Seonho berjalan masuk ke sebuah toko cupcake kesukaannya, pintu toko tersebut bergemerincing bel saat ia masuk ke dalam. Di dalam, seorang pria tengah menata ulang cupcake ataupula seorang wanita tengah duduk di kursi dekat kasir.
"Kau datang lagi?" sapa sang pria, berdiri tegak dan menghampiri Seonho untuk melayaninya.
Seonho hanya tersenyum tipis, ia meraih menu di dekatnya, membiarkan pria tersebut menunggunya sejenak.
"Aku ingin cupcake bluberry, strawberry dan nanas." Katanya pada pria di sampingnya.
Pria itu mengangguk ringan lalu pergi untuk mencarikan roti pesanan Seonho, sementara istri dari pria tersebut membawakkannya secangkir teh manis. Dengan aroma buah-buahan.
Seonho terdiam, ia menatap teh di depannya setelah menghirup aroma dari kepulan asap yang keluar dari cakir putih itu. Tentu untuk lelaki itu, ia sudah tidak asing lagi dengan aroma tersebut.
"Kali ini kau tidak bersama kekasihmu?"
Seonho menoleh dan menjadi salah tingkah atas ucapan wanita dihadapannya, entah sejak kapan detak jantungnya memacu lebih cepat hanya karena dia membahas seseorang.
"Hahaha, sepasang kekasih muda seperti kalian memang sering bertengkar." Timpal sang suami sambil meletakkan beberapa cupcake pesanan milik Seonho.
"Te-Tessa bukan kekasihku ...." gumam Seonho sangat-sangat pelan, nyaris tidak terdengar oleh kedua pasangan suami istri tersebut.
Ia ingin mengatakkannya lebih keras, tetapi entah mengapa ia menjadi kelu dan menjadi salah tingkah. Ada sedikit rasa malu dan rasa kecewa saat mendengar perkataan mereka.
Lelaki itu meminum teh yang sudah dihidangkan, teh itu memiliki aroma kesukaan Tessa, bahkan dari rasa tehnya. Itu semua karena suami istri pemilik toko ini selalu kedatangan kehadiran keduanya, mereka selalu minum teh sambil memesan cupcake. Tessa sangat pemilih, sehingga suami istri tersebut harus membuat menu teh spesial jika keduanya atau salah satunya datang.
Ada getaran dan keinginan dihati Seonho untuk menjenguk Tessa, apalagi ini sudah hari kelima sejak dia dirawat. Ia sempat melihat Haechan, Seungkwan, Hyungseob, Samuel dan Jieqiong datang untuk menjenguk Tessa.
Mereka berlima awalnya tidak memiliki rencana untuk menjenguk, tetapi karena ingin melihat bagaimana kondisi teman-temannya, akhirnya mereka menjenguk Tessa dan yang lain.
Sempat Samuel juga mengajaknya untuk menjenguk, tetapi ia masih tidak yakin untuk bertemu dengan Tessa. Setelah lebih dari sepuluh hari lelaki itu tidak bicara dengan Tessa, atau bahkan saling sapa membuat lelaki itu merasa tidak yakin.
Ia takut jika Tessa mungkin akan marah jika ia baru datang sekarang, meskipun para dasarnya ia tidak pernah melihat Tessa marah. Jadi ia memutuskan untuk tidak datang sama sekali.
Wanita penjual cupcake menghampiri Seonho, meletakkan sebuah plastik berisikan beberapa cupcake dan teh yang dibungkus rapi. Kedua mata Seonho memancarkan sinar kebingungan yang amat jelas, namun wanita penjual cupcake hanya tersenyum lebar.
"Kudengar dari Xiao, kekasihmu sedang dirawat di ruang kesehatan. Kau pasti datang ke sini karena ingin membeli kue untuknya juga, atau barangkali kau sedang sedih karena ia tidak bersamamu ...."
"Ini cupcake dari kami untuk kekasihmu itu, tolong berikan cupcake dan teh ini kepadanya dan sampaikan maaf kami karena tidak sempat menjenguk."
Seonho justru melamun, menatap plastik dihadapannya dengan pikiran kosong, memastikan apakah ia harus datang untuk menjenguk Tessa. Atau tidak datang sama sekali dan menitipkan cupcake ini kepada Mr. Zhang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]
FanficPetualangan baru di Anima dan Dimensi Sihir 18 murid baru dari seluruh dunia telah diundang. Haechan, Seungkwan dan Hyungseob trio pembuat ulah yang berisik, Seonho dan Marsya yang polos tapi pemarah, Mingyu, Jinyoung dan Kyla yang cemerlang, Jieqio...