Samuel berlari kencang dengan tidak beraturan, ia terus menoleh kebelakang, melihat Bambam mengejarnya dengan sekuat tenaga.
"Apolus!" Bambam mulai menyerang dengan mantra api biru.
Samuel menghindar dari api biru milik Bambam, ia mulai lelah berlari, kakinya mulai melambat, ia kesal setengah mati. Ia juga bingung mengapa mereka mengejarnya tanpa henti.
Bambam lagi-lagi mengangkat tongkat,
"Consesus Monera!" sebongkah batu besar membuat kedua mata Samuel terbelalak, batu itu terbang mengejarnya.Buru-buru Samuel bertindak,
"Rigescunt indutae!" Samuel mengeluarkan mantra udara pembeku.Udara dingin yang keluar dari tongkat Samuel membuat bongkahan batu yang mengejarnya berubah menjadi bongkahan batu dilapisi es. Batu itu jatuh ke lantai dengan suara keras. Sialnya, Bambam tersandung batu tersebut hingga terjungkal.
Samuel sambil terus berlari, melirik ke belakang, melihat Bambam yang terjungkal, iapun memanfaatkan saat-saat itu untuk meloloskan diri. Ia mengarahkan tongkat miliknya ke atas kepala, mengetuk tongkat itu pada kepalanya sendiri.
"Veritasil nos mertos elemen."
Dengan begitu Bambam tidak tau dimana Samuel berada, karena lelaki itu menggunakan mantra tidak kasatmata untuk kabur.
****
Di lorong lain, Zaria tengah berusaha keras menghindari serangan beruntun dan bertenaga dari Cilla. Ia terkejut saat melihat Cilla di ujung lorong, lalu gadis itu langsung menyerangnya tanpa berhenti.
"Famos hokus."
Sebuah tumbuhan berduri keluar dari tongkat Cilla, merambat ke dinding dan menarik kaki Zaria.
"Aaagghh!"
Gadis itu merintih kesakitan, merasakan kakinya yang dibalut kaus kaki menjadi terluka akibat duri yang menyayat kakinya. Di depan sana, Cilla tersenyum dengan puas, ia menarik sihirnya secara perlahan seperti menarik sebuah tali coboy yang mengikat kaki sapi.
Zaria harus menahan rasa sakit di kakinya dan amarahnya, terutama ketika ia semakin terseret dan kini ia sudah dihadapan Cilla.
"Seharusnya kau tidak melawan jika tidak ingin terluka."
Zaria hanya mendongak, menatap Cilla dengan intens sebelum akhirnya ia tersenyum miring dalam kepanikan. Kedua alis Cilla mengerut, tak menyangka bila Zaria masih mampu tersenyum.
"Kau bicara seolah-olah kau ingin membunuhku." Ujar Zaria.
Kini Cilla ikut tersenyum,
"Aku hanya perlu melakukannya, kan?""Ventum."
Bwooosshh
Cilla terlempar dan menabrak dinding lumayan keras saat sebuah angin yang datang dari belakang Zaria, menerpanya tanpa ampun.
Zaria menoleh kebelakang, awalnya ia tidak melihat apapun sampai tiba-tiba sosok Johnny muncul bagai hantu di siang hari. Rupanya lelaki itu menggunakan mantra tidak kasatmata.
"Johnny Seo ...." kata Cilla parau, sambil menahan sakit dan sesak akibat membentur dinding dengan sangat kuat.
Johnny membantu Zaria berdiri, gadis itu bergumam terima kasih dan Johnny hanya mengangguk ringan, lalu keduanya menghilang dengan mantra teleportasi.
****
Samuel bertemu dengan Mingyu di lorong, keduanya berjalan bersama untuk mencari ruangan petunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]
FanfictionPetualangan baru di Anima dan Dimensi Sihir 18 murid baru dari seluruh dunia telah diundang. Haechan, Seungkwan dan Hyungseob trio pembuat ulah yang berisik, Seonho dan Marsya yang polos tapi pemarah, Mingyu, Jinyoung dan Kyla yang cemerlang, Jieqio...