah singkat kemudian ia melanjutkan lagi langkahnya.

"Kau sudah mengetahuinya?"

Langkah Jericho terhenti.

"Hazel dan Samuel akan menikah."

Tubuh Jericho membeku, lelaki itu memejamkan mata lalu menghirup napas dan menghembuskannya perlahan. Jericho memutar tubuhnya agar bisa menatap Sarah.

"Kau senang?" Tanya Jericho dengan wajah dingin.

Sarah melirik Jericho. "Kalian memang tidak ditakdirkan untuk bersama, Jericho."

Jericho mengetatkan rahangnya, ia melangkah menghampiri Sarah. "Dengar, ini terakhir kalinya aku bertanya kepadamu. Siapa. Ayah. Bayi. Itu?"

Sarah mengerjapkan matanya, perempuan itu mengalihkan tatapannya dari Jericho.
Jericho mendesah lelah, "Baiklah, jika kau tidak ingin menjawabnya, maka aku sendiri yang akan mencari tahu jawabannya."

"Kau tidak akan menyerah?" Sarah menatap Jericho dengan tatapan nanar.

Jericho hanya terdiam sementara matanya masih menyorotkan sinar tajam.

Sarah menyunggingkan senyumnya. "Kau tidak berubah Jericho."

"Dan kau bukan Sarah yang ku kenal."

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang