Setelah mendapatkan persetujuan dari anggota tim basket sekolah kami untuk membantu kami menenangkan arwah Roan dengan bermain basket bersamanya. Kini aku dan Angie pergi menuju suatu tempat untuk memberitahukan rencana kami ini pada seseorang yang berperan penting dalam hal ini.
Tidak terlalu sulit untuk kami menemukan keberadaan orang ini karena ternyata dia sudah menjadi orang yang cukup terkenal saat ini. Dia telah menjadi seorang pemain basket profesional dan telah bergabung dengan tim basket nasional. Memang benar kami bisa mengetahui keberadaan orang itu dengan mudah namun tampaknya kami akan cukup kesulitan untuk menemui orang itu.
Sesampainya di tempat itu, aku dan Angie mengutarakan maksud kami untuk menemui orang yang kami cari itu pada seorang pria yang tampaknya merupakan manager tim basket nasional. Seperti yang kami duga, kami tidak diizinkan untuk bertemu dengan orang itu dengan alasan para pemain basket itu sedang sibuk latihan saat ini. Aku merasa semuanya tidak akan bisa diselesaikan jika aku tetap diam seperti ini, karena itu aku menuliskan sesuatu di secarik kertas dan meminta manager tim basket nasional itu untuk memberikan kertas itu pada orang yang kami cari. Aku cukup lega karena orang itu mau mengabulkan permintaanku memberikan kertas itu.
Sudah cukup lama berlalu semenjak manager itu pergi meninggalkan kami, namun orang yang sejak tadi kami tunggu tidak juga menampakkan dirinya.
"Apa dia akan datang? Apa yang kau tulis di kertas tadi Leslie?"
"Aku yakin dia akan datang. Tunggulah sebentar lagi."
Angie tampak heran melihat keseriusanku, namun dia tidak mengatakan apa pun dan kembali terdiam.
Aku sempat merasa putus asa ketika sosok orang itu tidak juga muncul.
"Sudahlah Leslie ... kita pulang saja ... mungkin dia tidak akan datang."
Di saat aku merasa yang dikatakan Angie memang benar, dan kami mulai melangkahkan kaki kami untuk meninggalkan tempat itu, tiba-tiba sebuah suara membuat kami menghentikan langkah kaki kami.
"Tunggu sebentar ..."
Orang itu yang sejak tadi kami tunggu yang tidak lain adalah kakak Roan, Dion ... akhirnya datang menemui kami. Aku dan Angie merasa sangat lega sekaligus senang melihatnya.
"Benarkah yang kalian tulis di kertas itu? Benarkah arwah adikku masih gentayangan di sekolahnya?"
Sebenarnya di dalam kertas itu aku menuliskan bahwa arwah Roan masih gentanyangan di Grandes High School. Dalam kertas itu aku mengatakan hanya Dionlah satu-satunya orang yang bisa menenangkan arwahnya yang masih penasaran itu.
"Benar ... arwah Roan masih gentayangan dan dia belum bisa pergi ke dunianya sebelum keinginannya terpenuhi."
"Memangnya apa yang dia inginkan?"
"Dia ingin kau datang melihatnya bermain basket."
"A ... apa? Jadi karena hal itu arwahnya gentayangan?"
"Benar ... kami ingin menenangkan arwahnya karena itu kami akan mengadakan pertandingan basket nanti malam. Hantu Roan akan ikut bermain dalam pertandingan itu. Kami membutuhkan bantuanmu, semua rencana kami tidak akan berhasil tanpa bantuanmu. Kami ingin kau datang ke Grandes High School malam ini untuk menyaksikan pertandingan itu. Apa kau bersedia untuk datang?"
Angie menanyakan hal itu pada Dion sambil menatap tajam ke arahnya.
"Tentu saja, aku pasti akan datang. Aku sangat berterima kasih karena kalian begitu peduli pada adikku hingga membuat rencana seperti ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/136117260-288-k553952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)
KorkuLeslie Felicia ... remaja 17 tahun yang terpaksa pindah sekolah karena mengikuti orangtuanya. Grandes High School ... sebuah sekolah SMA yang berjarak cukup dekat dari tempat tinggal Leslie yang baru, yang dipilih Leslie untuk menjadi sekolah baruny...