Lagi-lagi malam hari yang dingin dan gelap, Mingyu terlelap dalam mimpi indah. Sebuah lampu tidur yang lupa ia matikan masih terus bersinar, menerangi sebuah buku di atas nakas.
Buku itu sedikit mengeluarkan cahaya, kemudian halaman buku terbuka dengan sendirinya, seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Mingyu tak menyadari apapun, ia masih tidur dengan begitu nyenyak.
Secara perlahan buku di atas nakas melukiskan sebuah gambar, yakni gambar seorang gadis kecil yang tengah duduk di atas ranjang, tengah melakukan sesuatu, pada segumpal bola benang tebal.
Saat itulah ekspresi tenang Mingyu kian berubah.
Mimpinya berganti, menjadi sesuatu hal yang lain, tadinya ia memimpikan pertemuan keluarga yang membosankan. Kemudian mimpi itu berubah menjadi seorang gadis yang tengah merajut sebuah benda untuk musim dingin.
Di luar masih siang hari yang bersalju, Mingyu menatap sekeliling, ia melihat sebuah ruangan yang tersusun rapi. Beberapa foto terpajang di atas rak buku setinggi satu meter setengah, di lantainya terdapat sebuah karpet bundar berwarna merah.
Ruangan itu tercium aroma buah yang segar, tempat itu memiliki sebuah dinding khusus dari kaca yang dapat membuat siapapun melihat ke luar ruangan.
Mingyu mendekat, ia berdiri di samping depan gadis kecil tersebut, sosoknya yang berambut bergelombang berwarna hitam. Dia memiliki wajah yang sangat manis dan kulit putih bersih.
Mengingatkan Mingyu akan sosok Tessa.
Sesosok wanita paruh baya berambut hitam tiba-tiba membuka pintu setelah mengetuk sebanyak tiga kali. Gadis kecil itu menoleh, tersenyum melihat sang ibu yang datang.
"Ada kabar gembira?" tanya wanita itu.
Gadis kecil mengangguk dengan senyuman lebar,
"Aku akan menyelesaikan rajutan pertamaku malam ini, hehe."Mingyu terdiam, menatap keduanya, wanita itu entah mengapa sangat mirip dengan Limerta, salah satu dari 12 penyihir yang muncul dalam mimpinya.
"Berarti dia anak Limerta yang semasa dalam kandungan, diberikan minuman ramuan oleh Loverus, rupanya begini wajahnya. Entah kenapa wajahnya mirip Tessa ...." Mingyu berujar pada dirinya sendiri.
Limerta menjawab dengan gelengan,
"Kabar gembiranya adalah. Ibu akan menemanimu di rumah, malam ini."Gadis kecil itu tampak begitu gembira saat ibunya berkata akan menemaninya malam ini, itu artinya mereka akan memiliki banyak waktu untuk bicara.
"Kalau begitu aku mau mendengar cerita sebelum tidur."
"Tapi sebelum itu, ibu akan masak dulu. Kau mau makan apa, Sayang?"
"Mengapa ibu menanyakannya, aku akan memakan semuanya."
Limerta tertawa pelan mendengar ucapan anak manisnya, lalu dia berlalu untuk membuat makan malam mereka berdua. Membiarkan gadis kecilnya terus merajut sambil bersenandung pelan.
Mingyu tidak tau mengapa dia ada di sini, tetapi sepertinya setiap peristiwa adalah sebuah batu loncatan untuk peristiwa yang besar. Ia sangat yakin akan hal itu.
Dukk! Dukk!
Seseorang melempari dinding kaca gadis kecil itu dengan kerikil, Mingyu menoleh, melihat sebuah lelaki muda tengah mengintip.
"Jangan mengintip, Lori."
Kemudian barulah sosok lelaki muda itu terlihat, ia tersenyum lebar saat melihat gadis kecil di dalam ruangan tersebut menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]
FanficPetualangan baru di Anima dan Dimensi Sihir 18 murid baru dari seluruh dunia telah diundang. Haechan, Seungkwan dan Hyungseob trio pembuat ulah yang berisik, Seonho dan Marsya yang polos tapi pemarah, Mingyu, Jinyoung dan Kyla yang cemerlang, Jieqio...