lost

1.3K 189 168
                                    

Aku up dua kali hari ini...
Aduh rajinnya...
Terima kasih yg udah selalu mensupportku..
Love you reader Nim...

Terharu 😣😣
.
No edit
.

"Puas ? .. kau puas park Jinyoung " taehyung menatap nyalang kearah Jinyoung yg hanya menatap kosong kearah luar jendela, wajah pucat terlihat sangat jelas , tidak lupa jg selang infus yg tersambung lewat pergelangan tangannya.
"Kau membunuh anak mu sendiri "

Jinyoung tetap tidak bergeming, bahkan tidak menatap taehyung sedikitpun tatapannya kosong, taehyung memang sangat tahu keadaan Jinyoung sudah diambang batas bukan fisiknya saja yg sakit tapi mentalnya jg , hanya saja taehyung tidak tahu harus berbuat apa agar Jinyoung menjawab ucapannya, menggunakan kata kata yg halus sudah dan jinyoung tetap seperti ini sampai kata-kata yg kasar tapi tetap tidak merubah keadaan Jinyoung.

"Aku harus bagaimana park Jinyoung " taehyung meremas rambutnya sungguh merasa sangat frustasi

Ditambah sang dokter yg memarahinya karena menganggap taehyung lalai sebagai seorang ayah, heoll.... memang siapa ayahnya ? Menyentuh Jinyoung saja tidak..

Ayahnya kabur tidak tanggung jawab.

"Aku janji aku akan membunuh Mark Hyung jika dia muncul di hadapanmu "

Mendengar nama Mark barulah Jinyoung menengokan kepalanya kearah taehyung menatap taehyung Dengan wajah datar dan tatapan mata yg masih kosong. Jelas terlihat pancaran kesakitan di mata Jinyoung taehyung jujur ikut merasakan sakitnya, sekalipun dia tidak pernah mengalami dan merasakan apa yg Jinyoung rasakan melihat keadaan fisik dan mental Jinyoung yg seperti ini , itu sudah lebih dari cukup membuktikan jika keadaan yg Jinyoung alami sungguh sangat menyakitkan.

"Aku datang"

Jungkook tersenyum kearah Jinyoung saat Jinyoung menatapnya,

"Hyung berhentilah memarahi Jinyoung Hyung sebaiknya kau makan dulu aku yakin kau laparkan" Jungkook memasuki ruang rawat Jinyoung dengan membawa satu plastik berisi makanan dan minuman hangat. dari Baunya kopi.

"Dia keguguran jungkookie, bagaimana aku tidak marah "

Taehyung menyusul Jungkook yg sudah lebih dulu duduk di kursi samping ranjang Jinyoung.

"Kau memberi tahunya" Jinyoung membuka mulut dan menatap kearah Jungkook, sedangkan taehyung hanya memutar bola matanya malas

"Iya aku memberitahunya kenapa ? Kau mau marah ,silahkan marah lah" nada taehyung masih tinggi terlihat jelas jika dia masih sangat kesal, Jungkook menarik tangan taehyung pelan , tehyung juga tidak serius dia hanya ingin Jinyoung mengeluarkan suaranya lebih banyak lagi, memarahinya jg tidak apa apa asalkan Jinyoung bisa mengeluarkan seluruh beban yg selama ini di tahan unek unek yg berada di kepalanya membaginya dengan tehyung agar Jinyoung tidak merasa sendiri.

"Aku yg memaksanya Hyung, karena ya aku merasa aneh taetae hyung selalu mengkhawatirkanmu "

"Bilang saja kookie jika kau cemburu "

Geplakan di bahu, taehyung tentu saja meringis sedangkan Jungkook medumel tidak jelas , Jinyoung kembali membuang pandangannya menatap kearah luar jendela

"Dokter bilang kandunganmu lemah, kau terlalu banyak fikiran Jinyoung, sudah ku katakan jangan terlalu memikirkan Mark Hyung, dia brengsek bajingan tidak tanggung jawab dan aku membencinya" sekali lagi tehyung mendapat geplakan, tapi kali ini dia tidak perduli terlanjur emosi, kali ini mark yg menjadi sasaran emosinya, taehyung menyalahkan mark.

Dia tahu penderitaan mark seperti apa karena Jinyoung hanya saja melihat keadaan Jinyoung sekarang Mark pergi tidak tanggung jawab bahkan saat dia menelpon dan memberitahunya lewat pesan Mark tidak bergeming sedikitpun seperti tidak perduli. di situ taehyung kecewa ingin marah tapi berakhir  membencinya, bahkan sampai terjadi hal yg buruk terhadap Jinyoung . Jinyoung keguguran .

About markjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang