" Let see " pelan digital itu dibentangkan di atas meja kaca sederhana besar itu . Satu punat warna hijau ditekan oleh Lucas .
Kini mata mereka semua tertunpu ke arah satu bangunan . Ryan Zafran yang duduk di kepala memerhati dengan serius . Setiap inci bangunan itu diterangkan oleh Lucas secara terperinci .
" Tingkat bawah , ground floor hanya ada 30 orang yang berjaga selebihnya mereka berjaga di kawasan ini ! " terang Lucas .
Pelan bangunan itu disentuh dengan jari . Kini mata mereka beralih arah , menumpu ke arah satu ruangan yang penuh dengan warna merah .
" Red zone . Disitu tersimpannya bom nuklear ! Bom yang akan memusnahkan satu bandar ini . Pengawal di sana dalam 10 orang dan semua terlatih . Sesiapa yang masuk , memang tak akan keluar dengan selamat . Satu lagi -- " Lucas melihat tab di tangannya .
Dia diam buat seketika . Bilik itu hampir memuatkan mereka semua . Harith , Sam dan Haisya turut menyertai mereka semua .
Lucas tersenyum sendiri . " -- inilah satu-satunya jalan untuk tembus ke bilik kebal itu . Melalui terowong bawah tanah . Tapi sayang , terowong tu lama tak guna , jadi -- " Lucas senyum nipis sambil mengangkat kedua bahunya .
" Ermm .. selebihnya mana ? " Ian Zarif bersuara . Tangan dia juga menyentuh gambar 3D bangunan gah itu .
Tangan dia menari-nari menekan itu dan ini . Ian Zarif kelihatan sedang mencari sesuatu .
" Casino ? In the building ? " dia seolah-olah terkesima . Bangunan di bahagian tengah itu di zoom supaya lebih jelas .
Dan hampir sebahagian aras tengah itu adalah casino . Satu tempat yang belum diketahui oleh sesiapa .
" Casino ni dibina dan tersembunyi dalam pandangan mata kasar manusia . Hanya orang tertentu dan mempunyai akses VIP saja boleh masuk . Tapi -- " Lucas menghentikan katanya .
" Tapi apa ? " soal Jack . Geram melihat Lucas yang suka berhenti di tengah jalan itu .
" -- err aku rasa kita tak patut ke sana " Lucas senyum kambing . Tab di tangan di letakkan ke atas meja .
Dia sendiri tidak sanggup untuk memasuki tempat maksiat itu . Sex bebas antara lelaki dan perempuan secara live ! Perempuan berbogel menari tanpa perasaan malu . Lelaki-lelaki bernafsu kuda yang bersepah . Memang sesiapa pergi ke sana , akan terkena kejutan .
" What do you think Ryder ? " Louis menyoal Ryan Zafran . Ketua mereka diam sedari tadi .
" What about Nick ? Where's him ? " soalnya dalam nada keras .
Terbayang raut wajah Nick . Lelaki yang selama ini menjadi musuh abdinya . Tapi cukup sajalah dia menghantar anak buahnya menyelesaikan kerja .
" Hmm that asshole ! " Lucas senyum sinis .
Bangunan digital itu disentuh dengan jari telunjuk . Di tingkat paling atas , selang 3 buah tingkat yang lain . Lucas menekan satu bangunan . Terpampang jelas suasana di dalam bilik itu .
" That's him "
Ryan Zafran senyum sinis . Kini dia sudah tahu kedudukan musuhnya itu . Selama mana pun Nick menyembunyikan diri , dia tetap akan buru . Sehinggalah Nick mati .
" Proceed , we go to our plan ! " Ian Zarif memberi arahan dan suasana bilik itu mula berubah .
Ryan Zafran memandang ke luar tingkap . Strategi serangan mereka , biarlah Ian Zarif uruskan . Kerana adiknya pandai dalam menyusun strategi .
" Azrill kau dah sedia ? " Ian Zarif menyoal Syed Azrill . Lelaki itu tak banyak cakap hari ini .
" Ready . I'm your dark knight right ? " Syed Azrill senyum sinis . Sudah lama dia menantikan saat ini .
" Good " Ian Zarif memandang Adrian Adham . Khidmat lelaki itu dan dua anak buah lelaki itu amat diperlukan .
" Don't worry bro , I know my job " jawab Adrian Adham terlebih dahulu sebelum Ian Zarif mengajukan soalan .
Ian Zarif mengangguk kepala . Makin senang kerjanya . Mereka semua memberikan kerjasama . Tidak sabar mahu hapuskan THE DIAMOND .
♧♧♧
Zyan Zafrael asyik bermain bola di halaman rumah . Bola kecil itu ditendang-tendangnya sambil tertawa riang . Ditemani oleh seorang budak lelaki berusia 1 tahun lebih . Terkedek-kedek langkah budak lelaki itu mengekori larian Zyan Zafrael .
" Catch me , Leo ! " jerit Zyan Zafrael riang . Dia berlari-lari dari dikejar oleh Leonardo anak ; Louis dan Freya .
" Yan ! Yan ! ( Run ) " jerit Leonardo dan menjerit nyaring . Suka apabila dapat kawan sepermainan .
Manakala kakak kembarnya ; Fiona . Meniarap di atas rumput sambil bermain-main dengan patung miliknya . Tidak dihiraukan dua lelaki yang menjerit nyaring itu .
" Shoot Leo ! " bola itu dipaskan kepada Leonardo .
Zyan Zafrael menunggu seperti penjaga goal . Leonardo yang tidak tahu apa-apa itu menyepak sahaja . Dia tertawa riang apabila bola itu tersasar jauh .
Keluar ke kawasan luar rumah . Zyan Zafrael sengih kecil . Dengan langkah kecilnya dia berlari mendapatkan bola itu . Tapi langkah kecilnya mati .
Seorang lelaki memakai serba hitam telah memegang bola itu . Di tangan kanan pula sebuah kotak berbalut cantik .
" Who are you ? " soalnya dalam nada pelat . Berhati-hati mendekati lelaki itu .
" I'm your friend " balas lelaki itu . Disebalik itu dia senyum sinis .
" Friend ? " Zyan Zafrael mengerutkan dahinya . Tapi tangan dia tetap menyambut huluran lelaki itu . Bola bertukar tangan .
" I bought you this ? Do you like it ? " kotak hadiah bergambar kartun itu ditunjukkan
Zyan Zafrael dengan wajah gembiranya menyambut pemberian lelaki itu tanpa rasa was-was lagi . Lelaki itu senyum penuh makna apabila pemberiannya disambut baik oleh budak lelaki itu .
" Of course ! " katanya lalu memeluk erat kotak hadiah itu . Terasa berat tetapi dia suka .
" See you soon " lelaki itu melangkah pergi . Sempat dia melihat rumah agam itu sebelum hilang di sebalik kenderaan yang lalu lalang disitu .
" Af ! Af ! " teriak Leonardo dari tempatnya berdiri . Memanggil si abang yang masih tersenyum di tepi pagar .
" Coming ! " jerit Zyan Zafrael dan berlari dengan pantas ke arah Leonardo .
Fiona juga mendekati mereka . Memandang si abang dengan riak hairan . Tangan kecil si kembar memegang kotak hadiah sederhana besar itu . Berbentuk bulat .
" Apa lam tuu ? ( Apa dalam tu ? ) " soal Fiona dengan bibir terjuih ke depan .
Ibu bap mereka semua berada di dalam . Kaum ibu memasak dan kaum bapa ; dibilik kerja Ryan Zafran .
" Entah . Jom kita tengok ! "
Mereka bertiga bertinggung mengelilingi kotak hadiah itu . Zyan Zafrael yang membuka separuh kotak itu mula mengerutkan hidungnya .
" UCHUK ! ( BUSUK ! ) " komen Fiona lalu mengepit hidungnya dengan jari kecilnya .
Dengan wajah tertanya , Zyan Zafrael membuka kotak itu . Wajah mereka bertiga terus berubah menjadi pucat . Leonardo terus menarik tangan si adik menjauhi kotak itu . Fiona sudah tercebik-cebik .
" HUAWAAA !!! "
YOU ARE READING
HADIRNYA DIA | C | ARS •5•
Ficção Geral[ 5th BOOK = ARS ] COMPLETED ✔ _____________ Nur Nasuha , dia tidak seperti gadis normal yang lain . Hanya disebabkan satu peristiwa , dia berubah watak . Menjadi seperti 'budak-budak' bukanlah kehendak dia . Bahkan , dia menjadi seperti itu hanya k...