Chapter Spesial 1

261 35 8
                                    

Jungkook terdiam di depan danau buatan, menatap tempat itu dengan tatapan kosong yang penuh dengan keheningan. Kali ini ia bukan nelamun karena Mion yang mengatakan bahwa mereka hanyalah sebatas teman. Tidak.

Sekarang mereka sudah memiliki hubungan khusus, dan seluruh teman-temannya bahkan murid-murid di siklus 22 hingga para guru mengatainya 'beruntung'.

Tetapi kali ini ia nelamun karena suatu alasan.

Karena ia tengah merindukan seseorang.


Flashback

Kyoya menatap Jungkook dengan penuh amarah saat Jungkook berhasil membuat tangannya mengalami patah tulang. Keduanya sama-sama tersenggal dan kehabisan tenaga, namun bukan berarti mereka tidak ingin mengakhiri semua ini.

"Ligolista niftachiv monder!"

Saat mantra itu terlontar dari tongkat Kyoya, tiba-tiba Jungkook merasakan tubuhnya seakan tertarik ke dalam sebuah magnet. Dan tiba-tiba rasa kantuk yang luar biasa menguasainya hingga tubuh itu ambruk sebelum mantra Kyoya sampai pada dirinya.

Disaat bersamaan langkah seekor kuda mendekat,
"Monder fos occidit tronus!" samar-samar Jungkook mendengar seseorang mengucapkan mantra itu.

Kedua matanya yang masih mampu terbuka, berubah menjadi warna kekuningan hingga pada akhirnya kedua mata itu tertutup.

Seakan masuk ke dalam dunia mimpi, Jungkook berdiri di tengah padang rumput yang sangat luas seakan tidak memiliki ujung.

"Jungkook ...."

Ia menoleh saat tiba-tiba seorang pria berambut jingga menatapnya dengan tatapan sayu. Seperti seseorang yang merasakan kebahagiaan.

"Si-siapa kau?!" tanya Jungkook sedikit bingung.

Jungkook mencari-cari tongkat sihirnya, namun tongkat itu tidak ada dimanapun, seakan seperti ia tengah dipermainkan. Orang itu mendekat padanya, dan berdiri di depannya. Membuat Jungkook dapat melihat wajah itu dengan seksama.

"Kau, Loverus." Gumam Jungkook saat menyadari orang di depannya.

Perlahan sebuah senyuman terpasang jelas di bibir Loverus,
"Haha, maaf sudah membawamu pada alam mimpi. Kau tau? Aku menanamkan sihir ini padamu saat kau masih bayi, dan sihir ini akan aktif jika kau akan diserang dengan mantra berbahaya tanpa bisa menghindar."

Jungkook mematung saat melihat senyuman Loverus, seperti seseorang yang merasakan keasingan namun kebahagiaan secara bersamaan. Suara dan wajahnya terlihat asing, tetapi ia merasa begitu merindukannya.

"Jungkook. Kau ... kenal aku, kan?"

Jungkook tertawa pelan seperti suara seseorang yang merasa bahagia
"Aku ... sejak dulu ... ingin bertemu denganmu,"
"Paman."

Perlahan senyuman Loverus menghilang, berubah menjadi tatapan sedih yang sesaat ia tunjukkan karena melihat kedua mata Jungkook yang memerah dan terlihat berair. Lalu raut sedih itu berubah menjadi sebuah tawa pelan.

"Hei, kenapa kau menangis. Kau ini cengeng sekali."

Jungkook menghapus air matanya dan membalas raut ceria Loverus dengan ekspresi tanpa senyum atau kesedihan.

"Aku sudah menanti saat-saat ini. Untuk mendengar semuanya darimu." Ujarnya dengan nada serius.

Loverus mendengus pelan, dia sudah tau jika Jungkook cepat atau lambat akan mengatakan hal ini padanya. Dia berpaling dari Jungkook, kemudian memilih duduk di atas rerumputan dengan memunggunginya.

"Tidak bisakah kita membahas hal itu nanti? Apakah hanya segitu saja rasa senangmu setelah melihatku?"

Jungkook memutar bola matanya malas, padahal dulu ia mengira bahwa Loverus adalah sosok penjahat yang pemberani dan hebat. Nyatanya dia hanyalah seorang pria biasa yang sangat pencemburu.

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang