CHAPTER 43 DERRIS (PART 3)

24K 1.9K 55
                                    

Festival perayaan ulang tahun Grandes High School pun hari ini diselenggarakan. Banyak orang yang hadir untuk menyaksikan kemeriahan festival ini. Bukan hanya warga-warga yang tinggal di dekat Grandes High School, bahkan siswa-siswa dari sekolah lain pun berdatangan untuk menyaksikan keramaian festival ini.

Banyak kelas yang membuat bazaar termasuk kelasku. Tentu saja aku tidak diikut sertakan menjaga stand bazaar kami oleh teman-teman sekelasku, jadi yang ku lakukan hanyalah berjalan-jalan menyaksikan keramaian festival ini. Aku merasa senang karena Celia selalu menemaniku.

Di festival ini juga didirikan sebuah panggung yang berukuran cukup besar. Ada beberapa pertunjukan musik yang dipentaskan di panggung itu. Suara musik yang bersahut-sahutan itu menambah kemeriahan festival ini.

"Leslie ... coba lihat ke sana!"

Celia dengan jari telunjuknya menunjuk ke sebuah arah dan aku pun menatap arah yang ditunjukan oleh Celia. Mataku terbuka dengan sangat lebar ketika melihat seorang pria sedang melihat-lihat stand bazaar, tampak seorang wanita sedang berjalan di sampingnya. Mereka terlihat begitu dekat, mereka tertawa bersama. Yang membuatku terbelalak seperti ini karena pria itu adalah Sean. Dia begitu dekat dengan wanita yang sedang melihat-lihat stand bazaar dengannya.

"Sepertinya dia sudah memiliki pacar. Untung kau menuruti perkataanku untuk menjauhi pria itu, jika tidak ... kau akan tertipu olehnya."

"Apa maksudmu tertipu olehnya?"

"Coba lihat kedekatan mereka, apa mereka terlihat pasangan kekasih yang baru jadian? Jika melihat kedekatan mereka, sepertinya mereka sudah berpacaran cukup lama."

Yang dikatakan Celia memang benar, mereka terlihat begitu dekat seakan-akan mereka sudah lama saling mengenal.

"Ayo kita pergi dari sini Celia ..."

Aku tidak sanggup melihat Sean bersama wanita itu sehingga aku mengajak Celia untuk pergi dari tempat itu sekarang juga.

Aku dan Celia melihat stand bazaar kelas lain yang jaraknya cukup jauh dari stand bazaar yang sedang dilihat oleh Sean dan wanita itu. Ketika aku dan Celia sedang asyik melihat-lihat bazaar itu, aku menatap ke atap gedung sekolahku dan betapa terkejutnya aku ketika aku melihat hantu yang ku lihat di ruang OSIS beberapa hari yang lalu sedang berdiri di sana. Jika hantu itu memiliki mata aku yakin hantu itu sedang menatap festival ini sekarang.

Lalu ... tiba-tiba hantu itu menghilang dalam sekejap. Di saat yang bersamaan aku merasa perutku sangat mulas. Setelah meminta izin pada Celia, aku pun pergi menuju toilet.

Di dalam toilet ini sangat sepi, rasa mulas di perutku membuatku dengan cepat masuk ke dalam toilet dan menyelesaikan aktifitasku.

Begitu menyelesaikan aktifitasku di dalam toilet itu, dengan cepat aku keluar dan mencuci tanganku di wastafel.

Akan tetapi ...

Tiba-tiba aku merasakan sakit di kepalaku, mungkinkah ada hantu di toilet ini? Aku semakin takut ketika aku merasakan hawa dingin yang semakin mendekati punggungku. Aku mengangkat kepalaku yang sedang menunduk untuk menatap cermin.

Pada awalnya aku tidak melihat apa pun di dalam cermin itu selain pantulan dari wajahku sendiri. Aku pun merasa sangat lega karena aku tidak melihat hantu di toilet ini.

"Gumpraaaang ..."

Aku tersentak ketika sebuah suara tiba-tiba terdengar, aku yakin suara itu berasal dari dalam toilet yang aku gunakan tadi. Dengan diiringi detak jantungku yang amat kencang, aku memberanikan diriku untuk melihat ke dalam ruang toilet itu. Aku yakin baru saja mendengar sebuah benda yang jatuh. Aku berjalan dengan perlahan. Suara detak jantungku dan suara langkah kakiku di dalam ruangan yang sepi ini terdengar sangat jelas di telingaku. Meskipun berjalan dengan perlahan, akhirnya aku tiba di depan toilet itu. Aku sudah membulatkan tekadku untuk melihat ke dalam toilet itu, aku menelan ludahku, setelah itu aku memasuki ruangan toilet itu dan menatap sekelilingnya. Betapa leganya aku, ketika aku tidak melihat apa pun di dalam toilet itu. Aku pun kembali berjalan menuju wastafel. Aku membasuh wajahku yang berkeringat karena rasa takut yang tadi aku rasakan, kemudian aku kembali menatap ke arah cermin.

Lalu ...

"Kyaaaaaaaaaaaaaaa ..."

Aku berteriak sekencang-kencangnya ketika di dalam cermin aku melihat hantu di ruang OSIS itu sedang berdiri di belakangku.

Hantu itu melayang semakin mendekatiku hingga dia menempel ke punggungku. Bukan hanya itu ... aku merasakan hantu itu masuk ke dalam tubuhku dan seketika itu juga aku merasakan pikiranku melayang. Semuanya tampak gelap di mataku.

Kemudian ...

Begitu aku membuka mataku dengan perlahan, aku sudah berada di tempat yang berbeda. Saat ini ... aku yakin sedang berada di ruang OSIS yang beberapa hari lalu aku datangi.

Di ruangan ini terlihat beberapa orang sedang duduk di kursi mereka, tampaknya mereka sedang mengadakan sebuah rapat.

"Untuk festival besok ... apa semuanya sudah dipersiapkan dengan baik ..."

"Sebenarnya ada sedikit masalah ... hiasan untuk kelas 3 ... belum bisa diambil, nanti sore baru bisa diambil. Tapi tidak ada yang bisa mengambilnya, semuanya sangat sibuk."

"Hmmm ... begitu ... kalau begitu biar aku saja yang mengambilnya."

"Benarkah kau yang akan mengambilnya Derris?"

"Iya biar aku saja yang mengambilnya. Kalian harus mempersiapkan festivalnya sebaik mungkin ..."

"SIAP KETUA ...!!!"

Ternyata memang benar yang dikatakan Angie, hantu yang ada di ruang OSIS itu memang hantu ketua OSIS yang tiba-tiba menghilang. Hantu itu tidak lain adalah Derris. Derris sedang memperlihatkan kenangannya padaku, dengan ini aku akan mengetahui apa yang terjadi padanya.

Sekelilingku berputar-putar dan dalam sekejap, aku telah berpindah tempat. Saat ini aku sedang berada di sebuah tempat, aku tahu tempat ini karena hampir setiap hari aku melewati tempat ini jika berangkat ataupun pulang dari sekolah. Di samping tempat ini ada danau yang begitu luas. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa berada di tempat ini? Tapi mengingat ini merupakan dunia kenangan Derris, pasti tempat ini berhubungan erat dengan peristiwa yang dialami oleh Derris.

Tiba-tiba turun hujan, aku pun bergegas berdiri di bawah pohon untuk berteduh. Tidak terlalu lama, aku mendengar suara seseorang sedang mengayuh sepeda, aku pun bergegas melihat ke arah sumber suara itu. Lalu aku melihat seorang pria sedang mengayuh sepedanya melewatiku, pria itu tidak lain adalah Derris. Aku terus memperhatikan Derris, kemudian ... tepat di depan sepeda Derris yang sedang melaju, melintas seekor kucing berbulu putih. Derris tampak terkejut, lalu dia membelokkan sepedanya ke arah yang lain agar tidak menabrak kucing itu.

Namun ...

Sepeda Derris terus melaju hingga akhirnya jatuh ke danau. Derris meronta-ronta sepertinya dia tidak bisa berenang. Aku ingin sekali melompat ke dalam danau untuk menyelamatkan Derris, tapi aku tahu itu tidak mungkin bisa ku lakukan. Di dunia kenangan ini tidak ada yang bisa ku lakukan untuk menyelamatkan Derris. Derris terus meronta-ronta hingga akhirnya dia tenggelam dan tidak pernah muncul lagi ke permukaan danau.

Semua kembali berputar-putar, sekelilingku berputar dengan hebat membuat kepalaku terasa semakin pusing. Aku tidak sanggup lagi mempertahankan penglihatanku, secara perlahan semuanya berubah menjadi gelap gulita.

Aku membuka kedua mataku, tidak ada seorang pun di sini. Aku segera bangun dari posisi berbaringku dan menatap sekelilingku, tempat ini ... ini adalah toilet. Aku ingat tadi aku memang sedang berada di toilet ini, rupanya aku sudah kembali ke dunia nyata.

Aku bermaksud untuk pergi dari toilet ini, namun aku menghentikan langkahku ketika tiba-tiba hantu Derris muncul di depanku. Meskipun kedua bola matanya tidak ada tapi aku bisa melihat dengan jelas kesedihan di wajahnya.

"Apa jasadmu masih berada di dalam danau itu?"

Aku yakin saat ini aku sedang tidak bermimpi, hantu Derris menganggukkan kepalanya. Inilah pertama kalinya aku berkomunikasi langsung dengan hantu.

"Aku mengerti ... aku akan memberitahukan semua orang untuk mencari jasadmu di dalam danau."

Sekali lagi hantu Derris menganggukkan kepalanya. Aku pun bergegas lari menuju ke ruang guru. Hal yang pertama kali harus ku lakukan sekarang adalah menceritakan hal ini pada Angie.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang