Harith dan Sam menyeludup masuk ke dalam gudang lama itu . Mask hitam dan cap hitam dipakai kemas . Mengelak dari wajah mereka dicam . Di belakang , beg sederhana besar dipikul mereka .
Harith memberi isyarat kepada Sam . Mereka berhenti dan bersembunyi di sebalik dinding . Memandang situasi di hadapan mereka . Tong - tong minyak bersepah di situ . Bauan yang tidak menyenangkan memasuki rongga hidung mereka .
" Kau jaga sini . Aku naik atas " ujar Harith . Dengan pantas dia memanjat ke tingkat atas .
Tiang tangga itu dipegang kemas . Lalu dia mula memanjat ke atas . Penuh berhati - hati tanpa disyaki oleh sesiapa pun . Sam pula sudah membuka beg hitam miliknya .
Dibelek dua pucuk pistol . Lalu di selitkan di sebalik but hitamnya . Sebelah pisau diselitkan di balik pehanya . Di tangan pula dipegang kemas revolver miliknya .
Harith di atas bertindak sebagai headhunter . Salah satu ketangkasan dia dalam menembak . Menjadi mimpi ngeri buat musuhnya . Sekali shot memang terus out !
" Aku dah nampak dia . Tingkat dua . Dalam bilik bersama perempuan - perempuan dia " ujar Harith perlahan melalui alat ditelinganya .
Sam mengangguk mengerti . Dia mula bergerak perlahan . Disebalik dinding itu , dia mengintai melihat anak buah lelaki itu . Masing - masing sibuk dengan kerja mereka .
Berjudi , minum arak dan bermain dengan perempuan . Sam senyum senget . Lagi memudahkan kerjanya .
" Ready ? " Sam memegang kemas pistolnya . Bersiap sedia mahu beraksi .
Harith di atas santai saja . Meniarap di sabalik kotak - kotak yang melindungi dirinya itu . Rokok disedut perlahan di celahan bibir . Laser dibidik di dada seseorang .
KLAK !
Lalu tembakan dilepaskan . Tepat mengenai dada lelaki tua itu . Lelaki tua itu jatuh menyembah lantai . Perempuan - perempuan di sekelilingnya mula menjerit ketakutan .
" Heh ! " Harith senyum sinis . Bidikkan laser mula berubah . Mengira dalam diam bilangan anak buah lelaki itu .
" 20 semuanya " ujar Harith apabila sudah dipastikan tiada manusia lagi kelihatan . Dia menyedut dalam rokok .
Sam di bawah bergelut dengan semua manusia itu . Tembakan bertalu - talu dilepaskan dan mereka semua mati di tangan Sam . Lelaki itu tampak tangkas dan hebat dalam pertarungan .
Lima lelaki dan Sam keseorangan . Tanpa bantuan dia dapat menyelesaikan semua lelaki itu . Tembakan dilepaskan tepat pada jantung dan kepala . Headshot ! Kegemarannya .
" 2 more left .. " ujar Harith perlahan . Kedengaran di balik corong alat itu .
BANG !
BANG !
Sam meletakkan kedua tangannya di lutut . Melepaskan lelah setelah lama bergelut dengan mereka semua . Matanya memandang 3 orang lelaki yang baru melangkah masuk .
Muka mereka nampak serius . Menbawa aura yang begitu kuat . Sam hanya beriak tenang . Peluru ditukarkan kepada yang baru .
" Who are you ? " soal lelaki itu serius . Memandang Sam dari atas ke bawah . Membuatkan Sam berada menyampah .
" No need to know who I am " balas Sam dingin . Itu prinsip mereka .
Harith melompat ke bawah . Mendarat di hadapan mereka berempat dengan wajah selamba . Di belakang terdapat beg berisi sniper miliknya . Cap dibetulkan .
" Wait .. suara kau .. suara kau macam -- " kata - kata lelaki itu tersangkut akibat bunyi tembakan . Mereka semua memandang ke belakang .
Harith tersenyum . Tembakan dilepaskan tepat di dada lelaki itu . Pantas sekali tembakan dilepaskan tanpa mereka semua sedari . Harith membetukan kedudukan beg snipernya .
YOU ARE READING
HADIRNYA DIA | C | ARS •5•
Ficción General[ 5th BOOK = ARS ] COMPLETED ✔ _____________ Nur Nasuha , dia tidak seperti gadis normal yang lain . Hanya disebabkan satu peristiwa , dia berubah watak . Menjadi seperti 'budak-budak' bukanlah kehendak dia . Bahkan , dia menjadi seperti itu hanya k...