Dalam perjalanan pulang, Hazel maupun Samuel masih terdiam sibuk dengan pikirannya masing-masing. Karena suasana yang dingin akhirnya Samuel menyalakan radio mobilnya untuk mengisi kesunyian di mobil tersebut. Hazel yang sejak tadi menatap keluar jendela mobil perlahan menatap Samuel.
"Kau mengenal Sarah Winston?"
Mata Samuel yang sedang menatap lurus ke jalanan mengerjap sekali. Pria itu melirik Hazel sekilas kemudian mengangguk.
"Apapun yang kau lihat tadi itu semua tidak seperti yang kau pikirkan."
Dahi Hazel mengerut. Ia yakin apapun hubungan Samuel dan Sarah mereka pasti sangat dekat sampai-sampai Sarah berani memeluk Samuel. Akhirnya karena tak ingin terus berpikir yang membuatnya berspekulasi yang tidak-tidak, Hazel memutuskan untuk memejamkan matanya dan tidur sejenak.
"Besok malam aku akan menjemputmu. Orang tuaku ingin makan malam bersamamu."
Hazel membuka matanya, ia menegakkan duduknya lalu menatap Samuel dari samping. "Aku harus menyesuaikan dengan jadwalku besok."
"Aku sudah berbicara kepada Jase dan ia bilang kau tidak memiliki jadwal apapun besok malam." Samuel melirik Hazel dari sudut matanya sambil tersenyum tipis.
Hazel merapatkan bibirnya, memilih tak berkomentar. Ia menyandarkan tubuhnya lalu memalingkan kepalanya untuk menatap keluar jendela. Mendadak kantuknya hilang.
***
Keesokan harinya, usai bekerja Hazel langsung pergi untuk menemui Jase yang saat ini sedang berada di kantor manajernya.
Sampai di kantor, setiap orang yang berpapasan dengan Hazel selalu menyapanya. Hazel memang dikenal ramah dan tidak pernah membeda-bedakan seseorang sejak awal menjadi model di manajemennya.
"Hazel!"
Hazel menoleh, ia melihat Jase yang sedang melangkah menghampirinya.
"Kau dari mana?"
"Seseorang menemuiku. Ayo ke ruangan," ujarnya lalu mereka berjalan bersamaan menuju ruangannya.
Sampai di ruangan Hazel langsung duduk di sofa sementara Jase mengambil minuman di lemari pendingin yang ada di ruangan mereka.
"Kau tahu siapa yang tadi menemuiku?" Katanya sambil memberikan minuman kaleng dingin kepada Hazel.
Hazel langsung menerimanya. "Tidak, siapa?"
"Seseorang dari brand fashion Morpheus."
Hazel terdiam dalam posisi akan membuka minuman kalengnya.
"Mereka ingin kau menjadi brand ambassador pakaian yang akan launching di musim depan."
Hazel mengerjapkan mata, ia dengan cepat membuka minumannya dan langsung meneguknya. "Lalu?"
"Kau tahu, Morpheus brand fashion terkenal itu ternyata adalah anak perusahaan milik Jericho Winston. Aku tidak menyangka ternyata lelaki itu sangat kaya, belum lagi bisnis lainnya. Aku dengar ia memiliki banyak anak perusahaan di berbagai bidang, pantas saja jika ia memiliki pengaruh yang besar, apalagi setelah publik mengetahui siapa istri yang selama ini disembunyikannya. Sayang sekali mereka menyembunyikan pernikahannya selama ini." Jase malah berbicara ke mana-mana.
Hazel menatap Jase kesal. "Maksudku bagaimana menurutmu? Haruskah aku mengambilnya?"
Jase mengerjap. "Tentu saja! kau harus memperbaiki citra dirimu."
"Baiklah kalau begitu."
Jase tersenyum lebar. "Aku akan menghubungi mereka nanti."
Hazel meletakan minumannya tatapannya langsung berubah tajam kepada Jase. "Mengapa kau tidak bilang jika Samuel mengajakku makan malam hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Wrong✔️
RomanceHidup Hazel Kneiling jungkir balik ketika bertemu dengan Jericho Winston. Seorang lelaki dengan pesona luar biasa dan mampu memikat wanita hanya dengan tatapan mata. Pertemuan Hazel dan Jericho berawal ketika Hazel mengaku-ngaku sebagai kekasih Jeri...