CHAPTER 40 MARCUS (PART 4)

23.8K 1.9K 38
                                    

Semenjak kejadian itu, semua siswa kelas 1C terlihat rajin membersihkan kelas mereka. Kelas mereka yang pada awalnya merupakan kelas yang paling kotor dan berantakan di sekolah ini, kini berubah menjadi kelas paling bersih dan nyaman. Bukan hanya keadaan kelasnya saja yang berubah, prilaku para siswanya pun ikut berubah. Mereka yang awalnya terkenal dengan kenakalannya, kini menjadi siswa-siswa yang sangat patuh pada peraturan sekolah ini. Semua yang diinginkan oleh Marcus benar-benar menjadi kenyataan.

"Ini semua berkat kau Leslie ... kali ini kita berhasil menenangkan arwah Marcus."

"Tidak Angie ... kaulah yang paling berperan penting, kalau bukan karena kau meminjamkan tubuhmu pada Marcus mungkin kita tidak akan pernah berhasil menenangkan arwahnya."

"Intinya semua ini bisa diselesaikan karena kekompakkan kita berdua."

"Hmmmm ... kau benar Angie ..."

Aku dan Angie berjalan berdampingan menuju ke gerbang sekolah untuk pulang ke rumah kami masing-masing. Lalu ... tepat di depan mataku aku melihat Sean sedang berjalan berpapasan dengan kami. Aku merasa gugup dan salah tingkah berhadap-hadapan dengan dia seperti ini. Semenjak pembicaraan kami waktu itu, kami belum pernah berpapasan seperti ini lagi.

"Oooh itu Sean ... Hai Sean ... kau mau ke mana?"

"Hai Bu Angie ... aku baru selesai berlatih."

"Waah kau rajin latihan ya sekarang, memangnya kalian akan mengikuti pertandingan?"

"Tidak juga ... oh iya aku dengar kalian telah berhasil menenangkan hantu di kelas 1C ya?"

"Waah ... rumor memang cepat sekali menyebar ya ..."

"Jadi itu hanya rumor belaka?"

"Tidak ... sebenarnya rumor itu memang benar. Kenapa kau tidak ikut dengan kami menyelidiki hantu lagi?"

"Aku sudah tidak tertarik berurusan dengan hantu ... maaf Bu Angie ... aku permisi dulu ..."

"Kau tidak mengantar Leslie, biasanya kau mengantar dia ke Apartemennya?"

Aku terkejut mendengar ucapan Angie, namun aku ingin melihat reaksi Sean sehingga aku tidak memalingkan mataku yang tengah menatapnya saat ini.

"Aku sedang terburu-buru ... sampai jumpa ..."

Sean pergi begitu saja meninggalkan aku dan Angie. Tampaknya dia benar-benar tidak ingin mengenalku lagi. Seharusnya aku merasa senang karena inilah yang aku inginkan. Tapi ... entah kenapa melihat sikap dinginnya itu, membuat hatiku terasa sakit seperti ini?

"Kalian berdua baik-baik saja?"

"E ... eh?"

"Kau dan Sean, kenapa dia tidak menyapamu selain itu kenapa dia memanggilku Bu Angie lagi? Padahal dia sudah memanggilku Angie sama sepertimu. Apa kalian sedang bertengkar?"

"Tidak kok ... sudahlah aku ingin cepat-cepat pulang."

"Hei Leslie tunggu aku ..."

Aku sama sekali tidak mempedulikan panggilan Angie. Aku melangkahkan kakiku dengan sangat cepat, sebenarnya aku memiliki sebuah alasan kenapa aku mengabaikan Angie seperti ini, aku hanya tidak ingin dia melihat air mataku yang telah jatuh membasahi wajahku ini.


Gimana kisah Leslie dan Sean selanjutnya ya? jangan bosen membaca cerita ini ya..

sampai jumpa di chapter berikutnya..

jangan lupa berikan dukungan dengan vomentnya supaya author tambah semangat nulisnya...

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang