CHAPTER 3 SUSAN (PART 3)

54.4K 3.6K 54
                                    

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, biasanya aku akan berangkat ke sekolah dengan malas tapi hari ini untuk pertama kalinya aku berangkat ke sekolah dengan bersemangat. Alasannya karena aku sudah memiliki seorang teman di kelasku yaitu Celia. Aku ingin segera bertemu dan berbincang-bincang lagi dengannya.

Sesampainya di kelas, aku menatap sekelilingku mencari keberadaan Celia, dan betapa leganya aku ketika melihat Celia duduk di bangku di sebelah bangkuku.

Aku segera menghampirinya.

"Hai Celia ... selamat pagi ..."

"Iya ... selamat pagi juga Leslie ..."

Semua orang tengah menatapku saat ini, sepertinya mereka tidak menyukai kedekatanku dengan Celia, tapi tentu saja aku sama sekali tidak mempedulikan mereka, aku tetap berbincang-bincang bersama Celia.

Setelah lonceng tanda sekolah dimulai berbunyi, aku dan semua teman sekelasku pergi menuju kebun sekolah. Sebenarnya saat ini kami sedang mengikuti pelajaran biologi dan kebetulan kami akan membahas materi tentang tanaman, itulah sebabnya hari ini kami belajar di luar kelas.

Tidak ada satu pun dari teman sekelasku yang mau meneliti tanaman bersamaku ketika guru biologi kami menugaskan kami untuk berpasang-pasangan meneliti tanaman-tanaman itu. Hanya Celialah satu-satunya orang yang mau berpasangan denganku, ya ... walaupun sejak awal aku juga tidak tertarik untuk berpasangan dengan teman sekelasku yang lain selain Celia.

Ketika sedang asyik meneliti tanaman bersama Celia, tiba-tiba aku merasa perutku mulas. Aku benar-benar merasa tidak nyaman.

"Kenapa Leslie?"

"Perutku sakit ... toiletnya jauh lagi dari sini."

"Di dekat sini ada toilet."

"Benarkah? ..."

Celia menjawab pertanyaanku dengan sebuah anggukan.

"Di mana toiletnya?"

"Di sebelah sana ..."

Celia mengatakan itu sambil menunjuk ke arah kanan kami.

"Kau berjalanlah lurus ke sana, tidak jauh dari sini ada sebuah toilet."

"Baiklah aku akan ke sana sebentar."

Celia kembali menganggukkan kepalanya.

Aku berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh Celia tadi. Di sekitar tempat ini benar-benar sepi tidak ada satu pun orang yang melintas di sini. Perutku semakin terasa mulas sehingga aku mempercepat langkahku.

Aku melihat sebuah bangunan yang cukup usang dan sama sekali tidak terawat. Jika dilihat dari papan nama di pintu, bangunan itu memang sebuah toilet. Tapi pintu itu tertutup rapat, selain itu banyak sarang laba-laba memenuhi atap bangunan itu. Namun rasa mulas di perutku, membuatku bersikeras memasuki toilet itu.

Aku membuka pintu yang tertutup itu, tempat itu sangat bau dan kotor. Ada sebuah toilet di sana, aku pun segera bergegas menuju toilet itu.

Namun ... baru sebentar saja berada di dalam toilet itu, aku merasakan perasaan yang aneh. Walaupun kloset di toilet ini tidak begitu terlihat bersih, setelah menyiramnya dengan air, aku pun duduk di kloset ini. Namun tiba-tiba ... aku merasakan sebuah hawa dingin menyerangku hingga membuat bulu kudukku merinding. Selain itu, aku pun merasakan rasa sakit yang amat besar pada kepalaku. Sebenarnya aku memiliki sebuah rahasia. Aku memiliki sebuah kemampuan istimewa yang biasanya orang menyebutnya dengan indera keenam.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang