Nur Nasuha mengendap mama dia yang sedang memasak di dapur . Senyuman nakal terukir di bibir dia apabila dia mendapat satu idea . Kedua kaki dijengket dan perlahan-lahan dia menghampiri Datin Farah .
" Bahh ! " Bahu Datin Farah dipegang kuat lalu dengan suara yang kuat , dia menyergah Datin Farah .
Terkekeh-kekeh Nur Nasuha ketawa melihat wajah terkejut Datin Farah . Sampai terduduk dia kerana banyak ketawa . Datin Farah mengurut dada dia perlahan-lahan .
Bertuah punya anak ! Nasib baik dia tak melatah ! Kalau melatah entah apa yang akan keluar dari mulut dia ! Dengan perasaan geram , Datin Farah mencubit-cubit lengan si anak .
" Sakit ! Mama! Sakit ! " bersusah payah Nur Nasuha mengelak cubitan berbisa Datin Farah.
Nur Nasuha , satu hari tak mengacau Datin Farah memang tak sah ! Ada saja benda yang dibuatkan kalau bosan ! Di ruang tamu sudah bersepah dengan mainan-mainan milik gadis itu .
" Haa tahu sakit ! Kejutkan mama lagi ! Kalau mama pengsan tadi macam mana ? " Datin Farah bercekak pinggang . Sengaja dia tayang muka garang dia .
" Kak Wawa boleh rawat mama.. " Nur Nasuha tersengih menampakkan gigi dia . Bijak betul menjawab .
Datin Farah tersenyum juga akhirnya . Tak ada sesiapa dapat marah Nur Nasuha . Kerana gadis itu pandai mengambil hati dia . Dari nak marah terus tak jadi . Seketika dia kerut dahi , mengingati sesuatu .
Wajah yang mula pudar kembali digarangkan .
" Adik dah kemas belum mainan ? Kalau belum baik adik kemas sekarang ! Kalau tak mama tak nak goreng ayam untuk adik ! " ugut Datin Farah keras . Sengaja berkata begitu .
Kalau tidak ugut , tak ada makna nya si anak akan bergerak menuju ke ruang tamu . Mainan bersepah sana sini . Aih- nasib sayang .
Nur Nasuha mengeleng kepala dia . Dia berlari menuju ke ruang tamu . Mainan-mainan yang bersepah di masukkan ke dalam bakul yang sememangnya dikhaskan untuk mainan dia . Selesai saja berkemas , Nur Nasuha meniarap di atas karpet .
" Amboi! Baru kemas sikit dah penat " mengeleng kepala dia melihat perangai anak bongsu dia . Gelas susu diberikan kepada gadis itu .
Nur Nasuha mengangguk lemah . Mata dia fokus melihat kaca TV yang memaparkan astro ceria . Sesekali Nur Nasuha ketawa kecil melihat kartun larva itu .
" Minum susu ni sampai habis . Jangan nak mengelak . Allah nampak kalau adik tipu "
Datin Farah kembali ke dapur . Kan hangus pula ayam goreng di atas dapur itu . Nur Nasuha dengan malasnya bangun dan memegang gelas susu miliknya . Bibir dia mencebik . Dia tidak suka pun minum susu tetapi kerana paksaan dari si mama tercinta digagahkan jua dirinya .
" Tak suka lah ! " rungut dia . Tangan dia naik ke hidung dan dikepit ke hidung dia itu . Bau susu membuatkan tekak dia terasa mual . Nak muntah tetapi ditahan .
Sekelip mata saja air susu itu habis masuk ke dalam perut dia . Gelas di letakkan di atas meja . Nur Nasuha kembali berbaring . Asyik melayan cerita , mata dia perlahan-lahan tertutup .
Salam diberi oleh Adrian Adham yang baru saja pulang dari kerja . Mata dia terus menangkap tubuh si adik yang lena di hadapan TV yang terbuka itu .
" Lenanya dia tidur . Hehe ... " Dia tersenyum sinis . Tali leher dirungkai dan lengan baju kemeja dilipat hingga paras siku .
Sampai saja di hadapan Nur Nasuha , badan dia terus menghempap belakang Nur Nasuha yang meniarap itu . Apa lagi , terjaga terus Nur Nasuha apabila terasa badan dia memberat semacam .
YOU ARE READING
HADIRNYA DIA | C | ARS •5•
Ficción General[ 5th BOOK = ARS ] COMPLETED ✔ _____________ Nur Nasuha , dia tidak seperti gadis normal yang lain . Hanya disebabkan satu peristiwa , dia berubah watak . Menjadi seperti 'budak-budak' bukanlah kehendak dia . Bahkan , dia menjadi seperti itu hanya k...