Samuel & Sleeping Brother (Chapter 3)

515 44 2
                                    

"Minerus ...." seorang lelaki berumur 17 tahun sedang menyelinap di Perpustakaan Anima pada malam hari.

"Dimana ... dimana ... dimana ... dimana ...." ia bergumam dengan tangan bergetar sambil terus membuka lembaran buku dengan cepat.

Ia membuat tongkat sihirnya menangkap energi negatif dari dalam hatinya sendiri hingga cahaya yang keluar dari ujungnya untuk menerangi ia membaca, beberapa kali menjadi redup lalu kembali terang.

Ketika sebuah tulisan dengan huruf besar dan tebal tertulis di buku tersebut, menunjukkan sebuah judul pada bab 3 MENGHILANGKAN PENGARUH MIMPI

Buru-buru ia merobek kertas tersebut dan kembali meletakkannya di atas rak buku, kemudian berjalan cepat keluar dari Perpustakaan sebelum Mrs. Bertha kembali ke Perpustakaan.

Di lorong Anima pada jam setengah dua belas malam terasa sangat gelap, lampu-lampu yang terang diganti dengan lampion berwarna kuning. Namun beberapa diantara lorong justru dibiarkan gelap agar para murid tidak berkeliaran.

Diantara seluruh gedung, hanya Menara Guru yang masih tampak terang, karena guru memiliki kesibukan masing-masing di dalam ruangannya. Namun beberapa diantara Menara Guru yang tersusun, hanya beberapa saja yang lampunya masih menyala.

Entah sejak kapan Anima menjadi lebih lebar dan lebih megah, dengan lukisan-lukisan ciptaan Mr. Yan An yang terpajang setiap lorong. Lelaki itu terus berjalan cepat menuju gerbang asrama yang sudah tertutup rapat, tanpa menyadari lukisan-lukisan tersebut terus meliriknya penuh curiga dari ekor mata mereka.

Sebelum ia sampai pada lorong berikutnya, lelaki itu menghilangkan mantra cahaya pada tongkatnya, membiarkannya berjalan dalam kegelapan.

"Astaga, kenapa disini gelap sekali ...." lelaki itu bergumam pada dirinya sendiri, tetapi ia tidak ingin mengambil resiko dengan ketahuan oleh seseorang.

Namun tiba-tiba seseorang mendorongnya ke dinding, ia meringis kesakitan, kemudian sosok gelap di depannya mulai terlihat dengan tongkat berwarna perak dan hitam yang teracung kearahnya dengan cahaya di ujungnya.

Wajah dingin itu terlihat semakin dingin saat tatapan mereka beradu, kemudian lelaki itu mendesis pada udara.

"Sedang berjalan-jalan dalam kegelapan. Samuel Kim." Katanya begitu datar tanpa nada.

Siapa lagi jika bukan Jeon Wonwoo. Guru sihir Racun dan Ramuan yang baru.
Matanya yang tajam melirik kearah genggaman Samuel.

"Apa yang kau bawa?"

Dengan satu tarikan paksa ia mengambil kertas di dalam genggaman Samuel, melihatnya kemudian menyipit. Sungguh, tiada guru yang lebih menyeramkan selain Wonwoo. Atau mungkin Miss Lily jika memang dia bertingkah seperti ini.

Namun tampaknya ia tidak terlalu curiga, ia kembali menyerahkan kertas itu pada Samuel kemudian berjalan mendekati gerbang asrama yang terkunci.

"Rosferaden." Ucapnya pada gembok gerbang asrama, kemudian terdengar suara 'Klang' kuat hingga gerbang itu terbuka.

Setelah membuka pintu gerbang, Wonwoo kembali menatap kedua mata Samuel tanpa ampun. Berhasil membuat lelaki itu menahan napas untuk kesekian kalinya.

"Aku tidak tau apa yang kau lakukan disini ...." Wonwoo mengarahkan tongkatnya yang bercahaya pada leher Samuel, membuatnya mendongak dan menatapnya dengan takut.

"Menyelinap di malam hari dengan gerak-gerik yang mencurigakan ...."
"Tapi karena kau masih baru, maka aku akan membiarkanmu. Tapi jika hal ini sampai terulang lagi. Jangan harap gerbang itu akan terbuka untukmu."

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang