Maaf ya kmrn ga sengaja keapus jadinya gajadi update deh hehe, yang mine juga gasengaja keapus padahal udah 2 part diketik.
vote comment jgn lupa ya makasih🥂
***
Yoongi tengah menatap bingkai foto yang menyuguhkan foto ia dan Yoomi saat menikah dulu. Senyum tipis tercetak jelas diwajah tampannya.
Yoongi membuka laci yang ada dimeja kerjanya dan senyum tipisnya semakin merekah saat melihat cincin pernikahannya dengan Yoomi dulu.
Memang Hara sempat menyuruh Yoongi untuk membuang cincin pernikahan itu, namun Yoongi tak benar-benar melakukannya. Ia membeli cincin lain yang sama persis dengan cincin pernikahannya dengan Yoomi lalu membuangnya seakan rekayasa itu adalah kenyataan.
"Aku tak menyangka jika kita harus melewati rintangan hidup yang seperti ini." Gumam Yoongi lirih. Perlahan kristal bening lolos dari kedua matanya. Yoongi menangis. Ia membenci semua yang telah terjadi dan sedang terjadi.
\Ceklek/
Pintu ruang kerja Yoongi terbuka dan pria bermarga Jung memasuki ruang kerja Yoongi dengan beberapa berkas yang ada ditangannya.
"Hyung, ini berkas-berkas yang aku temui didalam lemari pakaian Hara. Maaf karena aku tak bisa menemukan apa yang kau cari. Hara pandai menyembunyikan dokumen itu."
Yoongi mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Hoseok. Perlahan ia membuka berkas-berkas itu yang berhasil membuat kedua tangannya terkepal erat dan rahang yang mengeras.
"Jadi, mereka berdua membuat kesepakatakan untuk melakukan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan?" Tanya Yoongi yang dibalas anggukan dari Hoseok.
Kedua mata Yoongi membulat dengan sempurna saat membaca satu kalimat terakhir yang tertera di surat perjanjian antara Hara dan Jimin.
Membantu saudari Hara untuk mengambil alih anak kandung Yoomi dan Yoongi.
Air mata Yoongi kembali keluar. Ia tak menyangka jika Hara melakukan hal sejauh ini. Hoseok menatap ngeri Yoongi yang kini membanting semua barang pecah belah yang ada disekelilingnya.
"SIALAN! MEREKA KETERLALUAN!" Amuk Yoongi. Hoseok menatap iba sahabatnya itu, ia tak bisa melakukan apapun kalau sudah menyangkut kebusukan Hara.
"Hoseok-ssi, tambah 300 petugas kepolisian disetiap daerah kota Seoul dan 100 petugas kepolisian di kawasan apartement Yoomi."
***
Yoomi tengah menyusui Yoonjae dengan senyum miris yang tak pernah pudar dari wajahnya. Ia begitu tertekan dengan segala yang terjadi. Yoomi berpikir ia tak sanggup lagi menjalankan permainan Tuhan yang terkesan keji ini. Sungguh. Yoomi sudah lelah dengan semuanya.
Jika saja Tuhan memberikan pilihan hidup untuk Yoomi, memilih untuk tidak dilahirkan ke dunia ini atau hidup dengan batin yang tertekan, sudah pasti Yoomi akan memilih pilihan yang pertama.
Tak ada harapan lagi untuk Yoomi agar bisa hidup bahagia dengan sang buah hati. Kebahagiaan tunggal yang Yoomi miliki akan segera lenyap dari hidupnya.
Yoonjae akan pergi.
Ya.
Fakta yang begitu sakit untuk diketahui.
"Jae-ah, kalau seandainya kau akan direbut dariku, tolong ingat sebaik mungkin kalau darahku ikut mengalir bersama darahmu."
***
Hara tengah menatap marah pria yang ada didepannya ini. Wanita bermarga asli Lee itu tak memahami kebodohan yang hinggap di otak pria yang bernama Park Jimin.
"Bodoh! kau sangat bodoh Jimin-ssi!"
Jimin hanya mampu tertunduk sembari mendengarkan amukan Hara. Ia tak tahu harus melawannya atau tidak. Jimin tahu resikonya sangat tinggi jika ia melawan Hara.
"Kau melupakan kesepakatan kita? huh?! kenapa kau menjadi pengecut seperti ini?!"
Lagi-lagi Jimin hanya tertunduk diam. Tiba-tiba satu kalimat tajam melintas dalam pikirannya.
"Kau hanya pria yang diperalat, sedangkan aku adalah pria yang memperalat."
Kalimat yang Yoongi lontarkan waktu itu cukup merusak akal sehat Jimin. Jimin merasa apa yang dikatakan Yoongi memang benar adanya.
"Kenapa diam? kau takut? apa yang kau takuti?"
Jimin mulai geram dengan sifat Hara. Ia merutuki dirinya yang dengan bodohnya mau bekerja sama dengan Hara hanya untuk mendapatkan kebahagiaan dengan cara yang licik.
Jimin menyadari hal itu. Ia salah. Ia telah diracuni Hara.
"Cih..ternyata kau tidak benar-benar mencintai Yoo--"
BRAK!
Maaf Hara. Ucapanmu harus terhenti karena Jimin yang memukul meja dengan kencang.
"HENTIKAN LEE HARA! jika kau bertanya siapa yang bodoh diantara kita, jawabannya adalah kau! kau yang bodoh! kau memperalatku seakan-akan aku ini adalah budakmu!"
Hara cukup tersentak dengan bentakan Jimin. Ia tertawa sinis yang berhasil membuat amarah Jimin semakin memuncak.
"Kau ini kenapa? bukankah dulu kau yang bersemangat menjalani kerja sama ini?" Ujar Hara dengan menatap Jimin remeh. "Duduklah kembali. Kau hanya sedang kalut dengan pikiranmu." Titah Hara kemudian.
Hara menyesap coklat panas miliknya terlebih dahulu. Setelah itu, ia menarik nafasnya dan menghembuskannya perlahan sebelum ia kembali membicarakan rencana busuknya dengan Jimin.
"Ingatlah Jimin-ssi. Kau memiliki cinta yang besar untuk Yoomi, dan kau tahu sendiri bukan kalau saat ini Yoongi sedang mengejar Yoomi untuk mendapatkan cintanya kembali? bukankah kau yang bilang sendiri kalau kau benar-benar tidak mau kehilangan Yoomi?" Ucapan Hara berhasil mencuci otak Jimin lagi. Ia menyadari satu hal kalau ia benar-benar tidak mau kehilangan Yoomi lagi. Sangat tidak mau.
Jimin tertunduk lemas. Pikirannya hilang entah kemana.
Hanya karena cinta, aku harus melakukan hal yang melukai pujaan hatiku. Yoomi, tolong maafkan aku. Batin Jimin meraung.
Jimin menatap Hara dengan senyum liciknya yang menjadi kesukaan Hara selama ini. Hara tersenyum kagum melihat perubahan pikiran Jimin yang hanya membutuhkan waktu yang singkat.
"Aku akan segera menikahinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Marriage
FanfictionYoongi memberikan Yoomi sebongkah cinta setelah perceraian mereka terjadi. Dulu pria bermarga Min itu sama sekali tak mencintai Yoomi. Sama sekali tidak. Lalu, akankah Yoongi dapat kembali pada Yoomi setelah mereka resmi bercerai? Itu adalah rahasia...