Para penyihir sudah diberikan peringatan tentang adanya perbedaan pendapat diantara mereka, seperti layaknya seorang pemberontak yang akan menghancurkan sesamanya sendiri.
Akan tetapi sesuatu yang luar biasa telah terjadi ....
Para murid yang berjalan di lorong itu mendengar suara gemuruh yang luar biasa keras dari luar Anima. Asap debu bahkan sampai bertebaran seperti sebuah tsunami.
Suara gemuruh keras itu tampak terdengar seperti sebuah musibah gempa, beberapa murid yang penasaran harus melihat ke kanan dan ke kiri. Ataupun mereka yang takut lebih memilih untuk diam.
Beberapa guru di dalam ruangan melihat dari balik jendela, salah satunya tentu saja Wonwoo. Dengan teropong miliknya ia bisa melihat sesuatu, yakni sebuah menara besar yang pecah dan roboh di suatu tempat.
Kedua mata hitam dan tajamnya melirik pada sebuah pena bulu yang menulis dengan sendirinya di sebuah secarik kertas.
"Tulis apa yang kukatakan ...."
"Semuanya sudah menjadi taruhan, jika salah langkah bisa saja membuat semuanya ikut hangus."
"Permainan, akan berakhir sekarang juga." Ia berkata dengan kedua mata menatap dengan tajam ke arah menara yang hancur.
Kehancuran bagi para penyihir Dimensi Sihir, sudah berada di depan mata mereka.
****
Seekor burung gagak terbang tak terkendali ke sebuah menara yang hancur, ditemani oleh seekor singa, seekor burung jalak bali, seekor burung unta dan beberapa burung lainnya.
Burung gagak itu berubah menjadi seorang Min Yoongi yang menatap sekitar dengan penuh rasa amarah yang luar biasa. Ia datang kesini saat setelah menerima surat dari seekor burung yang dikirim oleh Wonwoo dari Anima, tentang adanya kekacauan hebat.
Yoongi menatap sekeliling penuh emosi, terutama saat melihat para penyihir yang tertimpa bangunan dan ada yang sudah terbujur tak bernyawa.
Singa jantan yang besar di belakang Yoongi, melihat tangan pria itu yang mengepal kuat hingga kulit putihnya menjadi memerah.
Dari balik tindihan puing-puing menara, seseorang tampak berusaha ingin keluar, segera mereka menghampiri orang tersebut. Menyingkirkan puing-puing yang menimpanya dengan sihir levitasi.
Di balik puing itu, terdapat Demian yang sedang berusaha untuk menahan rasa sakit, darah sudah berceceran dimana-mana, kakinya patah dan kepalanya terluka.
Burung jalak bali yang berubah menjadi seorang lelaki bernama Adit, atau seekor burung unta yang berubah menjadi seorang wanita bernama Leora menghampiri. Jungkook menarik Demian dan menyangga kepalanya di atas paha, membiarkan pria itu bernapas bebas.
Demian tampak tidak baik-baik saja, langsung para Medion yang dibawa oleh Yoongi, mengobati Demian dan mencari siapa saja yang selamat.
"Ini gawat, pendarahannya takkan bisa dihentikan, perutnya sudah sobek, sepertinya dia tertusuk oleh kayu menara." Ucap salah satu Medion yang sedang mengobati Demian.
Pria itu tampak kesusahan, namun dia tetap mampu menatap Yoongi dan menggerakkan bibirnya untuk bicara.
"To ... ngkat ... Mr. Ban, bu, rus. Mereka ... me-memilikinya, De-Demo Si-Sihir ... Kyo ... ya."
Terlambat.
"Gawat! segera ambil ramuan penahan!" perintah kedua Medion pada anggotanya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]
Fiksi PenggemarPetualangan baru di Anima dan Dimensi Sihir 18 murid baru dari seluruh dunia telah diundang. Haechan, Seungkwan dan Hyungseob trio pembuat ulah yang berisik, Seonho dan Marsya yang polos tapi pemarah, Mingyu, Jinyoung dan Kyla yang cemerlang, Jieqio...