SPECIAL CHAPTER [ 1 ]

41K 2K 128
                                    

DUSH !

Satu tendangan cukup padu diberikan olehnya . Bajunya sudah dibasahi dengan peluh . Rambutnya berjuntai di dahi . Menyerlahkan lagi wajah kacak itu . Wajah yang semakin matang .

BUK ! BUK !

Punch bag ditumbuk bertubi-tubi . Kakinya juga bergerak pantas . Mengelak setiap serangan . Sudah 3 jam berlalu , namun dia masih belum puas .

PAK ! BAM !

Punch bag itu jatuh ke atas lantai . Berdentum bunyinya apabila berlaga dengan lantai besi itu . Dia melepaskan lelah . Manik-manik peluh dilap dengan kain tuala miliknya .

Baju yang membaluti tubuh kekarnya dibuka . Menyerlahkan tubuh badannya yang terbentuk sempurna itu . Dia menyandarkan badan pada balang besi berdekatan .

Memerhati bilik latihan yang menjadi tempat dia selama ini menjalani latihan . Tanpa bantuan sesiapa pun . Tetapi masih di bawah pemerhatian Ryan Zafran sendiri . Air diteguk sehingga tingga separuh dari botol .

" Along ! " jeritan seseorang menyentakkan dirinya .

Tubuh dipaling ke belakang . Seorang gadis yang masih berpakaian sekolah berlari ke arahnya . Terkelip seketika matanya melihat raut wajah comel milik gadis itu .

8 tahun berlalu . Mereka sudah makin membesar . Malah wajah mereka juga menunjukkan kematangan . Sampaikan panggilan pun turut berubah .

" See , aku dapat ! " dia mengangkat satu kertas A4 warna putih setinggi-tingginya .

Almaklumlah , gadis itu pendek saja . Hanya paras dagu dia sahaja . Tersengih kecil dia melihat si adik yang bersusah payah menayangkan kertas itu padanya .

" Congrats " ucapnya lalu kepala si gadis yang dibaluti dengan tudung diusap lembut .

" Hehe .. thanks along ! " dia tersengih malu-malu . Ini kerana si abang telah mencabarnya suatu tika dulu .

Jika dia mendapat keputusan peperiksaan yang cemerlang , si abang mahu menghadiahkan sesuatu kepadanya .

" Mana hadiahnya ? " tak menyempat , dia menuntut hadiah yang sering terbayang-bayang pada ruang matanya .

Coklat ? Bunga ? Nah , she not typical girl like that . Dia tidak mengemari hadiah sebegitu .

" Esok along bawa Lisa pergi shopping " ujarnya ringkas .

Alisa apa lagi , menjerit keriangan . Bukan senang , seorang Zyan Zafrael mahu membelanja seseorang . Muka beku 24 jam . Selalu membuat masalah . Suka hidup dalam dunia dia sendiri .

" Ark - kau budak ! Jangan suka sangat . Kau bernasib baik je tu " sampuk satu suara dari belakang .

Pakaian sekolah sudah ditukar . Digantikan dengam hoodie warna kelabu . Dia berjalan merapati kakak dan abangnya .

" Apa ? Sekurang-kurangnya aku lagi hebat dari kau . Kau ? " pandangan ejek diberikan kepada si adik .

Zafuan hanya membuat muka . Dia menanggalkan hoodie kelabu dari badan kekarnya . Tetapi masih tidak dapat menandingi badan si abang . Yang jauh lebih 'hot' dari dirinya sendiri .

" Mama panggil kau . Suruh kau mandi " katanya . Menyampaikan pesanan dari si mama .

Alisa menepuk kuat dahinya . Dia tersengih apabila sedar , dirinya masih berpakaian sekolah . Lalu dia berlari menuju ke satu bilik . Bilik yang menjadi laluan rahsia untuk keluarga mereka .

" So bro , what' up ? " Zafuan menegur abangnya . Melabuh punggung di kerusi bersebelahan dengan gelanggang tinju .

" Just thinking " balas Zafrael .

HADIRNYA DIA | C | ARS •5•Where stories live. Discover now