Materi pertama dari guru baru, yakni Stephen Gamores. Guru tersebut masuk ke dalam kelas dengan ekspresi santai dengan buku yang materi di tangannya. Kedua matanya sipit dengan bola mata berwarna kuning seperti mata kucing.
Tubuhnya tinggi, rambutnya hitam dengan pakaian yang sama-sama hitam, wajahnya yang terkesan dingin namun terlihat tampan. Saat ia meletakkan buku di atas meja, ia menatap seluruh murid di dalam kelas begitu tajam. Setajam silet.
"Mr. Ahn."
Hyungseob yang sedang duduk santai langsung tegap saat namanya disebut dengan begitu sopan.
"Anda salah mengikat dasi, harap dibenarkan. Itu sangat mengganggu saya." Katanya dengan nada sedikit menyeramkan.
Buru-buru Hyungseob mengikat dasinya dengan sangat rapi, mendehem dan kembali melihat ke depan kelas. Mr. Gamores mengeluarkan tongkatnya yang berwarna hitam dan coklat.
"Lunox!"
Sebuah cahaya memercik pada angin, berubah menjadi sosok makhluk aneh, pendek dan sedikit menyeramkan. Wajahnya mirip seperti wajah katak yang diinjak traktor, telinga panjang runcing, tubuh kurus hingga tulang-tulangnya terlihat jelas.
Kulit tubuhnya berwarna abu-abu, dan keriput dimana-mana, serta bola mata berwarna aneh.
"Nama makhluk yang kalian lihat ini adalah Jembalang."
"Jembalang adalah makhluk kecil kerabat Troll yang sangat berisik, jika ia bicara ... suaranya akan terdengar hingga 10 meter, bahkan teriakan atau tawa Jembalang sangatlah mengganggu. Jembalang tinggal bercampur dengan para Pixie namun di tempat koloni yang berbeda. Jembalang adalah makhluk yang suka bersenang-senang, itu sebabnya Jembalang senang bermain ...."
"Tak hanya kemampuan suaranya yang sangat berisik ... Jembalang juga dapat melompat dengan sangat tinggi dan sangat jauh. Meskipun begitu Jembalang adalah makhluk yang tertutup, mereka tidak suka bermain atau akrab dengan orang-orang dari koloni lain."
Mr. Gamores menatap para murid, menuliskan sesuatu di papan tulis tentang poin yang harus diingat dan harus ditulis. Ia baru ingat bahwa materi miliknya belum diterbitkan menjadi buku, alhasil ia harus meminta para murid untuk mencatat di buku mereka.
"Suara Jembalang bisa dikatakan begitu mengerikan, karena suaranya bisa mampu memecahkan kaca, membuat bayi menangis, sapi terkena ayan, serta gejala buruk lainnya seperti beri-beri, amnesia, dan muntaber." Ujarnya sambil tersenyum.
Para murid tertawa atas leluconnya, mereka sempat mengira bahwa Mr. Gamores akan menjadi guru galak seperti Mrs. Velleron atau Wonwoo, tetapi rupanya ia adalah guru dengan guyonan yang cukup menarik. Namun beberapa detik kemudian ia langsung kembali fokus mengajar.
Sambil menjelaskan materi, Mr. Gamores melirik ke arah Bambam yang sudah mengantuk, atau Johnny yang sudah nyaris tertidur.
"Kalian ingin mendengar suara Jembalang?" tanyanya.
Para murid saling menatap satu sama lain dengan tidak yakin, kemudian Mr. Gamores kembali mengayunkan tongkatnya. Jembalang di sampingnya membuka mulutnya yang lebar, lalu ...
"HAHAHAHAHAHAHA!!"
Suara tawa Jembalang itu berhasil membuat Johnny terjungkal dan Bambam terbelalak terkejut. Murid lainnya langsung menutup telinga mereka yang sedikit berdenging karena suara tawa Jembalang tersebut.
Lukisan-lukisan makhluk aneh di dinding berjatuhan, lampu gantung yang menerangi kelas bergerak-gerak, kaca lemari di sisi ruangan bergetar kemudian pecah tak tersisa.
Saat suara tawa Jembalang tersebut terhenti, yang tersisa di kelas hanyalah tatapan tidak percaya serta setres dari para murid.
Shannon yang nelamun dengan mata merah seperti ingin menangis, Marsya sudah menangis, Kuan Lin terus meringis sambil memegangi kedua telinganya.
Kyla sedikit mengomel pelan, Cilla mengusap telinganya beberapa kali.
Sementara Johnny sudah pingsan di tempat dan Samuel berusaha membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]
Fiksi PenggemarPetualangan baru di Anima dan Dimensi Sihir 18 murid baru dari seluruh dunia telah diundang. Haechan, Seungkwan dan Hyungseob trio pembuat ulah yang berisik, Seonho dan Marsya yang polos tapi pemarah, Mingyu, Jinyoung dan Kyla yang cemerlang, Jieqio...