CHAPTER 59 CELIA (PART 9)

56.7K 2.7K 312
                                    

Selama satu minggu aku dirawat di rumah sakit. Hal-hal luar biasa pun terjadi selama aku dirawat di rumah sakit. Teman-teman sekelasku yang selalu mengacuhkan aku, datang berbondong-bondong ke rumah sakit untuk menjengukku.

Mereka mengutarakan permintaan maaf mereka dan menawarkan pertemanan padaku. Tentu saja aku memaafkan mereka dan menerima tawaran mereka dengan senang hati karena sebenarnya inilah yang aku harapkan sejak dulu. Rupanya masa-masa dibuli oleh teman-teman sekelasku sudah berakhir sampai di sini, aku bisa merasakan kehidupan SMA-ku dengan normal seperti ketika aku berada di sekolahku yang dulu.

Angie hampir setiap hari menjengukku dan aku pun merasa sangat lega karena kedua orangtuaku selalu menemaniku di rumah sakit. Ya ... kedua orangtuaku akhirnya pindah ke kota ini sehingga aku tidak perlu tinggal sendirian lagi di Apartemenku.

Kebahagiaanku semakin lengkap ketika Sean pun datang untuk menjengukku. Sebenarnya saat ini untuk pertama kalinya Sean datang ke rumah sakit untuk menjengukku. Dia berjalan menghampiriku dan duduk di sebuah kursi yang berada di samping tempat tidurku.

"Leslie ... bagaimana kabarmu?"

"Sudah lebih baik ..."

"Maaf aku baru menjengukmu sekarang. Aku ..."

"Kau kenapa? Lanjutkan perkataanmu!"

"Aku takut ... aku takut kau akan mengusirku."

Aku sangat terkejut mendengar pengakuan Sean. Tapi aku mengerti kenapa dia memiliki pemikiran seperti itu. Aku memang pernah mengatakan agar dia tidak menemuiku lagi, sepertinya inilah saatnya bagiku untuk memperbaiki semuanya dan mengakui perasaanku yang sebenarnya pada Sean.

Dengan jantung yang berdetak dengan sangat kencang, aku memberanikan diriku untuk mengeluarkan suaraku.

"Sean ... ada yang ingin aku katakan padamu."

Sean menatapku dengan tajam, membuatku merasa semakin gugup.

"Aku minta maaf mengenai perkataanku waktu itu. Aku berbohong ketika aku mengatakan aku tidak menyukaimu. Sebenarnya ... aku sangat menyukaimu. Aku juga ingin bersamamu. Aku ..."

Aku menghentikan ucapanku ketika aku mengingat pemandangan yang aku lihat ketika festival untuk merayakan ulang tahun Grandes High School.

"Kau kenapa?"

"Tidak jadi, aku tidak jadi mengatakannya."

"Kenapa seperti itu? Lanjutkan perkataanmu tadi, aku mohon Leslie!"

"Tapi percuma saja aku mengatakannya, semuanya sudah terlambat."

"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti."

"Semuanya sudah terlambat, kau sudah memiliki seorang kekasih."

"Haah ...?"

"Sudah akui saja, ketika hari festival itu aku melihat kau membawa seorang wanita. Kalian terlihat begitu akrab."

"Oooh itu ... hahahaha ... jadi kau mengira wanita itu kekasihku?"

"Memangnya dia bukan kekasihmu?"

"Tentu saja bukan, dia itu adikku."

"A ... apa?"

"Dia adikku ..."

"Benarkah?"

"Jika kau tidak percaya kau bisa menanyakannya pada Angie dan teman-temanku di club basket. Mereka semua mengetahui hal ini."

Aku benar-benar merasa sangat malu saat ini. Jika di sini ada cermin, aku yakin wajahku begitu merah saat ini.

"Jadi apa yang ingin kau katakan tadi?"

Meskipun masih diliputi perasaan malu, aku tidak memiliki alasan lagi untuk merahasiakan hal ini sehingga aku pun memberanikan diri untuk mengakuinya.

"Apa tawaran berpacaran darimu masih berlaku?"

"Te ... tentu saja ..."

"Kalau begitu ... a ... ku ... aku bersedia menjadi pacarmu."

"Benarkah itu Leslie?"

Aku menganggukkan kepalaku menanggapi pertanyaan Sean.

Sean tersenyum dengan riang lalu dia memelukku dengan erat. Aku tercengang menyaksikan perbuatannya ini. Kemudian dia melepaskan pelukannya dan mendekatkan wajahnya padaku. Jujur ... aku belum pernah berada dalam kondisi seperti ini sebelumnya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dalam situasi seperti ini. Aku hanya diam menyaksikan wajah Sean yang semakin mendekatiku. Wajah kami sudah begitu dekat saat ini, hingga aku bisa merasakan napasnya. Tanpa ku sadari mataku terpejam dengan sendirinya. Tinggal sedikit lagi maka aku akan mengalami peristiwa yang dinamakan ciuman pertama.

"Eheem ... eheeem ..."

Suara dehaman yang tiba-tiba terdengar itu, membuat kami berdua sangat terkejut. Dengan cepat aku menjauhkan wajahku dari Sean, begitu pun dengan Sean.

"Hahaha ... maaf ... maaf mengganggu kesibukkan kalian. Tapi ini rumah sakit ... rumah sakit ... ini tempat untuk orang sakit bukannya tempat untuk berpacaran."

"Huuh ... Angie ... kau mengagetkan kami."

"Sepertinya kalian sudah berbaikan?"

"Begitulah ... aku dan Leslie ... sudah resmi berpacaran. Benarkan Leslie?"

Dengan malu-malu aku menganggukkan kepalaku menyetujui perkataan Sean.

"Waah ... waah ... akhirnya kau menemukan cinta pertamamu ya Leslie."

"Berhenti mengejekku ..."

"Hahahaha ..."

Kami bertiga tertawa bersama. Aku merasa sangat bahagia saat ini. Semuanya sudah berakhir, akhirnya aku bisa mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan.

"Oh iya Leslie ... ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu?"

Angie mengatakan itu dengan keseriusan di wajahnya, membuatku dan Sean saling berpandangan karena merasa bingung dengan sikap Angie yang tiba-tiba berubah.

"Apa itu?"

"Aku ingin meminta bantuanmu ..."

Sepertinya urusanku dengan hantu-hantu belum berakhir sampai di sini ...

========================= END =========================

Ada yang ngerasa ceritanya ngegantung gak? sengaja saya buat begitu karena saya akan membuat sekuelnya. saya akan membuat ceritanya berbeda dengan seri pertamanya supaya kalian gak bosen bacanya tapi inti ceritanya masih tetap arwah-arwah gentayangan di Grandes High School.

Bagi kalian yang penasaran dengan kelanjutan hubungan Leslie dan Sean setelah mereka resmi jadian, bisa kalian ikuti ceritanya di sekuelnya nanti ya.

jadwal updatenya sama dengan seri pertamanya yaitu 2 hari sekali.  

Saya sudah update sekuelnya, dengan judul GRANDES HIGH SCHOOL (ANGIE)

https://my.w.tt/uu20KIaFJK. Silahkan dibaca.

jangan lupa berikan dukungan dengan vomentnya ya, terima kasih untuk yang sudah setia baca cerita ini sampai akhir.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang