Hud ditarik ke kepala bagi menutupi separuh wajahnya . Kaki dia melangkah masuk ke dalam club itu tanpa rasa was - was . Kedua tangan dia masukkan ke dalam poket hoodienya . Mata dia memerhati suasana club yang penuh dengan lautan manusia . Muzik berdentum dengan kuat .
Para gadis menari dengan ghairah sekali . Yang lelaki pula asyik menikmati layanan dari pelayan wanita disitu . Mereka seolah - olah tenggelam dalam dunia sendiri . Beberapa wanita berdansa di atas pentas dengan pakaian mencolok mata . Hanya menutup yang sepatutnya .
Dia tersenyum sinis . Sudah lama dia tidak menjejak kaki ke sini . Terlalu banyak perubahan . Dia menaiki tangga . Tingkat atas menjadi pilihan dia . Membolehkan dia melihat seluruh club itu .
" Coke please .. " pesannya apabila tiba di meja bar . Pelayan lelaki itu mengangguk .
Mata dia jatuh ke satu sudut . Kelihatan dua manusia saling berbual . Nampak serius . Seorang lelaki tua dan seorang lagi lelaki muda . Meja mereka dijaga oleh beberapa lagi lelaki .
" Here your drink sir .. " pelayan itu meletakkan satu gelas coke dihadapan lelaki itu .
Gelas itu dicapainya lalu diteguk perlahan . Mata dia tidak teralih dari melihat lelaki - lelaki tadi . Walaupun penglihatan dia agak terbatas , namun dia masih dapat melihat walaupun agak samar - samar .
" Kau dah cari orang baru nampaknya . Heh " dia tersenyum sinis . Gelas yang sudah kosong diletakkan di atas meja . Dia berjalan menuju ke depan .
Kedua tangan dia diletakkan ke palang besi . Hud di buka lalu menampakkan keseluruhan wajahnya . Tidak semena - menanya matanya bertembung dengan mata lelaki tua itu .
" Meet again , Mr Kenny or should I call you Daddy " ucapnya . Meja itu tidak jauh dari tempatnya . Hanya berjarak 1 meter .
Mr Kenny nampak marah . Dia membisikkan sesuatu pada lelaki muda itu lalu lelaki itu beredar . Kini hanya tinggal Mr Kenny dan lelaki misteri itu .
" Finish him ! " arah Mr Kenny pada anak buahnya dan --
PAP !
Lampu club itu automatik terpadam . Lalu menyala kembali setelah beberapa minit . Mr Kenny tergamam melihat anak buahnya terbunuh di hadapan dia . Suasana club itu mulai bising .
Dan di celahan orang ramai , dia berjalan dengan santai sekali . Rokok dikepit di bibirnya . Hud ditarik kembali menutup wajahnya .
" Don't messed up with me " .
♧♧♧
" Ermm .. " Nur Nasuha bangun dari pembaringan . Dia memandang susuk tubuh yang baru masuk ke dalam bilik .
" Abang pergi mana ? " soalnya dengan mata sedikit terpejam . Ryan Zafran tersentak . Hoodie hitam dicampak ke dalam bakul yang terisi baju kotor .
Dia mendekati isterinya . Rambut panjang Nur Nasuha diusapnya lembut . Nur Nasuha terus mendakap tubuh tegap suaminya . Tidur dia hanya lena jika dalam dakapan lelaki itu .
Ryan Zafran membetulkan comforter ke badan isterinya . Bahu Nur Nasuha yang terdedah itu membuatkan dia tersenyum . Tersenyum kerana dia telah mendapatkan hak dia .
" Sorry sayang .. abang ada hal tadi " ucapnya lalu mengucup ubun - ubun isterinya .
" Emm .. lain kali jangan tinggalkan Suha lagi " . Nur Nasuha melentok manja di dada Ryan Zafran .
YOU ARE READING
HADIRNYA DIA | C | ARS •5•
General Fiction[ 5th BOOK = ARS ] COMPLETED ✔ _____________ Nur Nasuha , dia tidak seperti gadis normal yang lain . Hanya disebabkan satu peristiwa , dia berubah watak . Menjadi seperti 'budak-budak' bukanlah kehendak dia . Bahkan , dia menjadi seperti itu hanya k...