BAB 48

45.9K 2.2K 44
                                    

Eyreen mengenggam erat hujung baju kurung moden putih itu . Kepalanya menunduk sedari tadi . Tidak langsung diangkat mahu pun memandang ke hadapan . Wajahnya kosong . Tiada senyuman . Tiada keceriaan atau kegembiraan di wajah itu .

Ian Zarif memasuki kamarnya . Pintu ditutup dan dikunci rapat . Dia membuka persalinan baju melayu pada badannya . Rasa melekit dan berpeluh .

" Reen .. " dia menegur perlahan . Baju dilempar ke atas lantai . Duduk di sebelah isterinya .

Isteri yang baru dinikahi tadi .

Namun Eyreen tidak memberi reaksi . Sepi . Mata dia hanya pada satu arah . Tunak memandang lantai yang berkilat itu . Bertudung manis .

" Wehh .. " bahu Eyreen ditepuk kasar . Menyedarkan wanita itu terus dari lamunan .

Terkebil - kebil mata Eyreen memandang Ian Zarif . Half - naked . Tidak memandang tubuh tegap itu . Ian Zarif selamba saja berbaring di atas katil . Memandang Eyreen yang nampak baru tersedar dari mimpi .

" Kenapa tak tukar baju lagi ? Tak panas ? " dia menyoal . Pelik dengan kelakuan Eyreen .

Eyreen seakan dalam dunianya sendiri . Dia perasan , tapi hanya buat - buat tidak tahu sahaja . Dia mahu Eyreen sendiri membuka mulut untuk beecerita . Bukan mendesak .

Ian Zarif bukan lelaki yang suka mendesak . Dia berusaha mengubah dirinya ke arah kebaikan . Dengan rumah tangga yang baru saja terbina ini .

" Ermm .. sekejap lagi aku tukar -- " balas Eyreen datar .

Kedua tangan digenggam erat . Ada sesuatu yang membuatkan dia menjadi sebegitu . Hati dia gundah . Memikirkan satu hal . Hati dia menjadi tidak tenang .

Ian Zarif bangkit dari pembaringan . Dia mengengsot menghampiri Eyreen yang berada di birai katil . Menyentuh lembut bahu Eyreen .

" Kau fikirkan apa ? Mind to tell me ? "

Eyreen memandang suaminya di sebelah . Gigi diketap . Mata dia cuba mencari keikhlasan dari pandangan Ian Zarif . Suaminya .

" Nothing .. " akhirnya dia mengeleng . Tidak mungkin dia akan bercerita .

Seorang Eyreen lebih suka memendam . Tidak suka meluahkan . Di sebalik perwatakan dia yang dingin itu , dia mempunyai jiwa yang rapuh .

Dalam diam dia menangis . Menangisi nasibnya yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang bapa .

Ian Zarif melepaskan keluhan . Badan Eyreen ditarik menghadap dirinya lalu tangan kekar itu mendakap erat tubuh kecil Eyreen . Rapat dan kemas .

Eyreen membiarkan . She need someone . Dia memejam mata rapat . Menyembam muka penuh di dada Ian Zarif .

" Aku tahu kau tengah fikirkan sesuatu . Aku tahu kau tak luahkan rasa hati kau . Aku faham . Tapi kalau kau pendam , kau akan rasa sakit . Sakit yang boleh menyebabkan hati kau ni pedih . Airmata kau jatuh . Aku tahu , kau perlukan seseorang untuk tenangkan kau . You need me . I just wanna tell you that , I always be here . To hug , to listen your problem . Not just as a friend but as a husband . If kau tak selesa , try to talk with someone . Jangan pendam . Nanti lama - lama kau akan sakit .. "

Airmata Eyreen perlahan - lahan turun mengalir di kedua pipinya . Tiada esakan hanya airmata sahaja . Ian Zarif mengeratkan lagi pelukkannya . Dia tahu , seorang Eyreen nampak saja kuat but inside her , she really hurt ! Very painful . Ian Zarif mengaku , dia telah jatuh cinta pada Eyreen .

Dia mahu menjadi pendengar setia untuk Eyreen . Menjadi peneman untuk gadis itu . Menjadi sahabat untuk gadis itu . Menjadikan gadis itu yang teristimewa .

HADIRNYA DIA | C | ARS •5•Where stories live. Discover now