Aku sangat kesal ketika tidak menemukan Angie di ruang guru. Aku berputar-putar di tempat Festival mencari keberadaan Angie, tapi aku tetap tidak menemukannya.
Hingga setelah cukup lama berputar-putar mengelilingi setiap sudut di sekolah ini, akhirnya aku pun menemukan keberadaan Angie. Aku melihat dia sedang duduk bersama dengan anggota club basket. Aku tahu alasan Angie berkumpul dengan mereka, dia sedang berbincang-bincang dengan keriangan di wajahnya bersama dengan Leo yang merupakan pelatih tim basket itu. Aku melangkahkan kakiku mendekati mereka, namun aku menghentikan langkahku dan sempat merasa ragu untuk mendekati mereka ketika melihat Sean dan wanita yang aku lihat bersamanya di Stand Bazaar tadi, sedang bergabung dengan mereka. Aku tidak ingin menemui mereka.
Akan tetapi, mengingat penderitaan di wajah hantu Derris membuatku kembali melangkahkan kakiku mendekati mereka.
"Leslie ... duduklah bersama kami di sini ..."
Angie mengatakan itu begitu melihatku berdiri di hadapan mereka. Semua orang tampak sedang menatap ke arahku saat ini.
"Angie ... bisakah kau ikut aku sebentar?"
"Kenapa?"
"Ini penting sekali, ada sesuatu yang harus kita bicarakan berdua saja ..."
Tampaknya Angie menyadari aku sedang begitu serius saat ini. Dia segera beranjak dari tempat duduknya dan mengikutiku yang berjalan di depannya.
Setelah berada di tempat yang sepi, aku menceritakan semua yang aku lihat di dunia kenangan Derris tadi pada Angie. Angie tampak terlihat terkejut setelah mendengar semua ceritaku.
"Jadi benar ... hantu itu ... hantu ketua OSIS?"
"Begitulah ... dia masih gentayangan di ruang OSIS karena dia belum bisa kembali ke dunianya sebelum jasadnya ditemukan."
"Kau bilang tadi dia tenggelam di danau bukan?"
"Ya begitulah."
"Aku tidak mengerti kenapa jasadnya tidak mengapung ke permukaan danau ..."
"Mungkin jasadnya tersangkut sesuatu. Entahlah aku juga tidak tahu, yang pasti kita harus segera melaporkan hal ini pada polisi."
"Kau benar ... ayo kita pergi ..."
Dengan menaiki mobil Angie, kami pergi ke kantor polisi dan melaporkan kejadian ini pada polisi. Saat itu juga kami ditemani beberapa polisi pergi menuju danau di mana jasad Derris berada saat ini.
Sesampainya di danau ...
Sejumlah polisi yang telah mengenakan pakaian selam, menyelam ke dalam air danau untuk mencari jasad Derris. Cukup lama mereka mencari dan hingga kini belum ada satu pun dari polisi-polisi itu yang kembali ke permukaan.
Setelah sekitar dua jam polisi-polisi itu melakukan penyelaman bergantian, akhirnya mereka kembali ke daratan. Akan tetapi ... tidak ada satu pun dari mereka yang menemukan jasad Derris.
"Kami tidak menemukan jasadnya. Apa kalian yakin laporan kalian itu benar? Kejadiannya sudah dua tahun yang lalu?"
"Tentu saja kami yakin, aku dengan mata kepalaku melihatnya sendiri, Derris memang jatuh dan tenggelam ke dalam danau ini."
Terlihat ekspresi ketidakpercayaan dan kecurigaan di wajah polisi itu. Sepertinya dia meragukan perkataanku.
"Pak ... yang dikatakan gadis itu benar, aku menemukan sepedanya di bawah danau ..."
Salahseorang polisi yang baru saja keluar dari dalam danau mengatakan hal itu sambil membawa sebuah sepeda. Sepeda itu ... itu memang sepeda milik Derris.
"Pak ... di dalam danau ada sebuah karang yang sangat besar. Sepeda ini juga terjepit karang itu."
"Apa? Mungkin jasad itu juga terjepit di dalam karang, kalian periksalah karang itu dengan teliti!"
"SIAP PAK!"
Polisi-polisi itu kembali menyelam ...
Setelah 30 menit berlalu semenjak polisi-polisi itu menyelam, akhirnya mereka kembali ke permukaan. Dan yang membuatku sangat lega, aku melihat mereka membawa jasad seseorang. Jasad itu sudah hancur, sudah tidak ada dagingnya hanya tinggal tulang belulang tapi aku yakin itu pastilah jasad Derris.
"Kami akan melakukan pemeriksaan, jika jasad ini terbukti jasad Derris, kami akan segera menyerahkan jasadnya pada keluarganya."
"Baiklah pak ..."
"Terima kasih untuk laporan kalian ..."
Setelah mengatakan itu, polisi-polisi itu pergi meninggalkan kami.
Keesokan harinya ...
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata memang benar jasad itu jasad Derris. Kemudian jasadnya diserahkan ke pihak keluarga Derris. Aku, Angie dan seluruh anggota OSIS Grandes High School menghadiri acara pemakaman jasad Derris. Pemakamannya berlangsung dengan begitu khidmat.
Ketika pemakaman itu selesai, aku tahu hanya aku seorang yang menyaksikan hal ini. Tapi aku melihat arwah Derris melayang di udara. Dia tersenyum padaku, mungkinkah itu bentuk ucapan terima kasihnya padaku?
Secara perlahan arwahnya melayang semakin tinggi di udara. Kemudian memudar hingga akhirnya benar-benar lenyap ...
"Arwahnya sudah pergi ..."
"Kita berhasil menenangkan arwahnya, tidak lebih tepatnya kau telah membantunya sehingga arwahnya bisa tenang Leslie ..."
"Ya ... aku merasa senang karena sudah menolong Derris ..."
Aku dan Angie berjalan beriringan meninggalkan tempat pemakaman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)
HorrorLeslie Felicia ... remaja 17 tahun yang terpaksa pindah sekolah karena mengikuti orangtuanya. Grandes High School ... sebuah sekolah SMA yang berjarak cukup dekat dari tempat tinggal Leslie yang baru, yang dipilih Leslie untuk menjadi sekolah baruny...