Quest Mission Part C (Chapter 23)

249 32 28
                                    

Tessa menemukan Hyungseob dan Marsya di lorong keenam. Hyungseob tampak mengancam Tessa dengan tongkat sihir terangkat sementara Marsya ketakutan dan hanya bersembunyi di balik punggung Hyungseob.

Tessa hanya menatap mereka dengan tenang sembari mendekat.

"Fulgur circum!" Hyungseob mengeluarkan mantra petir.

"Ascendentes." Namun Tessa merapal mantra pembatal, membuat petir milik Hyungseob meletup lalu lenyap.

Marsya yang bersembunyi di belakang punggung Hyungseob, meremas baju lelaki itu dengan kuat-kuat karena takut.

"Aish! Tidak bisakah kau lakukan sesuatu?!" omel Hyungseob pada Marsya.

"Shannon Bae dari tim dua, out."

"Lee Haechan ketua tim dua, out."

Mereka bertiga sama-sama diam saat mendengar pengumuman tersebut, Hyungseob dan Marsya menatap Tessa dengan takut, terutama saat gadis itu cemberut karena anggota timnya keluar secara beruntun.

"Zaria Sopis dari tim dua, out."

Saat pengumuman bahwa ketua tim dua telah out, Tessa langsung berlari menghampiri mereka berdua. Sontak Hyungseob dan Marsya ikut berlari, dengan Tessa yang mengejar mereka tanpa ragu-ragu.

****

(Beberapa menit yang lalu)

Haechan menghampiri Zaria dan Shannon yang tengah bersembunyi, ia gagal menemukan petunjuk karena Jieqiong yang memenangkan kuis.

"Kau tidak dapat petunjuknya?" tanya Shannon.

Haechan menggeleng,
"Jieqiong yang menang misinya, aku kalah. Ini sangat menyebalkan."

Haechan duduk di dekat mereka, tampak lebih lelah dari siapapun, ia melihat sekilas luka di kaki Zaria yang berbalut perban.

"Apakah lukanya masih sakit?" tanyanya.

Zaria menggeleng,
"Sudah lebih baik, setidaknya aku sudah bisa berjalan dan berlari, walau masih sedikit sakit."

"Jangan memaksakan diri, kalau kau memang masih tidak bisa berjalan, aku akan menggendongmu, jadi kau tidak usah khawatir. Nanti setelah misi ini selesai, kau harus segera diobati."

Awalnya mereka ragu saat berkelompok dengan Haechan, karena lelaki itu selalu terlihat asal-asalan dan menyebalkan. Tetapi rupanya dia tampak serius dan sangat ambisius, ia jadi tidak terlihat bodoh dan menyebalkan dimata anggotanya.

Tiba-tiba sebuah bola kecil mendarat di kaki mereka, ketiganya menatap bola tersebut dengan bingung.

Buumm

Saat bola itu meledak, mengeluarkan asap berwarna hitam.

"Asap pembuat tidur! Kalian berdua tutup hidung!" seru Zaria.

Terlambat, Shannon sudah menghirup asap tersebut hingga ia jatuh tertidur. Cilla datang dari lorong lain, mendekat dengan senyuman puas yang terlihat jelas di wajahnya.

Tanpa aba-aba Haechan langsung menggendong Zaria. Mereka berdua kabur meninggalkan Shannon yang tidak sadarkan diri. Haechan membawa Zaria di dekat lorong lainnya, mendudukkan Zaria di sana dengan pandangan waspada.

"Aku akan menolong Shannon, kau tunggu di sini." Ujar Haechan.

"Tunggu dulu. Jangan lakukan itu, kau bisa tertangkap juga! Lihatlah apa yang dilakukan Cilla padaku."

"Tapi Shannon bisa celaka."

"Kalau begitu biarkan aku ikut membantu."

"Tidak! Kau tetap di sini."

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang