DUSH !
Satu tendangan cukup padu diberikan olehnya . Bajunya sudah dibasahi dengan peluh . Rambutnya berjuntai di dahi . Menyerlahkan lagi wajah kacak itu . Wajah yang semakin matang .
BUK ! BUK !
Punch bag ditumbuk bertubi-tubi . Kakinya juga bergerak pantas . Mengelak setiap serangan . Sudah 3 jam berlalu , namun dia masih belum puas .
PAK ! BAM !
Punch bag itu jatuh ke atas lantai . Berdentum bunyinya apabila berlaga dengan lantai besi itu . Dia melepaskan lelah . Manik-manik peluh dilap dengan kain tuala miliknya .
Baju yang membaluti tubuh kekarnya dibuka . Menyerlahkan tubuh badannya yang terbentuk sempurna itu . Dia menyandarkan badan pada balang besi berdekatan .
Memerhati bilik latihan yang menjadi tempat dia selama ini menjalani latihan . Tanpa bantuan sesiapa pun . Tetapi masih di bawah pemerhatian Ryan Zafran sendiri . Air diteguk sehingga tingga separuh dari botol .
" Along ! " jeritan seseorang menyentakkan dirinya .
Tubuh dipaling ke belakang . Seorang gadis yang masih berpakaian sekolah berlari ke arahnya . Terkelip seketika matanya melihat raut wajah comel milik gadis itu .
8 tahun berlalu . Mereka sudah makin membesar . Malah wajah mereka juga menunjukkan kematangan . Sampaikan panggilan pun turut berubah .
" See , aku dapat ! " dia mengangkat satu kertas A4 warna putih setinggi-tingginya .
Almaklumlah , gadis itu pendek saja . Hanya paras dagu dia sahaja . Tersengih kecil dia melihat si adik yang bersusah payah menayangkan kertas itu padanya .
" Congrats " ucapnya lalu kepala si gadis yang dibaluti dengan tudung diusap lembut .
" Hehe .. thanks along ! " dia tersengih malu-malu . Ini kerana si abang telah mencabarnya suatu tika dulu .
Jika dia mendapat keputusan peperiksaan yang cemerlang , si abang mahu menghadiahkan sesuatu kepadanya .
" Mana hadiahnya ? " tak menyempat , dia menuntut hadiah yang sering terbayang-bayang pada ruang matanya .
Coklat ? Bunga ? Nah , she not typical girl like that . Dia tidak mengemari hadiah sebegitu .
" Esok along bawa Lisa pergi shopping " ujarnya ringkas .
Alisa apa lagi , menjerit keriangan . Bukan senang , seorang Zyan Zafrael mahu membelanja seseorang . Muka beku 24 jam . Selalu membuat masalah . Suka hidup dalam dunia dia sendiri .
" Ark - kau budak ! Jangan suka sangat . Kau bernasib baik je tu " sampuk satu suara dari belakang .
Pakaian sekolah sudah ditukar . Digantikan dengam hoodie warna kelabu . Dia berjalan merapati kakak dan abangnya .
" Apa ? Sekurang-kurangnya aku lagi hebat dari kau . Kau ? " pandangan ejek diberikan kepada si adik .
Zafuan hanya membuat muka . Dia menanggalkan hoodie kelabu dari badan kekarnya . Tetapi masih tidak dapat menandingi badan si abang . Yang jauh lebih 'hot' dari dirinya sendiri .
" Mama panggil kau . Suruh kau mandi " katanya . Menyampaikan pesanan dari si mama .
Alisa menepuk kuat dahinya . Dia tersengih apabila sedar , dirinya masih berpakaian sekolah . Lalu dia berlari menuju ke satu bilik . Bilik yang menjadi laluan rahsia untuk keluarga mereka .
" So bro , what' up ? " Zafuan menegur abangnya . Melabuh punggung di kerusi bersebelahan dengan gelanggang tinju .
" Just thinking " balas Zafrael .
YOU ARE READING
HADIRNYA DIA | C | ARS •5•
Ficção Geral[ 5th BOOK = ARS ] COMPLETED ✔ _____________ Nur Nasuha , dia tidak seperti gadis normal yang lain . Hanya disebabkan satu peristiwa , dia berubah watak . Menjadi seperti 'budak-budak' bukanlah kehendak dia . Bahkan , dia menjadi seperti itu hanya k...