CHAPTER 36 KARIN (PART 10)

26.6K 1.9K 161
                                    

Hari ini ... aku diam di kelasku dengan murung. Aku tidak bisa menghilangkan rasa sedihku jika mengingat Celia. Aku tidak mendengar kabar apa pun tentang Celia. Kesibukkan kami menangani hantu Karin, membuatku melupakan untuk menanyakan keadaan Celia kepada guru-guruku. Sebenarnya aku takut ... aku takut mendengar berita buruk tentang Celia. Aku tidak sanggup mendengarnya.

Aku menempelkan kepalaku pada mejaku dan merenungi kesedihanku seorang diri.

"Kau meninggalkanku Leslie ... kau sangat kejam ..."

Aku tersentak mendengar suara itu. Suara itu ... aku yakin itu suara Celia. Aku dengan cepat mengangkat kepalaku dan menatap ke arah sampingku di mana di sana terdapat sebuah kursi yang merupakan kursi milik Celia. Celia yang selalu terlihat cantik itu sedang duduk di kursinya. Betapa lega dan senangnya aku melihat Celia yang terlihat baik-baik saja.

"Celia ... syukurlah kau baik-baik saja. Aku sangat mengkhawatirkanmu."

"Jangan mengajakku bicara lagi, aku tidak ingin berteman denganmu lagi ..."

Aku terbelalak mendengar ucapan Celia, bagaimana mungkin dia mengatakan hal seperti itu?

"Celia apa kau marah padaku? Maafkan aku ... saat itu aku berlari ke arahmu untuk menyelamatkanmu. Tapi aku tidak menyangka Sean akan melakukan itu, dia menyelamatkanku dan mengabaikanmu. Aku juga sangat marah padanya. Selain itu Celia kenapa kau bisa berada di bus itu? Bukankah seharusnya kau naik bus yang sama dengan teman-teman sekelas kita?"

"Kau terlalu fokus mengobrol dengan guru itu, hingga kau tidak menyadari aku juga berada di dalam bus itu. Aku mengkhawatirkanmu Leslie ... itulah sebabnya aku menaiki bus yang sama denganmu ..."

Aku merasa menjadi orang yang paling bodoh saat ini, bagaimana mungkin saat itu aku tidak menyadari kehadiran Celia di dalam bus itu?

Celia berdiri dari posisi duduknya dan berniat meninggalkanku.

"Celia jangan pergi ... aku mohon maafkan aku. Hanya kaulah satu-satunya temanku di kelas ini. Karena ada dirimu, aku bisa bersemangat belajar di sekolah ini. Aku tidak ingin kesepian seperti ketika aku baru menginjakkan kakiku di sekolah ini. Aku mohon Celia, tetaplah menjadi temanku."

"Benarkah kau ingin tetap berteman denganku?"

"Tentu saja ..."

"Kalau begitu jauhilah pria itu ... Aku tidak suka melihatmu bersama dengan pria itu. Dia hanya menyelamatkanmu, dia sama sekali tidak peduli meskipun aku terjatuh ke dalam laut. Kau bilang ... kau marah padanya bukan? Kalau memang benar kau marah padanya, jauhi dia ..."

Aku tertegun mendengar ucapan Celia, bagaimana mungkin dia menyuruhku untuk menjauhi Sean? Padahal aku sempat berencana untuk mencoba menjalin hubungan dengannya. Di pulau itu ... ketika kami terdampar di sana ... Sean telah menyatakan cintanya padaku dan dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Setelah aku pikirkan baik-baik ... aku pun merasakan perasaan yang sama dengannya. Meskipun belum yakin, tapi aku ingin mencoba menjalin hubungan dengan Sean.

"Apa pilihanmu Leslie? Kau lebih memilih aku atau pria itu?"

Sekali lagi aku tercengang mendengar ucapan Celia. Aku ingin bersama Sean tapi aku juga tidak ingin kehilangan sahabat baikku. Lalu ...

Kenangan-kenanganku bersama Celia tiba-tiba terlintas di pikiranku. Kenangan ketika aku melakukan penelitian biologi bersama Celia, ketika Celia main ke Apartemenku untuk mengerjakan tugas kami bersama. Hari-hariku yang kulalui bersama Celia dengan tertawa bersama, makan bersama di kantin sekolah pada jam istirahat. Semua kenangan itu tidak mungkin dapat aku lupakan dan tidak mungkin bisa digantikan oleh hal apa pun.

"Kenapa kau diam saja? Sepertinya kau lebih memilih pria itu dibandingkan aku. Baiklah kalau begitu, aku mengerti ... selamat tinggal Leslie ..."

Celia melangkahkan kakinya bermaksud meninggalkan aku. Dengan cepat aku menghentikan langkahnya dengan memegang tangannya.

"Aku memilihmu Celia ... kau sahabat terbaikku ... aku tidak ingin kehilanganmu."

"Jadi mulai sekarang kau akan menjauhi pria itu kan?"

Aku menganggukkan kepalaku, Celia memperlihatkan sebuah senyuman padaku. Setelah itu, dia memelukku dengan lembut sambil mengelus-elus kepalaku.

"Terima kasih Leslie ... karena sudah memilihku ..."

Entah kenapa bukannya kebahagiaan yang aku rasakan saat ini, tapi aku merasakan kesedihan yang amat sangat sehingga tanpa ku sadari air mataku mengalir sambil tubuhku tetap berada dalam pelukan Celia.


Akhirnya cerita karin selesai juga. Bagi yang berharap Leslie dan sean jadian, bersabar dulu ya kayaknya bakalan ada beberapa rintangan sampai akhirnya mereka bisa sama2..

terima kasih untuk yang udah setia baca cerita ini, jangan bosen ya. ikuti terus ceritanya sampai selesai...

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang