Part 3

23.6K 1.5K 8
                                    

Di Restoran bintang lima Hazel duduk sendiri sedang menunggu sosok Jericho Winston. Jari tangannya tak bisa berhenti bergerak di atas meja. Harusnya hari itu ia tak perlu menghubungi Jericho dan mengajaknya bertemu. Mengapa ia melakukannya? Apakah ia sudah tak waras? Harusnya ia mengajak Jase, bagaimanapun pria itu pasti akan membantunya berbicara.

Hazel mendengus keras, ia beranjak berdiri. Dari awal ia memang seharusnya tidak melakukan ini, apa lagi berita dirinya dan Jericho baru saja reda. Hazel mengambil tas-nya hendak meninggalkan meja namun suara seorang pria menghentikannya.

"Maaf membuatmu lama menunggu."

Hazel mematung, ia menoleh dan menatap sosok Jericho sedang berdiri menatapnya. Dengan wajah kaku Hazel berusaha tersenyum.

"O-oh, Jericho? Em.. tidak,tidak aku hanya akan pergi ke toilet."

Jericho tersenyum tipis, ia menarik kursi membuka kancing jasnya lalu duduk di hadapan Hazel dan membuat wanita itu mengikutinya.

"Sudah pesan makan?"

Hazel menggeleng. Jericho mengangguk lalu ia mengedarkan pandangannya mencari pelayan restoran, sementara dahi Hazel mengerut heran sambil melihat kearah pintu masuk.

"Apa kau datang sendiri?"

Jericho mengangguk, lelaki itu melambaikam tangannya tak lama pelayan datang membawa buku menu.

"Kemana istrimu?"

Jericho sedikit menyunggingkan senyumnya. "Sebaiknya kita pesan makanan terlebih dahulu."

Setelah memesan makanan kini mereka kembali berdua menunggu makanan datang, Hazel bingung harus melakukan apa dan memulai pembicaraan apa sementara makan malam ini adalah idenya. Sial, lagi-lagi Hazel menyesali rencananya yang gegabah.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jericho menyadari raut tak nyaman dari wajah Hazel.

Hazel dengan cepat menggeleng, ia berusaha tersenyum sewajar mungkin.

"Kemarin aku menghubungi Mrs. Murs, sebenarnya aku sangat ingin bertemu dengan istrimu bagaimanapun aku harus minta maaf."

Jericho terlihat seperti berpikir, ia kembali menatap Hazel. "Maaf karena istriku tidak bisa ikut datang."

Hazel mengangguk. "Aku mengerti, pasti dia masih kesal denganku?"

Jericho terkekeh pelan "Tidak, dia mengerti dan baik-baik saja."

"Aku hanya takut itu mempengaruhi kehidupan kalian."

"Kehidupan pribadi kami tidak sepenting itu."

Hazel terdiam menatap Jericho tak mengerti dengan ucapan lelaki itu, sampai seorang pelayan tiba mengantarkan makanan.

"Aku hanya ingin meminta maaf secara pribadi kepadamu dan istrimu," ujar Hazel setelah semua pesenan ada di atas meja.

"Tidak masalah, sungguh."

"Tetapi bukankah aku sangat lancang?"

Jericho mendengus geli. "Memang ... aku sangat terkejut kau perempuan yang sangat berani."

Hazel sedikit menunduk malu. "Jujur, tujuanku hanya ingin membuat seseorang cemburu saat itu."

"Dan apakah itu berhasil?"

Hazel menggeleng. "Entah lah, sepertinya dia memang sudah bahagia dengan pilihan barunya."

Jericho tersenyum tipis. "Aku menyukai keberanianmu."

***

"Tebak, dengan siapa kemarin aku bertemu?" Hazel menatap Jase yang sedang membolak-balik majalas edisi baru yang memuat foto Hazel di dalamnya.

Mr. Wrong✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang