sharang

1.6K 183 56
                                    

"5 Minggu dokter bilang" itu jawaban Jinyoung tadi mark bertanya, kehamilannya berapa Minggu sampai akhirnya keguguran.
Mereka sekarang berada di kamar Mark didalam selimut dengan Mark yg merengkuh tubuh jinyoung dan Jinyoung pun diam karena diapun menerima apa yg mark lakukan.

"Sudah jangan bersedih dan mengucapkan maaf lagi, kau tidak salah ini kecelakaan  " Mark mencium kening Jinyoung , Jinyoung masih menunjukan raut terluka bahkan matanya saja berkaca-kaca ingin menangis, karena sesungguhnya semua kejadian itu terjadi memang karena kesalahannya.

"Memang aku yg salah Hyung tidak menjaganya dengan ba..." Jinyoung bungkam karena Mark yg tiba tiba menciumnya

"Tapi memang aku yang sal...." Kembali mark mencium bibirnya, Jinyoung berdecak bahkan menyikut pelan perut Mark .tapi tidak membuat Mark melepaskan dekapannya. Mark membuat caranya sendiri untuk membuat Jinyoung diam.

"Aku jg salah , kita sama sama salah jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri, itu hanya akan membuatmu tambah bersedih" Mark menangkup wajah jinyoung "jangan membahasnya dan menyalahkan dirimu lagi oke "  jinyoug mengangguk patuh Mark memajukan wajahnya mencium kening Jinyoung mengecupnya

"Yg jadi pertanyaanku adalah kenapa sampai taehyung tiba-tiba memukulku, eoh.. bahkan wajahku babak belur"

Jinyoung menatap Mark lebih tepatnya menatap wajah Mark mengelus pipi Mark yg terpangpang warna biru keunguan bahkan ujung bibir yg di plester.

"Taehyung hanya marah karena selama aku dalam keadaan yg sulit dia yg selalu disampingku "

"Jinjjayeo"

Jinyoung menganggukan kepala, menggeser dan membalikan Tubuhnya agar berhadapan dengan Mark
"Bahkan andai tidak ada taehyung mungkin aku sudah tidak ada disini " Jinyoung meringis Mark tentu saja menarik Jinyoung semakin mengeratkan pelukannya

"Aku tidak ingin mendengar kalimat seperti itu " Mark  menggelengkan kepalanya " itu sangat menakutkan "

"Aku tergeletak tidak sadarkan diri di bawah ranjang dengan darah yg terus mengalir dari selangkanganku Hyung, aku keguguran saat itu , andai taehyung telat sedikit saja mungkin aku sudah tidak ada"

"Oke oke, tapi tidak bisa kah jangan bicara seperti itu aku takut mendengar nya sungguh" Jinyoung tersenyum menggenggam tangan mark yg berada dipinggangnya.

"Maka dari itu jangan dendam dengan taehyung dia hanya bermaksud membelaku "

"Jadi selama ini, taehyung yg berada di sampingmu, menjagamu" Jinyoung mengangguk

"Wah.. aku marah jika posisiku digeser taehyung " tepukan pelan di bahu tapi Mark meringis padahal tidak sakit Hanya pura pura agar mendramatisir

"Bahkan dokter menganggap tehyung ayah dari janin yg aku kandung "

"MWOo....... aiisshh..... Dokter sialan tidak tahukah jika aku yg membuatnya dengan penuh keringat dan ten...mmpptt..." mulut Mark dibekap menggunakan tangan , Jinyoung berwajah total merah , merasa malu ucapan mark terlalu vulgar eoh... Suasana yg romantis mendadak berubah hanya karena ucapan tidak berfaedah yg keluar begitu saja dari mulut seorang Mark tuan .

"Bisakah mulutmu disaring dulu sebelum bicara Hyung kau merusak suasana"
Jinyoung memutar bola matanya malas bahkan menggelengkan kepala sifat menyebalkan Mark kembali , Jinyoung melepaskan tangannya dari mulut Mark karena Mark yg seperti menggoda menciumi telapak tangan yg berada didepan bibir , setelahnya Mark tersenyum lebar bermaksud meminta maaf dan Jinyoung jengah melihtnya terlanjur hafal dengan kelakuan Mark, eoh.. hampir dua bulan berpisah ternyata sifat Mark masih sama tidak berubah sedikitpun

" Hanya taehyung saja yg mengetahui keadaan mu ?"

"Jungkook jg"

"Ohh.. syukurlah jika ada yg tahu aku kira hanya taehyung, "

About markjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang