Tessa Justice (Chapter 9)

378 36 2
                                    



(DPS – Departement Penahanan Sihir)


"Ada apa dengan Janiel?"

Jackson menggeleng kuat, alis Yoongi langsung mengerut tajam.

"Jika saja masih hidup, akan kucekik Limerta hingga mati." Gumam Yoongi sambil berjalan cepat memasuki sebuah lorong gelap.


****


(Anima)


"Kucing Penjaga Dimensi Sihir?"

Jungkook mengangguk, Yuto mengernyit, selama dua tahun lebih ia bekerja di Anima, baru kali ini ada berita yang tidak masuk akal dari DPS bagian dalam.

"Kudengar baru–baru ini dia menjadi sedikit aneh ...." gumam Jungkook sambil memegang dagunya, mencoba berpikir.

Yuto mendengus kasar,
"Mungkin dia ingin buang air." Tukas Yuto begitu mudah,
"Bayangkan saja. Dia selalu dikurung dalam ruangan dan hanya keluar jika saat misi penting tentang Dimensi Sihir, dia sama saja seperti Penjaga untuk para Dewan Penasihat yang hanya membual itu." Lanjutnya.

Jungkook memasang wajah cemberut, wajar, anggota DPS terhormat seperti Jungkook pasti sangat mengagungkan para Dewan Penasihat. Tetapi Yuto benar soal mereka yang selalu membual.

Mereka berdua berjalan memasuki Ruang Makan. Di pagi hari, pada hari Jumat, suasana Anima masih sama seperti biasanya. Dari kursi. Jinyoung dan Cilla melambai pada Yuto, dengan senyuman tipis.

Namun suasana heboh itu terjadi lagi saat Seungkwan dan Haechan membuat pembicaraan yang berhasil membuat para murid lainnya ikut bersuara.

"Tadi aku melihat jadwal di dinding bertambah satu!" seru Seungkwan.

"Materi Dimensi Sihir, kita dapat pelajaran tambahan, dong!" timpal Haechan pada Taehyung dan Lisa.

Para senior terkikik pelan,
"Itu permintaan dari Dewan Penasihat. Mereka menambahkan satu guru dan satu materi baru. Biasa deh, kurikulum baru." Jawab Joo Hyeon.

Haechan masih mencibir tidak suka, sementara Seungkwan sudah mendengus pasrah. Yang namanya kurikulum selalu membuat otak murid terbakar.

"Mana hari ini materi dari Wonwoo Snape Severus!"

Setelah sarapan, para murid segera pergi ke kelas Wonwoo.

Sebuah ruangan berlantai marmer hitam, dinding bercat putih, beberapa hewan-hewan sihir ringan diawetkan menjadi pajangan di dalam lemari kaca. Semua itu peninggalan Mr. Joko.

Lukisan–lukisan abstrak aneh terpajang dengan indah di dinding. Marsya selalu terkejut saat memasuki pintu kelas tersebut karena sebuah kepala monster besar dengan lidah menjulur panjang selalu menyapa mereka di dekat pintu, pastinya selalu membuat murid terkejut setiap masuk.

Bau wangi dari aroma lavender menyeruak dari ruangan tersebut, Wonwoo sangat benci jika ruangannya berbau aneh. Tak lupa dengan pajangan kepala rusa hitam di atas papan tulis selalu membuat murid salah fokus.

Dulunya kelas ini jauh lebih aneh dengan beberapa tanaman bunga khas Indonesia, yang kata Mion bisa mengundang makhluk halus. Ditambah lagi boneka–boneka voodoo yang tergantung di setiap sisi kelas terlihat sangat menyeramkan.

Untungnya Wonwoo tidak menyukai benda–benda tersebut, dan menyingkirkan barang–barang aneh yang tidak berguna.

Meskipun seluruh ruangan telah diubah menjadi selera Wonwoo, tetapi beberapa ada yang dibiarkan tetap di tempatnya. Wonwoo adalah orang yang sangat menghormati orang lain.

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang