Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama dengan Sean menyelidiki hantu Fredy, hubungan kami berdua menjadi lebih dekat. Rasa kesalku padanya pun perlahan mulai hilang.
Aku tidak bisa berhenti memikirkan pengalamanku kemarin bersama Sean, jujur aku merasa senang ketika bersamanya. Mungkinkah aku benar-benar jatuh cinta padanya?
"Apa yang kau lamunkan Leslie?"
Suara yang berasal dari belakangku, membuatku terkejut dan membuyarkan lamunanku. Suara itu berasal dari Angie yang sedang duduk di kursi belakangku. Sebenarnya saat ini kami sedang berada di dalam Bus sekolah, semua siswa kelas 2 akan menjalani studytour selama 2 hari 2 malam. Kami akan menginap di Villa milik Grandes High School. Berdasarkan cerita Angie, setiap tahun memang rutin diadakan studytour ini. Kami akan belajar di alam terbuka sekaligus bermain bersama untuk mempererat hubungan di antara seluruh siswa kelas 2.
"Apa kau tahu, alasan aku mengajakmu menaiki bus ini?"
"Tidak tahu, memangnya kenapa?"
"Sebenarnya setiap kali diadakan studytour selalu terjadi sebuah tragedi yang mengerikan. Salahsatu bus sekolah selalu ada yang nyaris kecelakaan. Berdasarkan pengakuan supir yang mengendarai bus itu, ada sesuatu yang tiba-tiba muncul dan mengganggu konsentrasinya. Beruntung sejauh ini belum pernah terjadi kecelakaan yang parah, sehingga tidak ada jatuh korban."
"Memangnya sesuatu yang dilihat oleh supir itu apa? Ja ... jangan-jangan itu hantu?"
"Aku juga berpikiran seperti itu. Sepertinya ada hantu jahat yang bermaksud untuk mencelakakan para siswa, dia selalu mengincar bus yang sama setiap tahun. Aku harap hantu itu akan muncul sehingga kita bisa menyelidiki penyebab dia menjadi hantu yang jahat seperti itu."
"Bus yang kau maksud selalu diincar oleh hantu itu ... ja ... jangan-jangan ... bus yang sedang kita naiki ini?"
"Ya begitulah ... sebenarnya Pak kepala sekolah melarang untuk menggunakan bus ini dalam studytour tahun ini, tapi aku bersikeras meminta dia untuk mengizinkan kita menggunakan bus ini supaya kita bisa menyelidiki hantu itu."
Aku tercengang mendengar perkataan Angie, sepertinya hantu yang akan kami selidiki kali ini cukup berbahaya. Dia bukan hanya menjahili para siswa tapi dia berniat untuk mencelakai mereka. Tampaknya aku pun harus berhati-hati.
Di dalam bus itu, hanya sedikit saja yang menaiki bus itu. Hanya ada beberapa guru dan beberapa pemain dari club basket termasuk Sean. Aku melirik ke arah Sean yang duduk tidak jauh dari kursiku. Dia sedang tertawa bersama dengan teman-teman sesama anggota club basket. Melihat senyumannya itu, membuat jantungku berdetak dengan sangat kencang.
"Hei ... hei ... dari tadi aku lihat kau terus menatap tanpa berkedip ke arah Sean?"
"Si ... siapa bilang aku menatapnya tanpa berkedip, aku berkedip kok ..."
"Hahaha ... berarti kau mengakui kalau kau memang menatapnya dari tadi."
"Ti ... tidak juga ..."
"Oh iya Leslie ... ceritakan padaku apa yang terjadi antara kalian berdua ketika kalian menyelidiki hantu di perpustakaan itu? Kalian kan menghabiskan waktu berduaan terus tuh?"
"Tidak terjadi apa-apa di antara kami kok ..."
"Masa? Aku tidak percaya. Setelah penyelidikan kalian kemarin, aku lihat sikapmu padanya jadi sedikit berbeda."
"Berbeda apanya? Sikapku padanya sama saja seperti dulu. Lagipula kami tidak hanya berduaan saja kok, temanku juga ikut menemani kami melakukan penyelidikan itu."
"Temanmu? Siapa?"
"Namanya Celia ... setelah aku menceritakan tentang kemampuan anehku ini padanya, dia sama sekali tidak takut ataupun menganggapku aneh, dia justru bersemangat untuk menemaniku menyelidiki hantu itu. Celia memang sangat baik, dia sahabat baikku. Tapi sayang dia tidak naik di bus ini, aku jadi kesepian tanpa dia."
"Memangnya dia naik di bus mana?"
"Tentu saja dia naik di bus yang sama dengan teman-teman sekelasku."
Angie terdiam setelah mendengar perkataanku, dia juga berhenti mengejekku, membuatku merasa heran melihatnya.
"Kau kenapa Angie?"
"Nama temanmu tadi, siapa namanya?"
"Namanya Celia ... memangnya kenapa?"
"Akkhhh ... tidak apa-apa ... sudah kau tidur saja ya, perjalanan kita masih jauh ..."
"Hmmmm ... baiklah ..."
Aku menuruti perkataan Angie, aku menyenderkan kepalaku pada kaca mobil dan menatap sekelilingku. Pemandangan di sekelilingku sangat indah dan masih asri.
Semakin lama menatap pemandangan di luar, membuatku menjadi mengantuk hingga tanpa ku sadari mataku mulai terpejam dan perlahan aku pun tertidur ...
Di tengah-tengah tidur lelapku, aku merasa tubuhku tiba-tiba terasa dingin hingga rasanya tubuhku menggigil dengan hebat, aku juga merasa bulu kudukku merinding dan yang membuat aku semakin merasa tidak nyaman, aku merasakan sakit yang amat sangat pada kepalaku. Rasa sakitnya bagaikan ada sesuatu yang menusuk-nusuk kepalaku. Semua hal yang aku rasakan ini, aku tahu ini tanda-tanda keberadaan hantu di dekatku.
Secara perlahan aku membuka kedua mataku ...
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ..."
Aku berteriak sekencang-kencangnya ketika melihat tepat di depan wajahku, sesosok wajah yang sangat mengerikan tengah berada begitu dekat dengan wajahku. Wajah itu memang sangat mengerikan. Wajahnya hampir tidak terlihat karena tertutupi rambutnya yang panjang. Sebelah wajahnya tampak hancur, tulang-tulang wajahnya terlihat dengan jelas dan dipenuhi dengan darah. Darah dari sebelah wajahnya yang hancur itu terus menetes ke tanganku.
Matanya yang besar dan sedang melotot itu tengah menatap ke arahku dengan tajam. Jika melihat rambutnya yang panjang itu dan sebelah wajahnya yang masih utuh, aku tahu hantu itu seorang hantu wanita.
Hantu itu semakin mendekatkan wajahnya padaku dan menjulurkan lidahnya yang panjang padaku. Kemudian ...
Dengan lidahnya yang panjang itu dia bermaksud untuk menjilat leherku.
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaa ..."
Sekali lagi, aku berteriak sekencang-kencangnya sambil menutup rapat kedua mataku. Sebisa mungkin aku ingin menjauhkan hantu itu dariku.
"Leslie ... kenapa? Kau kenapa?"
Suara seseorang yang terdengar mengkhawatirkanku itu membuatku berani membuka mataku kembali. Hantu itu sudah tidak ada di depanku lagi, aku menatap sekelilingku, banyak orang yang mengerumuniku saat ini.
"Leslie ... apa kau melihat hantunya?"
"Sepertinya begitu ..."
"Lalu apa yang dia perlihatkan padamu?"
"Dia tidak memperlihatkan apa pun, tiba-tiba saja dia menghilang."
"Aneh ... biasanya hantu-hantu yang kau lihat akan memperlihatkan kenangan mereka padamu, kenapa sekarang hantu itu pergi begitu saja?"
Aku tidak menanggapi perkataan Angie, karena aku pun merasa heran akan hal itu. Selain itu, aku masih terkejut dan ketakutan saat ini, membuatku tidak bisa berpikir lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)
KorkuLeslie Felicia ... remaja 17 tahun yang terpaksa pindah sekolah karena mengikuti orangtuanya. Grandes High School ... sebuah sekolah SMA yang berjarak cukup dekat dari tempat tinggal Leslie yang baru, yang dipilih Leslie untuk menjadi sekolah baruny...