Materi Spesial (Chapter 37)

235 32 2
                                    

Duel sihir antara Hyungseob dan Samuel akan dimulai dalam waktu beberapa menit lagi, para tangga penonton sudah dipenuhi orang-orang. Para senior juga terlihat sangat antusias, terutama Mion dan Taehyung yang kini duduk agak berjauhan karena anak didiknya akan berduel.

Namun Mion teralihkan dari Taehyung saat melihat seorang nenek-nenek berjalan masuk dan duduk di Koloseum Anima bersama seorang bocah kecil. Gadis itu langsung tersenyum lebar lalu menghampiri mereka.

"Nek, anda datang?" tanyanya.

Nenek tua tersebut tersenyum, membiarkan cucunya duduk di tangga penonton dengan penuh rasa penasaran dan semangat.

"Saya ingin memperkenalkan Dimensi Sihir lebih dalam terutama Anima kepada William."

Para senior menatap Mion yang tengah bicara pada nenek-nenek disana membuat Taehyung, Ten, Lisa, Joo Hyeon dan Yuto merasa penasaran.

Hari ini Mr. Hope yang akan menjadi wasit, pria ceria tersenyum cerah pada semua orang yang datang. Menatap Mr. Jin yang sudah mengacungkan jempol sebagai tanda bahwa pembatas sudah dibuat.

Lalu ia juga melihat Mr. Zhang dan Kanna sudah siap di tangga kanan dan kiri, menunggu acara duel selesai.

"Duel Samuel Kim dan Ahn Hyungseob akan segera dimulai!"
"Kedua peserta harap memasuki arena duel."

Samuel sedang duduk di tangga nomor dua bersebelahan dengan Mingyu, langsung berdiri dan turun ketika namanya dipanggil. Begitu pula dengan Hyungseob yang tampaknya begitu percaya diri bahwa dia akan menjadi pemenangnya.

Ketika kedua peserta sudah berada di arena, Mr. Hope menatap keduanya kemudian mengambil langkah mundur menuju garis aman.

"Duel, dimulai!"

Samuel tidak mengangkat tongkat, yang pertama melakukannya adalah Hyungseob, lelaki itu langsung menyerang dengan mantra kilat. Namun Samuel berhasil menghindari serangan Hyungseob.

Rupanya seperti yang diduga, bahwa Hyungseob akan terus menyerang tanpa berhenti sama sekali. Kedua kaki Samuel secara bergantian mengambil langkah mundur dan Hyungseob semakin maju sambil terus melayangkan serangan.

Samuel nyaris saja terkena serangan Hyungseob, namun lelaki itu tetap saja belum mengangkat tongkatnya. Hingga saat Hyungseob menginjak tanah yang sudah dipijak oleh Samuel, mendadak lelaki itu masuk ke dalam tanah seperti tersedot ke dalam pasir hisap.

Hyungseob terbelalak, Samuel mendekat lalu merebut tongkat ditangannya secara paksa.

"Kembalikan tongkatku!" ujar Hyungseob kesal.

"Bertarung itu dengan otak, bukan dengan kekuatan." Jawab Samuel sambil memasang cengiran khasnya.

"Jadi maksudmu, aku tidak punya otak?!" Hyungseob bersungut-sungut karena merasa tersindir.

"Transera nos." Hyungseob berubah menjadi transformasinya, yakni seekor burung Paradiseaea Rubra.

Samuel sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi, ia berjongkok lalu mengeluarkan rempah-rempah yang ia beli sekantung kecil dari toko Xiao. Tak disangka jika Hyungseob yang sedang berubah menjadi burung langsung turun dan memakani makanan tersebut layaknya seekor burung biasa.

Geram, pasti, setelah sadar akan pikiran manusianya lelaki itu langsung menghujam Samuel dengan tatapan marah.

"Apa yang kamu lakukan?!" ucap Hyungseob sambil mengelap bibirnya sambil masih merasakan rasa rempah-rempah barusan.

Samuel hanya mengangkat bahu,
"Bukankah saat semua orang melakukan transformasi menjadi hewan, pikirannya bisa menjadi pikiran hewan juga? Perpustakaan Mrs. Bertha, datanglah kesana untuk belajar."

[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang