55

5.9K 630 72
                                    

Hai! maaf ya aku harus publish TOM malam ini juga soalnya besok aku harus ngejar tugas yang belum aku kerjain😅 aku takut ga kekejar nilai tugasnya maka dari itu aku memutuskan untuk publish TOM malam ini😊❤️❤️ aku kalo udah terpaku sama tugas udah gaberani ngelirik hp lagi hehe jadi mohon pengertiannya yaaa sayangku semuanyaa😙💓✨kalo kalian mau tau jadwal publish, add ANNOUNCEMENT ya tolong biar lu ga nanya nanya lagi hadeeeeeh~

VOTE COMMENT JANGAN LUPAAK!

***

Sejak hari itu, tak ada lagi hari-hari indah yang Yoomi lewati. Yoomi menjadi lebih sering menangis dan diam. Lagi-lagi ia harus merasakan hancurnya hidup.

Ting! Tong!

Suara bel yang berbunyi tak membuat lamunan Yoomi buyar. Ia masih tetap berbaring dengan posisi meringkuk dengan Yoonjae yang ada di belakangnya.

Tirai jendela ia biarkan tertutup, seakan tak menginginkan sinar matahari masuk ke dalam rumahnya. Sekarang apartemen Yoomi menjadi minim pencahayaan karena semua akses masuknya sinar matahari ia tutup serapat mungkin.

\Ceklek/

"Noona, kenapa kau tidak membukakanku pintu?"

Yoomi tahu betul suara siapa itu. Kehadiran Jungkook disini tak berpengaruh sama sekali bagi Yoomi.

"Untung saja aku mempunyai kunci cadangan apartemenmu." Ujar Jungkook lalu melangkah menghampiri sang kakak yang sedang meringkuk lemas.

"Aigo...ponakan paman benar-benar tampan. Apa kabarmu?" Tanya Jungkook pada Yoonjae saat ia sudah duduk diatas ranjang yang sama dengan Yoomi. Dengan hati-hati Jungkook menggendong Yoonjae dengan penuh kasih sayang.

"Sudah berapa hari kau tidak keluar rumah? dan juga, bagaimana kabar bayi yang ada didalam perutmu?"

Pertanyaan Jungkook sukses membuat Yoomi memejamkan kedua matanya dengan rapat. Stok air mata Yoomi masih banyak, guna ia memejamkan kedua matanya adalah untuk mencegah jatuhnya air mata.

"Maaf karena aku sempat menamparmu saat aku baru mendengar bahwa kau mengandung anak Jimin. Aku masih merasa sangat bersalah akan perlakuan kasarku itu." Lirih Jungkook ketika ia menyadari diamnya Yoomi.

"Dia pergi."

Dua kata yang Yoomi lontarkan entah kenapa membuat ulu hati Jungkook sakit. Hati Jungkook menangis ketika melihat tubuh Yoomi yang bergetar hebat.

"Noona...ada apa denganmu?.." Tanya Jungkook yang dihiasi kepanikan yang memuncak.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Jungkook dengan hati-hati menaruh Yoonjae di tempat tidur bayi yang ada didalam kamar Yoomi. Setelah memastikan Yoonjae aman, ia bergegas menghampiri sang kakak yang dari tadi terus menangis.

"Apa yang terjadi padamu?"

"Yoongi...ia kembali pergi meninggalkanku.."

Jiwa Jungkook terasa seperti terbakar. Lagi-lagi Yoomi membuang air matanya hanya karena lelaki itu.

"Mengangguklah jika Yoongi pergi darimu hanya karena kau mengandung anak Jimin. KATAKAN PADAKU GO YOOMI!"

Diam.

Yoomi memilih untuk diam. Ia tak berani untuk mengangguk ataupun bicara sedikitpun. Ia tahu Jungkook pasti akan membuat onar jika Yoomi menjawabnya.

Min Yoongi, aku melindungimu. Batin Yoomi bergumam.

"YOOMI JAWAB AKU! tak perlu kau berperan sebagai tameng untuknya. JANGAN PERNAH KAU MELINDUNGI IBLIS ITU GO YOOMI!"

Tears Of Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang