Kuan Lin Vs Zaria Sopis (Chapter 34)

229 28 5
                                    


"Mingyu?"

Lelaki yang dipanggil namanya tersebut tersentak dan menjatuhkan sendok yang ia pegang di tangannya. Kedua mata itu menatap sekeliling dan berhenti pada Taehyung di depannya.

"Kau kenapa?" tanya Taehyung, dialah yang tadi memanggil namanya.

Mingyu menjadi salah tingkah, ia menggaruk tengkuknya dan menatap yang lain, mereka semua menatap Mingyu dengan bingung.

"Jika kau masih belum sehat, seharusnya jangan memaksakan diri." kata Seungkwan, dijawab anggukan oleh Haechan dan Hyungseob.

Mingyu hanya tersenyum masam, tatapannya mengarah pada hal yang lain, ia baru sadar jika Zaria dan Kuan Lin tidak ada.

"Kemana Kuan Lin dan Zaria?" ia bertanya.

Lagi-lagi mereka menoleh pada Mingyu, menatap lelaki itu dengan tatapan bingung, tentu saja, lelaki itu seakan lupa hari.

"Mereka akan duel, sekarang hari sabtu. Bukankah kau juga tau hal itu?"

Kata-kata Samuel membuatnya sadar, hari ini adalah hari sabtu dan hari ini adalah hari dimana Kuan Lin akan menjalani duel pertamanya. Karena mimpi buruk semalam, entah mengapa ingatannya jadi sedikit aneh, ia seperti sedang dihipnotis untuk berjalan sambil tidur.

Mimpi buruk itu seperti nyata, membuatnya merasa bahwa kehidupan asli adalah sebuah mimpi belaka.

Saat setelah semua orang menyelesaikan sarapan mereka, akhirnya mereka mulai berkeliaran di dekat koloseum Anima, menunggu duel akan dimulai. Tentu saja mereka sangat tidak sabar untuk menanti duel Kuan Lin, biasanya lelaki itu terlihat biasa saja dan tidak menunjukkan hal hebat.

Bahkan saat misi exam, ia terlihat hanya menunjukkan kecepatan dalam menyerang, tetapi mereka merasa bahwa Kuan Lin lebih dari sekedar memiliki kecepatan saja.

Hari ini wasit dalam duel Kuan Lin dan Zaria adalah Miss Tourmaline, para senior bersorak keras ketika Beryl memasuki arena duel. Semua orang menanti-nanti duel kali ini, meskipun tidak seramai ketika duel Tessa dan Cilla beberapa minggu yang lalu.

"Duel akan segera dimulai! Kedua peserta harap memasuki arena duel."

Zaria dan Kuan Lin masuk dari kedua sisi, dari tangga duduk para penonton murid Anima tampak seperti kedua kubu dalam perang. Haechan, Hyungseob, Vernon, Kun, Bambam dan Seonho membela Kuan Lin. Sementara Marsya, Shannon, Kyla, Jieqiong, Samuel dan Mingyu membela Zaria.

Di samping Haechan, ada Seungkwan yang diam-diam mendukung Zaria, karena dia masih dendam telah dihianati oleh Kuan Lin di misi quest.

Sementara Cilla dan Tessa memilih untuk diam menonton, kecuali Johnny, dia justru sudah tertidur saat pertama datang ke tempat duel.

"Duel, dimulai!"

Kuan Lin dan Zaria hanya saling melempar tatapan satu sama lain dengan tongkat yang mereka pegang dengan erat di tangan mereka.

"Kau ingin duel yang bersih atau duel yang kotor?" tanya Kuan Lin dengan senyuman miring

"Kotor atau bersih, bukankah yang penting adalah hasil akhirnya?" Zaria membalas kata-kata Kuan Lin tak kalah mengejek.

Lelaki berambut hitam tersebut mengangguk pelan,
"Kalau begitu akan kutunjukkan caranya, permainanku."

Saat itulah Kuan Lin menyerang duluan, ia berjalan cepat menghampiri Zaria sambil melempar-lempar sihir kilat dengan begitu cepat. Gadis dihadapannya harus dibuat kewalahan dalam menangkis seluruh serangannya hingga membiarkan lengan bajunya sobek akibat terkena serangan.

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang