CHAPTER 16 ROAN (PART 2)

33.5K 2.5K 69
                                    

Ketika malam tiba, aku dan Angie menjalankan rencana kami untuk menyelidiki hantu bola basket itu. Sekolah terasa begitu sepi dan menyeramkan tanpa ada seorang pun. Hanya aku dan Angie yang berada di sekolah saat ini.

Aku merasa sangat ketakutan, namun Angie ... dia sama sekali tidak terlihat ketakutan. Dia berjalan dengan cepat menuju ruang latihan tim basket yang memang menjadi tujuan kami melakukan penyelidikan kali ini. Aku sempat salut pada Angie, sepertinya tidak ada hal yang membuat Angie takut di dunia ini.

Sesampainya di depan ruangan tim basket itu, Angie menyuruhku untuk menghentikan langkahku sehingga membuatku keheranan.

"Ada apa Angie?"

"Ssstttt ... coba dengarkan ... apa kau tidak mendengarnya?"

Aku mencoba menajamkan telingaku untuk mendengarkan suara yang dimaksud oleh Angie. Pada awalnya aku tidak mendengar apa pun, hingga aku akhirnya mendengar sebuah suara aneh dari dalam ruangan itu.

"Dug ... Dug ... Dug ... Dug ..."

Suara itu ... aku yakin itu suara sebuah bola yang membentur lantai. Untuk memastikan hal itu, aku dan Angie mengintip ke dalam ruangan melalui celah kecil seperti ventilasi udara yang ada di dinding ruangan itu.

"Tuh kan ... ternyata rumor itu benar ... bola itu bergerak sendiri seakan-akan ada orang yang sedang memainkannya. Sekarang kau percaya kan Leslie?"

Aku sama sekali tidak menjawab pertanyaan Angie. Perhatianku sekarang sedang tertuju pada seseorang yang sedang berada di dalam ruangan itu. Jika mendengar ucapan Angie tadi cukup membuatku paham bahwa Angie sama sekali tidak melihat orang itu, hal ini membuktikan bahwa orang yang berada di dalam ruangan itu adalah hantu.

Aku melihat dengan jelas hantu yang sepertinya seorang pria itu tengah memainkan bola basketnya. Dia memainkan bola basket itu seakan-akan dia sedang melakukan sebuah pertandingan basket. Hantu itu terasa sangat aneh, tidak seperti hantu Susan, Joan dan Cindy yang aku lihat melayang di udara, tapi hantu ini dia menapakkan kakinya di lantai seakan-akan dia seorang manusia. Hanya saja tubuhnya bersinar dan kulitnya berwarna putih pucat. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia sedang membelakangiku saat ini.

"Leslie ... kau kenapa?"

"Aku melihat hantunya, dia sedang memainkan bolanya."

"A ... apa? Ayo kita masuk ke dalam ..."

Angie terlihat bersemangat setelah mendengar aku melihat hantunya. Dengan gerakan yang cepat Angie membuka kunci pintu itu. Tentu saja Aku mengikuti Angie, dari yang aku lihat barusan hantu itu sepertinya sama sekali tidak menyeramkan sehingga aku berani untuk menemuinya.

Begitu pintu itu terbuka dan kami memasuki ruangan itu. Hantu itu menghentikan gerakannya yang tengah memainkan bola itu. Lalu secara perlahan dia membalik tubuhnya sehingga aku bisa melihat wajahnya.

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ...!!!"

Aku berteriak sekencang-kencangnya ketika melihat wajah hantu itu. Wajah hantu itu sangat menyeramkan, satu bola matanya keluar dari kelopak matanya dan menggantung nyaris terjatuh. Sebagian kepalanya tidak ada sehingga aku bisa melihat dengan jelas jaringan otaknya meleleh keluar. Selain itu wajahnya dipenuhi dengan darah. Wajahnya benar-benar hancur dan sangat mengerikan.

Hantu itu tengah menatap ke arahku dan tiba-tiba menghilang dari hadapanku. Kemudian ...

Aku merasakan bulu kudukku merinding dan tubuhku kedinginan hingga menggigil dengan hebat. Yang membuatku semakin merasa tidak nyaman, aku merasakan sakit di kepalaku, sakit yang amat sangat besar. Aku yakin hawa dingin yang aku rasakan ini begitu dekat dengan tubuhku. Aku menengadahkan kepalaku ke atas menatap ke arah langit-langit. Sebenarnya aku sangat takut tapi aku tetap harus memastikan hantu itu sedang tidak berada di atas kepalaku.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang