Begitu terdengar suara lonceng tanda pelajaran hari ini berakhir, aku bergegas ke ruang guru untuk bertemu dengan Angie. Tidak seperti kemarin, aku harus menunggu lama di depan ruang guru. Hari ini Angie keluar dari ruang guru beberapa menit setelah aku tiba di sana.
"Angie ... ke mana hari ini kita akan pergi?"
"Sudah ... ikuti saja aku ... nanti juga kau akan tahu ..."
Angie mengatakan itu sambil mengedipkan sebelah matanya, membuatku merinding melihatnya.
Aku berjalan mengikuti Angie yang berjalan di depanku. Setelah itu, aku menghentikan langkah kakiku ketika aku melihat Angie juga menghentikan langkah kakinya di depan sebuah ruangan. Sebenarnya aku belum pernah masuk ke dalam ruangan ini sebelumnya semenjak menginjakkan kaki di Grandes High School, entah ruangan apa ini?
"Apa kau sudah siap?"
"Hmmmm ... maksudmu siap melihat hantu? Ya aku rasa ... a ... aku sudah siap ..."
Angie menertawakan kegugupanku, setelah itu dia membuka pintu ruangan itu.
Aku tercengang ketika melihat suasana di dalam ruangan itu begitu ramai. Banyak orang yang tengah berteriak-teriak memberi semangat. Ruangan ini ... aku yakin ini lapangan basket karena banyak pria-pria bertubuh tinggi sedang bermain basket di tempat ini. Sepertinya mereka sedang mengadakan sebuah pertandingan. Sudah satu minggu lebih aku belajar di sekolah ini, tapi baru sekarang aku mengetahui ada lapangan basket indoor seperti ini di sekolah ini.
"Kau pasti terkejut kan?"
"I ... iya ... aku baru tahu ada ruangan seperti ini di sekolah ini."
"Haha ... banyak hal yang belum kau ketahui di Grandes High School ini."
"SEAN ... SEAN ... SEAN ... SEAN ... !!!"
Semua orang berteriak-teriak menyerukan sebuah nama, aku merasa heran kenapa semua orang meneriakkan nama itu seakan-akan dia orang yang begitu populer.
Aku menatap ke arah lapangan di mana pertandingan basket sedang diselenggarakan. Jika melihat seragam para pemain basket itu sepertinya mereka berasal dari dua sekolah. Seragam yang berwarna kuning itu sepertinya seragam tim basket sekolah kami, karena di baju seragam itu tertulis 'Grandes High School', sedangkan seragam lawan mereka berwarna hitam.
Aku terpukau ketika melihat gerakan para pemain tim basket sekolah kami yang begitu cepat, terutama gerakan seorang pria yang memakai seragam bernomor punggung 11. Berulang kali dia berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang. Selain itu, ketika dia membawa bola hampir tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kecepatannya dan tidak ada yang bisa merebut bola dari tangannya.
Aku semakin terpukau pada pemain bernomor punggung 11 itu ketika aku melihat dengan gerakan yang sangat cepat dia lari ke dekat keranjang sambil membawa bola, setelah itu dia melompat begitu tinggi dan seorang diri langsung memasukkan bola itu ke dalam keranjang. Dia berpegangan ke keranjang itu hingga bergelantungan.
"WOOOOW ... NICE SHOOT ... SLAM DUNK ... SEAN ... KEREEEN ... Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa ..."
Suara semua orang yang menonton pertandingan ini yang kebanyakannya wanita saling berteriak begitu menyaksikan kehebatan pemain bernomor 11 itu.
"AYO MAJU SEMUANYA ...!!!"
"YEAAAAH ...!!"
Pemain bernomor 11 itu meneriakkan sesuatu dan terlihat semua pemain dari tim basket sekolah kami serempak menjawab teriakannya. Pemain bernomor 11 itu mungkinkah dia kapten tim basket kami, karena aku melihat ada sesuatu yang berwarna hitam melingkar di pergelangan tangannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)
HorrorLeslie Felicia ... remaja 17 tahun yang terpaksa pindah sekolah karena mengikuti orangtuanya. Grandes High School ... sebuah sekolah SMA yang berjarak cukup dekat dari tempat tinggal Leslie yang baru, yang dipilih Leslie untuk menjadi sekolah baruny...