Burung Dalam Duri (Chapter 50)

296 39 18
                                    

Jaehyun sudah kelelahan karena melawan tentara batu yang tiada habisnya, serta beberapa troll besar telah ia kalahkan. Siapapun takkan mampu melakukan hal ini seorang diri.

Ia sudah sangat lelah, tentara itu seakan tidak ada habisnya, mereka bertambah dan bertambah menjadi berkali-kali lipat. Jaehyun dikepung, di lorong ini, ia berdiri di tengah-tengahnya dengan para tentara batu yang mengepung dari sisi kanan dan kiri.

Meskipun para troll jahat yang memegang sebuah pentungan kayu yang berduri kini telah dikalahkan, namun ternyata sangat sulit untuk membunuh habis para tentara batu. Jumlah mereka terus saja bertambah.

Ia merutuki diri, jika saja ia tidak terlalu percaya pada informan bodoh, yakni Merus Tomino, maka masalah ini takkan terjadi. Pastilah ia sudah ada dalam pertempuran di luar sana, atau membantu para orang di Anima untuk menangkap para tahanan yang lepas.

Bukannya terkurung dalam markas Demo Sihir seperti orang bodoh.

Entah mengapa harga dirinya menjadi terluka, apalagi jika membayangkan bahwa dirinya akan mati di tempat ini seorang diri.

Berkali-kali Jaehyun terkena serangan dari tentara batu yang memegang pemukul keras serta pedang dari batu. Jaehyun dipenuhi luka-luka, meskipun hanya luka kecil.

"Sudah cukup main-mainnya!" kini ia mulai marah.
"Mofelus holes!"

Suara nyaring seekor kuda muncul dari tanah, menabrak para tentara baru yang berada di atasnya hingga hancur berkeping-keping. Dia adalah kuda hantu milik Jaehyun, yakni seekor kelpie bernama Roger. Jaehyun tersenyum puas saat melihat Roger menginjak-injak tentara batu di dekatnya hingga hancur.

Kuda itu memiliki pribadi yang tak jauh dengan pemiliknya.

Jaehyun menaiki Roger,
"Ayo kita keluar dari sini, dan hancurkan mereka semua," perintah Jaehyun pada kelpie cantik tersebut

Kuda itu mengangkat kedua kaki depannya lalu melaju kencang, menabrak para tentara batu hingga tak ada satupun dari mereka yang menghalangi jalan. Jaehyun pun terus menyerang pada sisi kanan dan kiri, agar tak ada tentara batu yang menyerang mereka dari segala sisi.

Seperti kilat yang berkecepatan tinggi, dia melaju kencang mencari jalan keluar.

****

Samuel terus berjalan di ruangan gelap tanpa ujung, namun kini ia tidak sendirian, ia ditemani dengan seorang pria berambut pirang berwarna biru cerah.

"Untuk mengeluarkan sihirmu pada dunia seperti ini, kau harus berpikir yang tidak logis. Kau harus berpikiran seperti halnya berada dalam dunia yang tidak masuk akal, sederhananya seperti kau berpikir bahwa awan adalah sebuah permen kapas yang mengapung," ucapnya pada Samuel

"Tapi awan bukanlah permen kapas. Awan tersebut dari uap air yang ada di bumi, dan naik ke atas langit hingga mengendap dan berubah menjadi awan," jawab Samuel, sedikit berpikir bahwa hal itu sangat konyol

Pria itu menoleh pada Samuel kemudian tersenyum tipis.

"Jadi ... kau adalah Suga? Bukan Mr. Min?" tanya Samuel

Suga tertawa pelan, membuat Samuel semakin penasaran dengan apa yang terjadi sehingga Yoongi memiliki wajah yang sangat mirip dengan Suga. Mungkin semua itu masih ada hubungannya dengan sejarah.

"Samuel. Maukah kau kuceritakan sebuah kisah, yang amat luar biasa?"

"Kisah apa?"

"Kisah dari kehidupan yang sebenarnya."

Suga melirik pada Samuel, melihat lelaki itu diam seperti orang yang sedang menunggu, tampaknya ia sudah siap mendengarkan cerita darinya.

.....

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang