Mion mengetuk pintu rumah Mr. Hans, masih sedikit merasa ngeri dengan apa yang mungkin ditemuinya. Setelah menunggu satu menit, barulah Mr. Hans muncul dari balik pintu, tanpa senyuman ataupun ekspresi lain.
Wajahnya tampak semakin muram dengan lingkaran mata yang terlihat jelas di wajahnya. Lelaki itu menatap Mion.
"Miss Ophiel," suara Mr. Hans tampak lebih parau dari biasanya.
Mr. Hans mempersilahkan Mion masuk. Dia meminta Mion untuk duduk serta berniat untuk membuat teh, dia tampak lesu. Saat pria itu kembali dengan teh beraroma melati, pria paruh baya tersebut melihat gelagat khawatir dari Mion.
"Jangan khawatir, Nak, aku sudah berhasil melepaskan diri dari sihir." Mion tidak tau bagaimana cara Mr. Hans dapat membebaskan diri, tetapi jika dilihat-lihat pria paruh baya tersebut tampak baik-baik saja.
"Kumohon, Miss Ophiel. Aku minta maaf atas perilaku dan perbuatanku semalam. Aku bukan diriku sendiri."
"Saya tau." Mion berusaha tersenyum lembut.
Gadis itu mulai mengeluarkan benda-benda dari Medion guna untuk mengecek keadaan Mr. Hans.
"Saya datang ke sini karena adanya laporan bahwa anda sering lupa ingatan." Tukas Mion.
Mr. Hans mengangguk ringan,
"Tidak 'sering' tetapi saya merasa ada yang kurang pada diri saya, seperti melupakan sesuatu yang amat penting.""Apakah anda pernah mencari tau?"
Pria itu mendongak sekilas lalu mengangguk ringan,
"Saya berusaha untuk mengingatnya ataupun mencari cara agar mengingat sesuatu yang saya lupakan. Namun anda sendiri tau, tidak ada mantra untuk membatal sihir pelupa."Mion mengangguk mengerti, beberapa bulan atau bahkan sejak Mion bekerja di TS dan Penemuan Sihir, ia sering melihat orang-orang yang sedang berusaha mencari cara untuk membatalkan mantra pelupa. Namun sejak dulu mantra itu belum tercipta.
Jika sudah seperti ini seharusnya Mr. Hans tau bahwa meminta bantuan pada Medion akan sangat tidak berguna. Namun Mion tetap berupaya, ia tetap memberikan Mr. Hans sebuah batu yang sudah diberi mantra untuk menghindari sihir pelupa.
Mungkin batu itu takkan membuat Mr. Hans teringat akan apa yang ia lupakan, setidaknya pria itu tidak akan terserang mantra pelupa lagi.
"Saya akan mencari cara agar membuat mantra pelupa anda menghilang." Ujar Mion sambil tersenyum simpul.
Tugas Mion sudah selesai, gadis itu segera berdiri, namun Mr. Hans mengikuti gerakkan, menarik pergelangan kecil Mion. Gadis tersebut menoleh kebelakang, melihat Mr. Hans memasang ekspresi sedikit takut.
"Saya tidak yakin, tapi sepertinya hal yang saya lupakan adalah sesuatu tentang Demo Sihir. Tentang Valoe, tentang seseorang dari Inggris, dan tentang seorang lelaki keturunan asli dari penyihir."
"Saya mengingat tentang datangnya tamu yang tidak dikenal empat hari yang lalu, kami membahas tentang hal yang tidak dapat kuingat, saya berbicara seakan seperti setengah tertidur. Saya yakin, mereka telah merencanakan sesuatu, anda harus berhati-hati."
Mion dapat melihat wajah takut dari pria tersebut, ia tersenyum, mengangguk pelan sambil memegang tangan Mr. Hans yang menggenggam pergelangannya.
"Saya mengerti Mr. Hans ...."
"Tapi untuk sekarang, tolong, beristirahatlah ...." katanya selembut mungkin."Tapi ...."
"Kumohon, Mr. Hans, beristirahatlah."
Mr. Hans melepas pergelangan Mion, ia terangguk pelan memperbolehkan Mion untuk segera pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/127319925-288-k688343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]
FanficPetualangan baru di Anima dan Dimensi Sihir 18 murid baru dari seluruh dunia telah diundang. Haechan, Seungkwan dan Hyungseob trio pembuat ulah yang berisik, Seonho dan Marsya yang polos tapi pemarah, Mingyu, Jinyoung dan Kyla yang cemerlang, Jieqio...