CHAPTER 57 CELIA (PART 7)

30.2K 2K 38
                                    

            Meskipun sedang berada di Apartemenku, aku tidak bisa berhenti memikirkan Sean. Aku sangat takut ... takut Celia akan menyakiti Sean. Perasaan khawatir dan takutku ini telah membuatku memutuskan untuk pergi dan mencari keberadaan Celia dan Sean.

Meskipun ini sudah malam hari ... itu tidaklah menjadi penghambat bagiku. Aku dengan menaiki taksi pergi menuju sekolahku.

Sesampainya di sekolahku ... semuanya tampak gelap gulita, tentu saja karena tidak ada satu orang pun di tempat ini. Perasaan takutku seakan-akan melebur entah ke mana, aku tetap memasuki gerbang sekolah dan berlari menuju ke kelas 2B.

Ketika tiba di depan kelas 2B, pintu kelas itu terkunci. Sekeras apa pun aku berusaha membuka pintu itu, aku tetap tidak berhasil membukanya.

"Celia di mana kau? Jika kau berada di gedung sekolah ini, tampakkan dirimu. Kembalikan Sean padaku, aku mohon jangan sakiti dia!!"

Air mataku mengalir dengan sendirinya. Aku tidak sanggup lagi menahan kesedihan yang aku alami. Celia yang aku anggap sahabat baikku ternyata merupakan sumber dari semua kekacauan di Grandes High School ini. Dengan bodohnya aku lebih memilih Celia dibandingkan Sean yang jelas-jelas begitu peduli dan mencintaiku. Aku sangat menyesali semua yang telah aku lakukan. Andai saja waktu bisa kembali, aku pasti akan merubah semuanya. Aku tidak akan pernah mengulangi kesalahanku ini. Namun aku sadar, waktu tidak mungkin bisa kembali.

Aku kembali berlari, kali ini aku pergi ke sebuah ruangan di mana aku sering melihat Sean sedang berada di sana. Di tempat itulah pertama kali aku melihat Sean. Ya ... tempat itu adalah ruangan di mana Sean dan semua anggota club basket sering berlatih.

Sesampainya di depan ruangan itu, di sana pun tampak sangat sepi. Tentu saja karena tidak ada seorang pun di ruangan ini. Aku mencoba membuka pintu ruangan itu, sebenarnya aku tahu pintu itu pastilah dalam kondisi terkunci. Perasaan panikku membuatku tidak bisa berpikir dengan benar. Aku duduk di depan pintu itu sambil memeluk kedua kakiku.

Tidak dapat ku pungkiri betapa khawatirnya aku pada Sean. Aku takut Sean tidak akan pernah kembali padaku, aku takut akan benar-benar kehilangan dia.

"Sean ... di mana kau? Jawab aku! Aku mohon kembalilah!"

Meskipun aku berteriak hingga suaraku hilang, tentu saja tidak mungkin Sean akan menyahutiku. Sudah jelas dia tidak berada di tempat ini.

Sambil menangis, aku terus memutar otakku, memikirkan suatu tempat yang mungkin didatangi Celia. Hingga suatu tempat pun terlintas di pikiranku.

Sekarang aku menyadari masih ada satu tempat yang sangat berkaitan erat dengan Celia. Tempat itu ... tentu saja sangat mungkin Celia sedang berada di sana. Tanpa menunggu lagi, aku berlari meninggalkan Grandes High School.

Setibanya di gerbang sekolah, aku merasa sangat lega ketika melihat masih ada taksi yang melintas di depan sekolah ini. Tanpa ragu aku menghentikan salahsatu taksi itu dan meminta supir taksi itu untuk mengantarku ke suatu tempat.

"Pak tolong lebih cepat ya ..."

"Tapi nona benarkah nona ingin mendatangi alamat itu?"

"Benar ... memangnya kenapa pak?"

"Ti ... tidak apa-apa ..."

Aku merasa heran melihat sikap dari pak supir itu. Meskipun masih terlihat jelas keraguan di wajahnya tapi pak supir itu mulai menjalankan mobilnya.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang